11
kurikulum ini. 2 Isi, bidang studi, atau mata pelajaran –
apa yang akan kita masukkan dan tidak dalam kurikulum. 3 Metode atau prosedur
– apakah metode atau pendekatan mengajar yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan atau outcome ini. 4 Evaluasi dan penilaian
– bagaimana mengetahui bahwa tujuan dalam kurikulum telah dicapai. Hal tersebut hampir sama
dengan pendapat Stake dalam Hasan, 1988 yang menyatakan bahwa kurikulum adalah termasuk apa
yang direncanakan guru, proses pelaksanaan rencana tersebut, serta hasil dari proses pelaksanaan rencana
tadi. Menurut definisi ini kurikulum bukan hanya sekedar evaluasi hasil belajar.
Jadi dari berbagai definisi kurikulum bisa disimpulkan bahwa kurikulum adalah sebuah rancangan
untuk peserta didik yang berisi tujuan apa yang ingin dicapai, apa saja yang harus dipelajari, metode
mengajarkan, bagaimana menilai tujuan telah dicapai. Empat hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Tim
Dosen UPI 2010 yaitu bahwa kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen tujuan, isi,
metode dan evaluasi.
2. Pelaksanaan Kurikulum
Menurut Mulyasa 2008 pelaksanaan kurikulum adalah suatu proses penerapan ide, konsep, dan
kebijakan kurikulum kurikulum potensial dalam suatu aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai
seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan. Jadi
pelaksanaan kurikulum
12
merupakan hasil terjemahan guru terhadap kurikulum yang dijabarkan dalam silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran sebagai rencana tertulis. Pelaksanaan
kurikulum sebagai
proses ini
direalisasikan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan prinsip dan tuntutan kurikulum yang telah
dikembangkan sebelum
itu bagi
suatu jenjang
pendidikan atau sekolah-sekolah tertentu. Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua yaitu pelaksanaan
kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah kepala sekolah
dan pada tingkatan kelas yang berperan adalah guru Suryosubroto, 2004.
Kurikulum direncanakan atau dikembangkan sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah,
tuntutan lingkungan, ataupun fungsi dan visi misi dari satuan pendidikan. Namun dalam pelaksanaannya hal
tersebut belum tentu berjalan seperti yang telah direncanakan karena berbagai faktor diantaranya guru,
siswa, dan sarana prasarana. Menurut Sauri 2010, faktor kompetensi sebagai
seorang guru sangatlah penting. Sasaran pekerjaannya yaitu peserta didik akan berkualitas atau tidak
tergantung sejauh mana guru bisa menempatkan diri sebagai
pendidik yang
memiliki kapasitas
dan kompetensi untuk mengarahkan peserta didiknya.
Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengatur bahwa ada
empat kompetensi yang perlu dimiliki seorang guru yaitu kompetensi
pedagogis, kepribadian,
sosial dan
13
profesional. Menurut Peraturan Pemerintah tersebut dijelaskan masing-masing sebagai berikut:
Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman
terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan beraklak mulia.
Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas
dan mendalam
yang memungkinkannya
membimbing peserta
didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan. Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Selain itu sebelum merencanakan kurikulum, guru dituntut untuk memahami peserta didik dengan baik.
Pengenalan terhadap peserta didik dalam interaksi belajar mengajar merupakan faktor mendasar dan
penting agar guru memahami dan menghargai keunikan cara
belajar, kebutuhan
perkembangan, minat,
kemampuan serta karakteristik mereka dan pada akhirnya
mencapai tujuan
pembelajaran yang
diharapkan Sutarmanto, 2012. Sedangkan, peserta didik atau siswa adalah
sasaran atau target dari kurikulum yang direncanakan. Menurut Undang-
undang No.20 Tahun 2003, “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi
diri melalui
proses
14
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu
”. Komponen lain yang mempengaruhi kelancaran
pelaksanaan kurikulum adalah sarana prasarana. Penyediaan sarana yang memadai bisa menunjang hasil
pembelajaran. Seperti yang ditulis Djatmiko 2006 bahwa sehebat apapun guru dalam menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, tanpa didukung oleh sarana prasarana yang memadai maka hasil yang diharapkan
tidak dapat dicapai secara maksimum. Oleh karena itulah, dalam pelaksanaan kurikulum
ketiga hal tersebut perlu juga diperhatikan supaya menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
dalam kurikulum.
B. Evaluasi Kurikulum