tas dan sandal. Sedangkan Handbok nampaknya lebih simpel dari Kimono. Hanbok hanya mempunyai elemen ukuran baju yang sepinggang dan celana
panjang yang ketat serta rok chima. Perbedaan lainnya antara pakaian Hanbok dan pakaian Kimono adalah
dari segi warna. Pakaian Hanbok sangat memperhatikan warna yang cerah. Sedangkan Kimono dalam memilih warna berdasarkan umur dan gender.
Berdasarkan uraian di atas, Kimono dan Hanbok memiliki persamaan dan perbedaan, sehingga penulis tertarik untuk membuat judul skripsi dengan
judul “Perbandingan Karakteristik Kimono Pakaian Jepang dan Hanbok Pakaian Korea”
1.2 Perumusan masalah
Kimono dan hanbok keduanya merupakan pakaian tradisional dari Jepang dan Korea. Sedikit banyaknya mendapat pengaruh pakaian tradisional
China. Kedua pakaian ini walaupun ada dalam wilayah rumpun yang sama, tetapi memiliki perbedaan-perbedaan dilihat dari segi bahan, bentuk, warna dan
waktu pemakaianya. Sehingga, kimono dan hanbok jika dilihat secara sepintas, masih memiliki kemiripan. Namun, jika dilihat secara lebih mendalam,
ternyata memiliki perbedaan. Ini menunjukkan adanya karakteristik dari masing-masing kedua pakaian tradisional kimono dan hanbok. Persamaan dan
perbedaan inilah yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini, maka penulis mencoba merumuskan masalah ini sebagai berikut;
1. Bagaimana persamaan karakteristik antara pakaian Kimono Jepang dan Hanbok Korea dilihat dari bahan, bentuk, dan warna serta waktu
pemakaianya.
2. Bagaimana Perbedaan karakteristik antara pakaian Kimono Jepang dan Hanbok Korea dilihat dari bahan, bentuk, dan warna serta waktu
pemakaiannya.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Pada penulisan skripsi ini, penulis membatasi pembahasannya hanya mengenai perbandingan karakteristik Hanbok dan Kimono dari segi bentuk
pakaian, bahkan warna dan segi waktu pemakaianya. Agar pembahasannya lebih jelas dan memiliki akurasi data yang tepat, dengan jelas, maka penulis
pada Bab II menjelaskan juga mengenai pengertian dan sejarah kimono dan hanbok, dan juga jenis-jenis Kimono dan Hanbok.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka
Pakaian tradisional Jepang adalah kimono. Pada umumnya kimono dibuat dari sutera, berlengan besar yang menjulai dari bahu hingga ke tumit.
Kimono dan obi yang kita kenal sekarang merupakan pakaian tradisional Jepang pada masa Edo 1600-1868.Obi menjadi bagian dari kimono wanita
kira-kira pada pertengahan periode Edo.Ukuran obi yang standar adalah panjang 360 cm dan lebar 30 cm.
Model pakaian pada masa Edo banyak dipengaruhi oleh desain dan gaya artis. Para wanita di kelas samurai terus memakai kimono yang sederhana
dengan obi yang terbuat dari braided cards. Sedangkan para wanita diluar kelas samurai mencoba memakai kimono dengan model yang lebih beragam dengan
furisode kimono dengan lengan panjang yang sering dilihat dipanggung kabuki. Selama bertahun, obi diikat di depan atau disamping. Tetapi pada
pertengahan Edo, obi mulai diikat di belakang. Katanya ini semua dimulai pada pertengahan tahun 1700 ketika aktor kabuki yang memerankan perempuan
menggunakan obi yang diikat di belakang Pitri Haryanti, 2013: 79 Terdapat berbagai macam jenis kimono di Jepang dan tempat
digunakannya kimono tersebut, diantaranya yaitu; 1. Furisode
Furisode merupakan kimono resmi wanita yang belum menikah dengan warnanya yang mencolok dan terbuat dari kain sutra berkualitas tinggi.
Furisode biasanya digunakan pada upacara pernikahan atau upacara minum teh sampai menikah.
2. Yukata kimono musim panas Yukata merupakan kimono yang terbuat dari katun yang biasanya
dipakai pada musim panas. Yukata biasanya mempunyai desain dengan warna- warna yang cerah. Pada umumnya yukata dipakai pada bon odori dan festival-
festival musim-musim tertentu. 3. Homongi
Homongi merupakan pakaian resmi wanita yang telah menikah. Homongi akan dipakai untuk menghadiri upacara pernikahan atau upacara
minum teh. 4. Tomesode
Tomesode juga merupakan kimono resmi orang Jepang. Seorang wanita yang telah menikah biasanya akan mengenakan tomesode pada upacara
pernikahan kerabat dekatnya. Tidak dipakai ke upacara pernikahan teman atau
upacara lainya. Sedangkan untuk upacara-upacara semacam itu, digunakan homolongi.
