Evaluasi Kurikulum Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Usia Dini Studi Pada Taman Kanak-kanak Bethany School Salatiga T2 942011016 BAB II

14 pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu ”. Komponen lain yang mempengaruhi kelancaran pelaksanaan kurikulum adalah sarana prasarana. Penyediaan sarana yang memadai bisa menunjang hasil pembelajaran. Seperti yang ditulis Djatmiko 2006 bahwa sehebat apapun guru dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tanpa didukung oleh sarana prasarana yang memadai maka hasil yang diharapkan tidak dapat dicapai secara maksimum. Oleh karena itulah, dalam pelaksanaan kurikulum ketiga hal tersebut perlu juga diperhatikan supaya menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

B. Evaluasi Kurikulum

Dalam bukunya, Arikunto dan Jabar 2010 menyimpulkan beberapa pendapat dari ahli tentang evaluasi yaitu kegiatan mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Demikian pula dalam evaluasi kurikulum. Niekerk 2003 mengambil beberapa definisi dalam tulisannya, pertama menurut Kelly 1989 menyatakan bahwa evaluasi kurikulum adalah proses dari usaha-usaha yang tujuannya adalah mengukur nilai dan efektivitas dari setiap hal penting dalam kegiatan pendidikan. Kemudian Cronbach 1963 mendefinisikan evaluasi secara lebih luas sebagai mengumpulkan dan menggunakan informasi untuk membuat keputusan 15 menyangkut program pendidikan. Ketiga Davis 1981 mendeskripsikan evaluasi kurikulum sebagai proses dari menggambarkan, mendapatkan dan menyediakan informasi yang berguna untuk membuat keputusan dan penilaian tentang kurikulum. Dari definisi-definisi tersebut, maka evaluasi kurikulum penting untuk dilakukan sehingga orang-orang yang berperan dalam kurikulum bisa melihat bagaimana efisiensi dan efektivitasnya. Menurut Hasan 1988, dalam memberikan definisi dalam evaluasi kurikulum bergantung pada definisi kurikulum itu sendiri yang menyangkut ruang lingkup kurikulum ataupun dimensi-dimensi kurikulum sebab ruang lingkup kurikulum akan memberikan batasan pada ruang lingkup evaluasi kurikulum. Kemudian dikemukakan juga bahwa kurikulum memiliki empat dimensi yang saling berhubungan satu sama lain. Keempat dimensi tersebut adalah kurikulum sebagai suatu ide atau konsepsi, kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, kurikulum sebagai suatu kegiatan atau proses, dan kurikulum sebagai suatu hasil. Hubungan diantara keempat dimensi tersebut digambarkan sebagai berikut. Gambar 1. Empat Dimensi Kurikulum Sumber: Qomari, 2008 Kurikulum sebagai ide atau konsepsi Kurikulum sebagai rencana tertulis Kurikulum sebagai kegiatan atau proses Kurikulum sebagai hasil belajar 16 Komponen kurikulum yang terdiri dari 1 tujuan apa yang ingin dicapai, 2 apa saja yang harus dipelajari, 3 metode mengajarkan, 4 bagaimana menilai tujuan telah dicapai berhubungan dengan empat dimensi kurikulum di atas. Selanjutnya, empat dimensi dari kurikulum merupakan hal yang saling berhubungan dan berkesinambungan maka disimpulkan bahwa evaluasi kurikulum merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi untuk membuat keputusan dan penilaian tentang kurikulum yang meliputi kurikulum sebagai ide, kurikulum sebagai rencana tertulis, kurikulum sebagai kegiatanproses, dan kurikulum sebagai hasil. Dalam penelitian ini, akan lebih cenderung mengevaluasi kurikulum sebagai suatu kegiatan atau proses, yaitu kurikulum sebagai realita karena kurikulum dalam dimensi ini adalah kurikulum yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Hasan 1988 lebih lanjut juga menuliskan bahwa kurikulum sebagai proses sebenarnya merupakan implementasi atau pelaksanaan kurikulum sebagai rencana. Oleh karena itu, antara dimensi kurikulum sebagai ide dengan kurikulum sebagai rencana dan kurikulum sebagai proses merupakan suatu kelanjutan yang berkesinambungan. Kesinambungan merupakan suatu hal yang penting dan kritis dalam pengembangan kurikulum. apabila kesinambungan tersebut mengalami persoalan maka ide yang dimaksud dalam tahap pertama pengembangan kurikulum tidak akan mencapai sasaran. Salah satu model evaluasi