22
permainan dan
aturannya, maka
anak dikenalkan
peraturan dan ditanamkan untuk bisa mendisiplinkan dirinya mengikuti peraturan. Anak belajar menyesuaikan
diri dengan situasi tersebut sehingga bisa ikut dalam permainan tersebut. 2 Fungsi sosialisasi, berperan dalam
membantu anak agar memiliki ketrampilan-ketrampilan sosial yang berguna dalam pergaulan dan kehidupan
sehari-hari di mana anak berada. Contohnya: bermain bersama teman, melalui bermain maka anak dapat
berinteraksi dan berkomunikasi sehingga proses sosialisasi anak
dapat berkembang.
3 Fungsi
pengembangan, berkaitan dengan pengembangan berbagai potensi yang
dimiliki anak. Setiap unsur potensi yang dimiliki anak membutuhkan suatu situasi atau lingkungan yang dapat
menumbuhkembangkan potensi
tersebut kearah
perkembangan yang optimal sehingga menjadi potensi yang bermanfaat bagi anak itu sendiri maupun lingkungannya.
Contohnya: menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, mengenalkan anak
dengan dunia sekitar, misalnya dengan field trip. 4 Fungsi bermain, berkaitan dengan pemberian kesempatan pada
anak untuk bermain, karena pada hakikatnya bermain itu sendiri
merupakan hak
anak sepanjang
rentang kehidupannya. Melalui kegiatan bermain anak akan
mengeksplorasi dunianya
serta membangun
pengetahuannya sendiri. Contohnya, bermain bebas sesuai dengan minat dan keinginan anak. 5 Fungsi ekonomik,
pendidikan yang terencana pada anak merupakan investasi jangka panjang yang dapat menguntungkan pada setiap
rentang perkembangan selanjutnya. Terlebih lagi investasi yang dilakukan berada pada masa keemasan the golden
age yang akan memberikan keuntungan berlipat ganda. Pendidikan di Taman Kanak-kanak merupakan salah satu
peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya Sujiono, 2009.
3. Karakteristik Perkembangan Anak Taman Kanak-
kanak
Telah dijelaskan sebelumnya, anak usia Taman Kanak-kanak TK secara psikologis berada pada rentang
usia 4 sampai 6 tahun. Salah satu aspek perkembangan penting dari anak TK adalah perkembangan fisik.
Perkembangan fisik dapat diklasifikasikan menjadi dua
23
aspek yaitu ditinjau dari perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Sujiono 2009 menuliskan indikasi
kemampuan motorik pada anak TK:
1 mampu
berlari, meloncat,
memanjat dan
keseimbangan – hal itu menunjukkan kemampuan
motorik kasar yang telah berkembang dengan baik; 2 peningkatan kemampuan kontrol atau jari tangan
mengambil benda-benda yang kecil, memotong garis dengan gunting, memegang pensil dengan bantuan
orang dewasa, merangkai manik-manik kecil; 3 membangun yang membutuhkan keahlian, biasanya
menyukai konstruksi-konstruksi bahan, dan juga aktivitas besar dengan unit dan bahan konstruksi yang
besar; 4 menunjukkan minat yang besar dalam permainan bola dengan peraturan yang sederhana.
Masih menurut Sujiono 2009, perkembangan intelektual menyangkut kognitif, bahasa, seni dan
imajinasi. Dalam kemampuan perseptual kognitif, Sujiono mengatakan anak TK akan:
1 menunjukkan minat dalam rasa dan perbedaan aktivitas sensori motor misalnya warna, ukuran atau
bentuk, suara, rasa bau, berat; 2 menunjukkan peningkatan minat dalam angka-angka sederhana dan
kuantitas seperti: menghitung, mengukur, meneliti, kurang-lebih, dan besar kecil, kegiatan kebahasaan
menyebutkan nama huruf atau suara, menjiplak huruf dan pura-pura menulis, melakukan kegiatan-kegiatan
dengan buku; 3 melakukan kegitan yang lebih bertujuan dan mampu merencanakan suatu kegiatan
secara aktif; 4 menunjukkan peningkatan minat dalam menghasilkan rancangan, termasuk puzzle dan dalam
menkonstruksikan dunia permainan; 5 turut serta dalam pertunjukkan seni yang membutuhkan aksi
panggung; 6 menunjukkan peningkatan kewaspadaan terhadap sesuatu yang nyata dalam berbagai macam
bentuk, pakaian, bermain peran dan permainan konstruksi; 7 menunjukkan minat terhadap alam,
pengetahuan, binatang, waktu dan bagaimana benda bekerja.
