3.1.2.2 Hanbok
Hanbok Korea Selatan atau Chos ŏn -ot Korea Utara adalah pakaian
tradisional masyarakat Korea. “Han” adalah sebutan bagi Korea, dan “bok” berarti pakaian. Jadi, secara harfiah orang Korea pun sebenarnya hanya
menyebut pakaian mereka sebagai “pakaian korea”. Orang Korea sangat bangga memakai hanbok, karena Hanbok merupakan identitas pakaian
tradisional mereka. Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara
harfiah berarti “pakaian orang Korea”, hanbok pada saat ini mengacu pada “pakaian gaya Dinasti Joseon” yang biasa dipakai secara formal atau semi-
formal dalam perayaan atau festival tradisional, seperti Chuseok atau Seol-nal hari Imlek.
Jeogori
Jeogori atau atasan Hanbok wanita, dibandingkan dengan hanbok Pria, lebih sering mengalami perubahan. Sebelum dinasti Jeoseon, panjangnya sepinggang
dan terikat menghubungkan bagian depan dengan bagian belakang. Dimasa
Jeoseon akhir, bentuk jeogori hanya sepanjang batas bawah ketiak. Namun, bagian depannya lebih panjang hingga menutupi area dada.
Chima atau rok
Chima adalah semacam rok yang bulat mengembang dan panjangnya mulai dada hingga menutupi kaki. Saat ini, dibuat seperti sejenis dengan baju u-can
see untuk mempermudah pemakaian. Dengan bentuknya yang longgar dan mengembang, tentu saja menyembunyikan bentuk lekuk tubuh wanita
pemakainya. Hal ini sesuai dengan ajaran konfusianisme yang banyak dianut orang Korea zman dulu. Namun, bentuknya yang longgar membuat
pemakainya leluasa untuk melakukan pekerjaan rumah dengan bersila dan berjongkok -posisi yang nyaman untuk bekerja pada saat itu- juga untuk
berhormat kepada orang.
Otgoreum Cloth Strings
Otgoreum adalah pita yang dipakai pada baju hanbok untuk wanita, yang melintang ke rok atau chima.
Gat-Jeogori
Bentuknya sedikit lebih besar dibandingan dengan Jeogori. Bedanya hanya dibagian dalam pakaian jenis ini terbuat dari bulu kelinci, sehingga tetap
membuat pemakainya tetap hangat. Bahan yang di luar biasanya terbuat dari sutra.
Changot
Di zaman Jeoseon dipakai oleh orang-orang kelas bangsawan atau prang terpandang. Merupakan varian lain hanbok selain hanbok yang biasa kita lihat.
Hanbok Pria
Jeogori bagi Pria, pada umumnya sedikit berbeda dibandingkan dengan milik wanita. Bagi pria, ukurannya sepanjang pinggang bahkan lebih panjang.
Namun, seperti halnya Jeogori untuk wanita, untuk mengaitkan pakaian antara kanan dengan kiri, diikatkan dengan pita di depan dada. Hal yang paling
penting dalam pembedaan hanbok pria dan wanita adalah cara penyimpulan pita. Coba anda perhatikan, penyimpulan pita di hanbok wanita menyisakan
bagian sisa yang lebih panjang hingga menjuntai, dan simpul berada di sebelah kiri. Sedangkan untuk pria, tak ada bagian sisa yang menjuntai. Baji atau
celana, sebelum zaman Jeoseon, bentuknya menyempit dan mengikuti lekuk tubuh untuk memudahkan aktifitas berburu dan berkuda. Namun, di masa
Jeoseon yang bidang agrarisnya lebih ditekankan, celana longgar semacam model baggy lebih nyaman digunakan. Baji pun lebih nyaman didunakan untuk
berjongkok dan bersila di atas lantai, daripada celana yang ketat.
Durumagi
Durumangi awalnya dipakai oleh pegawai Kerajaan sebagai pakaian dinas sehari-hari mereka. Durumagi adalah sejenis coat panjang yang dipakai sebagai
luaran dikala angin sedang berhembus dingin – dinginnya.
Hakjangui
Ha- berarti belajar atau ilmu. hakja berarti ilmuwan atau cendekia. hanbok jenis ini dipakai oleh kalangan cendekia pada masa Koryo hingga masa
Jeoseon. Dilihat dari garis potongan bajunya, memiliki makna rendah hari dan juga berbudi pekerti yang luhur.
Shimui
Hanbok ini dikenakan para cendekiailmuwan ketika di waktu senggang atau pada saat beristirahat. Shim 심 berarti merenung. Oleh karena para ilmuwan
biasanya di waktu senggang masih suka merenungkan sesuatu, pakain ini kemudia dinamakan sedemikian hingga. Pakaian-pakaian ilmuwan ini, dilihat
dari bentuknya, lebih cocok dikenakan untuk belajar pasif daripada aktif. Seperti melukis atau ilmu filsafat.
T’eol Magoja
Pakaian ini sebenarnya lebih ke arah pakaian orang Manchuria. Pertama kali diperkenalkan oleh seorang politikus Korea di zaman Jeoseon yang ditugaskan
di daerah Manchuria, dan kembali lagi ke Korea dengan menggunakan pakaian jenis ini. Pakaian ini di dalamnya dilapisi bulu. Juga sebagai simbol
kemewahan.
3.1.3 Warna Kimono dan Hanbok 3.1.3.1 Kimono