kurikulum yang dapat digunakan adalah model yang dikembangkan dan 17 digagas oleh Stufflebeam dalam Hasan, 1988 yaitu model CIPP Context, Input, Process, dan Product. Model ini mengandung empat komponen, yakni konteks, input, proses, dan produk, dan masing-masing perlu penilaian sendiri. Evaluasi konteks meliputi penelitian mengenai lingkungan satuan pendidikan serta pengaruh-pengaruh dari luar. Tujuannya untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki evaluan. Kemudian sebagian tugas evaluan adalah melakukan need assessment. Evaluasi ini mencoba memberikan nilai dan arti dari suatu keadaan. Nilai diperlihatkan dengan mengemukakan mengenai keadaan evaluan. Kekuatan dan kelemahan evaluan merupakan hasil pertimbangan evaluator mengenai nilai evaluan. Sedangkan arti evaluan diperlihatkan dengan memberikan pertimbangan apakah tujuan yang akan dicapai sesuai kebutuhan need. Bila evaluasi ini memadai, maka dilakukan evaluasi input masukan, yakni mengemukakan program yang dapat mencapai apa yang diinginkan lembaga tersebut. Evaluasi input tidak hanya melihat apa yang ada pada lingkungan lembaga material maupun personal tetapi juga harus memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang akan dihadapi diwaktu mendatang ketika suatu inovasi kurikulum dilakukan. Evaluasi proses adalah evaluasi mengenai pelaksanaan suatu inovasi kurikulum. Sehingga evaluasi ini baru dapat dilakukan apabila inovasi kurikulum telah dilaksanakan dilapangan. Tujuannya memperbaiki keadaan yang ada. Evaluator menentukan sampai sejauh mana rencana inovasi itu dilaksanakan dilapangan, hambatan-hambatan apa yang ditemui yang tidak 18 diperkirakan sebelumnya, dan perubahan apa yang harus dilakukan terhadap kurikulum tersebut. Informasi ini juga sebagai umpan balik untuk pengelola dan staf. Selanjutnya evaluasi produk hasil adalah evaluasi yang bertujuan untuk menentukan sampai sejauh mana kurikulum yang diimplementasikan tersebut telah dapat memenuhi kebutuhan kelompok yang menggunakannya. Evaluasi hasil diharapkan memperlihatkan pengaruh program tidak hanya yang bersifat langsung tapi juga tidak langsung. Pengaruh tersebut tidak saja yang besifat positif tetapi juga pengaruh negatif dari kurikulum tersebut. Adanya pengaruh negatif terdengar aneh, tapi sebenarnya realistis. Bukanlah hal yang mustahil bahwa suatu kurikulum menghasilkan pengaruh sampingan yang negatif yang tidak diperkirakan pengembangnya. Stufflebeam juga mengatakan bahwa keempat evaluasi ini merupakan satu rangkaian namun dalam pelaksanaannya evaluator dapat melakukan satu jenis evaluasi saja atau kombinasi dari dua atau lebih. Namun keunggulan model ini terletak pada kesatuan rangkaian evaluasi. Keempat dimensi kurikulum dapat dievaluasi dengan model CIPP ini. Kurikulum sebagai ide dapat dievaluasi melalui evaluasi konteks, kurikulum dalam dimensi sebagai rencana dapat menggunakan evaluasi input, sedangkan evaluasi proses dan hasil sesuai namanya dapat dipakai untuk mengkaji kurikulum dalam dimensi sebagai proses dan hasil. 19

C. Pendidikan Taman Kanak-kanak

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK IMAN ISTIQOMAH SALATIGA Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Iman Istiqomah Salatiga.

0 3 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung T2 942011076 BAB II

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Usia Dini Studi Pada Taman Kanak-kanak Bethany School Salatiga

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Usia Dini Studi Pada Taman Kanak-kanak Bethany School Salatiga T2 942011016 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Usia Dini Studi Pada Taman Kanak-kanak Bethany School Salatiga T2 942011016 BAB IV

0 0 67

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Usia Dini Studi Pada Taman Kanak-kanak Bethany School Salatiga T2 942011016 BAB V

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Usia Dini Studi Pada Taman Kanak-kanak Bethany School Salatiga

0 0 105

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB II

0 0 23

Pendidikan Taman Kanak Kanak

0 0 6

Pendidikan Taman Kanak Kanak

0 1 3