5. Kuromontsuki Kuromontsuki adalah kimono formal yang dipakai oleh laki-laki.
6. Uru no kimono kimono dari wol Uru no kimono kimono dari wol yaitu kimono informal yang dipakai
oleh laki-laki. 7. Uchihake
Uchihake merupakan kimono yang dipakai wanita untuk
pernikahannya. Uchihake berwarna putih, sehingga kontras dengan warna tomesode yang berwarna hitam.
8. Mofuku Mofuku adalah kimono yang dipakai khusus pada upacara pemakaman
kerabat dekat. Kimono ini seluruhnya berwarna hitam sesuai dengan situasi kapan kimono ini dipakai Pitri, 2013: 80
Sedangkan Hanbok adalah pakaian tradisional Korea. Istilah hanbok berasal dari han dan bok. Han adalah sebutan untuk Korea, orang han dan Bok
adalah pakaian. Hanbok adalah pakaian tradisional masyarakat Korea pada era dinasti Jeoseon 1392 – 1910 M.
Handbok pada umumnya memiliki warna-warna cerah. Ada dua jenis hanbok yakni hanbok untuk kalangan bangsawan dan hanbok untuk rakyat
biasa. Golongan bangsawan mengenakan hanbok berwarna-warni dengan hiasan border dan sulaman yang indah dan bahan terbuat dari sutra. Sedangkan
golongan rakyat biasa menggunakan hanbok sederhana terbuat dari bahan
katun dengan pembatasan warna, yakni warna putih, pink muda, hijau muda dan abu-abu. Secara umum, hanbok yang dipakai oleh bangsawan dan rakyat
biasa memiliki kesamaan, yang membedakan adalah warna dan aksesoris pelengkap hanbok www. Teruskan.com. Mengenal bagian – bagian Hanbok,
Baju khas Negeri Korea Seperti yang sudah jelaskan sebelumnya, Jepang dan Korea adalah
negara yang satu rumpun, maka tidak heran kalau kebudayaan kedua negara tersebut mempunyai karakteristik yang sama, tetapi juga mempunyai
perbedaan, sehingga keduanya memiliki ciri khas masing-masing. Seperti halnya pada pakaian tradisional kedua negara tersebut yaitu pakaian Jepang
kimono dan Korea Hanbok yang kedua-duanya mendapat pengaruh dari pakaian tradisional budaya China yang sama-sama memiliki karakter yang
sama tetapi juga memiliki karakter yang berbeda. Bangsa Jepang atau orang Jepang Nihonjin, Nipponjin adalah suku
bangsa yang dominan di Jepang. Diseluruh dunia, ada sekitar 130 juta orang keturunan Jepang, dan 127 orang diantaranya adalah penduduk Jepang. Orang
keturunan Jepang yang tinggal dinegara-negara lain disebut nikkeijin. Istilah etnis Jepang juga dipakai untuk membedakan etnis dominan di Jepang yang
disebut suku Yamato dari orang Ainu atau orang Ryukyu. Bahasa Jepang adalah rumpun bahasa Japonik yang sering digolongkan
ahli bahasa sebagai bahasa isolat. Bahasa Jepang masih berhubungan dengan bahasa Okinawa bahasa Ryukyu, dan keduanya sedang diusulkan ahli bahasa
agar dimasukkan kedalam rumpun Altai. Sistem penulisan bahasa Jepang
merupakan campuran dari hiragana, katakanaka, kanji dan huruf latin. Bahasa utama Jepang adalah bahasa Jepang, dan tingkat mengetahui huruf di kalangan
orang dewasa di Jepang mencapai 99. Orang Korea Selatan menyebut rakyat mereka Hangukin atau
sederhananya Han in untuk orang Korea Selatan yang tinggal di luar negeri atau Hanguk saram. Sedangkan rakyat Korea Utara menyebut orang mereka
dengan Choson in atau Choson saram. Orang Korea dipercaya merupakan keturunan suku Bangsa Altaik atau
proto-Altaicy yang masih berkaitan dengan orang Mongol, China, Jepang Tungusik dan orang Turkik serta banyak suku dari Asia Tengah yang lain.
Bukti arkeologi menduga bangsa Korea tua Proto Korea adalah para pendatang Altaik dari Siberia Tenggara sekarang wilayah Rusia yang datang
berturut-turut dimasa peralihan dari zaman neolitik zaman batu baru menuju zaman perunggu.
Sejarah China adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Dari penemuan arkeologi dan antropologi, daerah China telah ditemukan oleh
manusia purba sejak 1,7 juta tahun yang lalu. Peradaban China berawal dari berbagai negara kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman
Neolitikum. Sejarah tertulis China dimulai sejak Dinasti Shang K. 1750 SM – 1045 SM yang melanjutkan Dinasti Shang. Dinasti ini merupakan dinasti yang
paling lama berkuasa dan pada zaman dinasti inilah tulisan China modren mulai berkembang.