Berhubungan dengan
perkembangan bahasa,
menurut Morrison 2012 murid TK berada dalam masa
24
perkembangan kecerdasan dan bahasa yang sangat pesat. Mereka memiliki kapasitas besar untuk belajar
kata-kata baru. Hal ini menjelaskan kecintaan anak TK akan kata-kata besar dan kemampuan mereka untuk
mengatakan dan menggunakannya. Anak TK senang dan butuh terlibat dalam banyak aktivitas bahasa. Selain itu,
murid TK senang berbicara. Keinginan mereka untuk berbicara harus didorong dan didukung dengan memberi
banyak kesempatan untuk ikut serta dalam berbagai aktivitas bahasa seperti menyanyi, bercerita, mengikuti
drama, dan membaca puisi. Berdasarkan teori Piaget pun dikatakan bahwa pada peringkat praoperasional
umur 2-7 tahun kemahiran bahasa anak-anak berkembang dengan cepat dan dapat diasah melalui
berbagai aktivitas. Pada proses ini, anak-anak belajar bagaimana menggunakan perkataan dan gambaran
untuk mewakilkan objek Puteh Ali, 2011. Sedangkan menurut Maria Montessori, periode
paling sensitif terhadap bahasa dalam kehidupan seseorang adalah antara umur dua sampai tujuh tahun.
Segala macam
aspek dalam
berbahasa harus
diperkenalkan kepada anak sebelum masa sensitif ini berakhir. Pada periode sensitif ini sangat penting
diperkenalkan cara berbahasa yang baik dan benar, karena
keahlian ini
sangat berguna
untuk berkomunikasi dengan lingkungannya dalam Khairani,
2013. Dalam perkembangan sosial dan emosional, anak
atau murid TK berada dalam tahap kerja keras melawan rasa rendah diri. Mereka akan terus belajar untuk
mengatur emosi dan interaksi sosial mereka. Sebagian
25
besar anak, terutama mereka yang telah mengikuti prasekolah, sangat percaya diri, ingin ikut serta, dan
ingin dan dapat menerima tanggung jawab. Mereka senang mengunjungi tempat-tempat dan melakukan
banyak hal, seperti mengerjakan proyek, melakukan percobaan, dan bekerja sama dengan orang lain. Secara
sosial, murid TK adalah pekerja mandiri dan sedang mengembangkan kemampuan dan keinginan untuk
bekerja sama dengan orang lain. Mereka bekerja keras dan sukses. Kombinasi sikap “pasti bisa” dan kerjasama
dan tanggung jawab membuat mereka menyenangkan
untuk diajari dan diajak bekerja sama Morrison, 2012. Hal tersebut seperti dikatakan oleh Sujiono 2009
yaitu bahwa anak TK mulai berbagi dan bergiliran –
konsep belajar bermain secara adil dan sportif, serta berkaitan dengan permainan sosial, biasanya mereka
mampu bekerja sama, mempraktikkan, bermusyawarah bermain pura-pura dengan menggunakan peran orang
dewasa yang realistis atau nyata. Namun, masih menurut Sujiono, mereka juga membenci kekalahan dan
tidak siap untuk mengkoordinasikan permainan yang kompetitif. Selain itu dalam perkembangan ini, mereka
juga menikmati
permainan papan
sederhana, menitikberatkan pada peluang, tidak pada strategi,
mereka menikmati buku-buku dan siap untuk membaca, serta mereka menunjukkan minat menulis dan membaca
kata-kata atau kalimat.
26
D. Kurikulum Taman Kanak-kanak