8. Mofuku Mofuku adalah kimono yang dipakai khusus pada upacara pemakaman kerabat
dekat. Kimono ini seluruhnya berwarna hitam sesuai dengan situasi kapan kimono ini dipakai Pitri, 2013: 79.
3.1.3.2 Hanbok
Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Pada musim panas, bahanya berwarna
cerah dan bahan kain sutra pasda musim dingin id.wikipedia.orgwikihanbok.
3.2 Waktu Pemakaian Kimono dan Hanbok
3.2.1 Kimono
1. Furisode Furisode 振袖 adalah kimono berlengan lebar yang dikenakan wanita
muda yang belum menikah.Furisode dikenakan sebagai pakaian terbaik untuk pesta perkawinan ketika hadir sebagai tamu atau sebagai baju
pengantin wanita, miai, dan upacara resmi, seperti seijin shiki, wisuda, atau resepsi sesudah wisuda shaonkai. Alas kaki untuk furisode adalah
zōri berhak tinggi.
2. Yukata kimono musim panas Yukata 浴衣, baju sesudah mandi adalah jenis kimono yang dibuat dari
bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Dibuat dari kain yang mudah dilewati angin, yukata dipakai agar badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi
malam berendam dengan air panas. Menurut urutan tingkat formalitas, yukata adalah kimono nonformal yang dipakai pria dan wanita pada kesempatan santai
dimusim panas, misalnya sewaktu melihat pesta kembang api, matsuri ennichi, atau menari pada perayaan obon. Yukata dapat dipakai siapa saja
tanpa mengenal status, wanita sudah menikah atau belum menikah. Aktor kabuki mengenakan yukata ketika berdandan atau memerankan tokoh yang
memakai yukata. Pegulat sumo memakai yukata sebelum dan sesudah bertanding. Musim panas berarti musim pesta kembang api dan matsuri di
Jepang. Jika terlihat orang memakai yukata, berarti tidak jauh dari tempat itu ada matsuri atau pesta kembang api.
Berbeda dengan kimono jadi yang hampir-hampir tidak ada toko yang menjualnya, yukata siap pakai dalam berbagai ukuran dijual toko dengan harga
terjangkau. Corak kain yang populer untuk yukata wanita, misalnya bunga sakura, seruni, poppy, bunga-bunga musim panas atau ikan mas koki.
3. Homongi Homongi 訪問着
Hōmon-gi adalah salah satu jenis kimono formal untuk wanita yang menikah atau belum menikah. Menurut urutan tingkat formalitas,
homongi berada setingkat di bawah irotomesode. Dikenakan bersama fukuro obi, homongi dipakai sewaktu diundang ke pesta pernikahan yang bukan
diadakan sanak keluarga, upacara minum teh, merayakan tahun baru, dan pesta-pesta.
4. Tomesode Tomesode 留 袖 adalah kimono paling formal untuk wanita yang sudah
menikah. Kurotomesode hanya dikenakan sebagai pakaian formal ke pesta
pernikahan sanak keluarga, pesta-pesta, serta upacara yang sangat resmi. Kimono jenis ini merupakan pakaian yang dikenakan istri nakōdo sewaktu
hadir di pesta pernikahan. Bahan untuk kurotomesode adalah kain krep hitam tanpa motif tenun. Corak pertanda keberuntungan seperti burung jenjang atau
seruni berada pada bagian bawah kimono. Posisi corak kain disesuaikan dengan usia pemakai, semakin berumur pemakainya, corak kain makin
diletakkan di bawah. Irotomesode dikenakan sebagai pakaian formal sewaktu diundang ke pesta pernikahan sanak keluarga, pesta dan upacara resmi. Kain
untuk irotomesode bisa berupa kain krep tanpa motif tenun atau kain krep dengan motif tenun seperti
monishō, rinzu, dan shusuji.Wanita yang belum menikah juga boleh mengenakan irotomesode, namun bila sudah berumur atau
ketika tidak ingin mengenakan homongi. Upacara resmi di istana kaisar dihadiri tamu dengan mengenakan irotomesode. Hitam sebagai warna duka
merupakan alasan tidak dipakainya kurotomesode. 5. Kuromontsuki
6. Uru no kimono
Kimono pria ini terbuat dari bahan wol, cendrung berbahan gelap. Kimono informal ini dipakai sehari-hari.
7. Uchihake Uchihake merupakan kimono yang dipakai wanita untuk pernikahannya.
8. Mofuku Mofuku adalah kimono yang dipakai khusus pada upacara pemakaman kerabat
dekat. Kimono ini seluruhnya berwarna hitam sesuai dengan situasi kapan kimono ini dipakai. Tidak hanya kimono, obi pun memiliki beberapa variasi
misalnya fukurasuzume, bunko, otaiko, dan kainokuchi. Untuk menjaga bentuk obi agar tidak rusak digunakan obijime. Ada beberapa cara dalam mengikat
obijime, tergantung pada acaranya, misalnya obijime untuk perayaan, obijime untuk acara informal, ataupun obijime berduka Pitri, 2013: 79.
3.2.2 Hanbok