Pandangan konvensional terhadap sejarah China adalah bahwa China merupakan suatu negara yang mengalami pergantian antara periode persatuan
dan perpecahan politis yang kadang-kadang dikuasai oleh orang-orang asing, yang sebahagian besar terasimilasi kedalam populasi Suku Han. Pengaruh
budaya dan politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa oleh gelombang imigrasi, ekspansi, dan asimilasi yang bergantian, menyatu untuk membentuk
budaya China modren www. Teruskan.Com.Kemiripan bangsa – bangsa Cina, Korea dan Jepang rumpun Bahasa Austronesi
1.4.2 Kerangka Teori
Kerangka kerja teoritis adalah model konseptual yang menggambarkanhubungan diantara berbagai macam faktor yang telah
diidentifikasikan sebagai sesuatu hal yang penting bagi suatu masalah.Kerangka Teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau
batasan – batasan tentang teori – teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan www: Usepmulyana. Files. Wordpress.com.
Pemilihan dan defnisi masalah Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori komperatif yaitu
penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-
sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu , dimana
penulis membandingkan karakteristik kimono Pakaian Jepang dengan hanbok Pakaian Korea. Perbandingan ini meliputi jenis jenis pakaian, warna pakaian,
model pakaian, terbuat dari apa pakaian tersebut dan dimana pakaian tersebut digunakan
Nazir, 2005: 58
Secara umum istilah “karakter” yang sering disamakan dengan istilah “temperamen”, “tabiat”, “watak”, atau “ahlak” yang memberinya sebuah
definisi sesuatu yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan www. Sintyaapriliani.blogspot.Pengertian
karakter menurut ahli.html Istilah karakter dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau
sifat dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan www. Hidayatullah.comartikelpendidikan karakter mau
kemana.html Pakaian secara umum dipahami sebagai “alat” untuk melindungi tubuh
atau “fasilitas” untuk memperindah penampilan. Tetapi selain untuk memenuhi dua fungsi tersebut, pakaianpun dapat berfungsi sebagai “alat” komunikasi
yang non-verbal, karena pakaian mengandung simbol-simbol yang memiliki beragam makna www.pengertian pakaian
Tradisional adalah sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun
menurun www.KamusBahasaIndonesia.org Pakaian tradisional merupakan simbol kebudayaan suatu daerah. Untuk
menunjukkan nama daerah pakaian adatpun bisa dijadikan simbol tersebut. Pasalnya, setiap daerah disuatu negara memiliki pakaian tradisional yang
berbeda-beda. Pakaian tradisional biasanya dipakai untuk memperingati hari besar seperti kelahiran, pernikahan, kematian, serta hari-hari besar keagamaan.
Setiap daerah memiliki pengertian pakaian tradisional sendiri-sendiri. Sebagai
simbol, pakaian tradisional memang dijadikan sebagai penanda untuk sesuatu. Biasanya berupa doa atau mencerminkan suatu sikap www.
Teruskan.Com.Pengertian Pakaian Tradisional.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian skripsi ini adalah: 1.
Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan karakteristik Kimono dengan Hanbok, dilihat dari segi bahan, bentuk, warna, dan waktu pemakaiannya.
2. Untuk mengetahui gambaran umum Kimono dengan hanbok.
1.5.2 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis sendiri adalah sebagai sarana untuk memperdalam
pengetahuan tentang perbandingan karakteristik Kimono dengan Hanbok. 2.
Memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya dan mahasiswa sastra dan Bahasa Jepang pada khususnya mengenai
perbandingan karakteristik Kimono dengan Hanbok. 3.
Diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode studi pustaka dan metode deskriptif. Studi pustaka adalah
tehnik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, letarur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan Nazir, 1988: 58. Metode deskriptif yaitu memberikan gambaran yang secermat mungkin
mengenai individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu. Metode deskritif juga merupakan suatu metode yang menggambarkan keadaan suatu atau objek
penelitian yang dilakukan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya dan dipakai untuk memecahkan masalah
dengan cara mengumpulkan, menyusun mengklasifikasikan, mengkaji dan menginterpretasikan data Koentjaraningrat, 1976: 7.
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PAKAIAN KIMONO DAN HANBOK
2.1 Pengertian dan Sejarah Kimono dan Hanbok 2.1.1 Pengertian Kimono dan Hanbok
2.1.1.1 Kimono
Kimono adalah pakaian tradisional Jepang. Kimono 着 物 」 Dari kanjinya, dapat diartikan, “sesuatu untuk dipakai”. 着 dibaca ki, asal kata 着
るkiru “memakai” dan 物 dibaca mono, berarti sesuatu atau benda. Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf “T”, mirip mantel berlengan
panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria
mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain yang disebut obi dililitkan di bagian
perut pinggang, dan diikat di bagian punggung. Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zori atau geta. Kimono sekarang ini lebih sering
dikenakan wanita pada kesempatan istimewa. Wanita yang belum menikah mengenakan sejenis kimono yang disebut furisode.
Pria mengenakan kimono pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan acara formal lainnya. Ketika tampil di luar arena sumo, pesumo
profesional diharuskan mengenakan kimono. Anak-anak mengenakan kimono ketika menghadiri perayaan Shichi-Go-San.
Bahan kain kimono adalah hasil dari kesenian tenun tradisional yang bernilai seni. Kimono untuk kesempatan formal hanya dibuat dari kain sutra