J. Latuharhary Abikoesno Beberapa Informasi Mengenai Para Pendiri Negara dari Sumber Lain yang

79 “Aku temukan dalam buku-buku pelajaran Sejarah Hindia Belanda pernyataan- pernyataan seperti “tindakan yang berkhianat dari Diponegoro” atau “kepala pemberontak”. Sedangkan dilihat dari sudut pandangan bangsa kita Diponegoro adalah seorang pahlawan bangsa yang berjuang untuk keadilan dan kemerdekaan, sedangkan kepala pemberontak atau pemberontak, bagi kita adalah pejuang- pejuang kemerdekaan.” 81 f Peristiwa yang terakhir ialah ketika ia mendengar cerita-cerita sejarah dari sahabat-sahabatnya yang berketurunan Cina. Kiprah Dr. Sun Yat Sen, yang merupakan “actor intellectualis” dari pergolakan di negeri Cina, berhasil mengeluarkan prinsip-prinsip dasar dari negeri Cina Baru, yaitu: pertama, nasionalisme. Perjuangan untuk meraih kemerdekaan penuh. Kedua, Demokrasi. Rakyat Cina sendirilah yang seharusnya memerintah negerinya sendiri. Ketiga, mata pencaharian taraf hidup rakyat yang layak untuk mendapat nafkah bisa menjadikan rakyat bahagia. 82 Satu hal yang perlu diketahui bahwa kalimat pendek proklamasi “kami rakyat Indonesia, dengan ini m enyatakan kemerdekaan kami” merupakan kalimat dari Soebardjo yang masih mengingat Bab Pembukaan UUD ketika ditanyakan oleh Soekarno. Kemerdekaan NKRI adalah sesuatu yang diidamkan oleh Soebardjo selama hidupnya. Ia mengatakan: “Apalagi yang saya ingini? Mimpi Indonesia Merdeka telah menjadi kenyataan. Apa bedanya saya hadir atau tidak? Hal yang paling penting adalah bahwa kita sendiri dan generasi berikutnya dari rakyat telah menjadi warga negara yang bebas dari sebuah Negara Merdeka: REPUBLIK INDONESI A” 83

4. J. Latuharhary

81 Ibid., 56-7. 82 Ibid., 58-9. 83 Ahmad Soebardjo, Lahirnya Republik Indonesia Bandung: P.T. Kinta, 1977, 114. 80 Salah satu pemikiran Mr. J. Latuharhary dapat dilihat pada tulisannya di Harian Asia Raya 9 Mei 1945 dengan judul “Empat Batoe Pengalas Penting Oentoek Gedoeng Negara Indonesia”. Keempat hal itu ialah 1 Persatuan Rakyat; 2 Rumah Tangga Desa; 3 Perguruan; dan 4 Agama. Pendiriannya untuk tetap pada bentuk negara Republik Indonesia yang berasaskan Pancasila tergambar di pernyataannya pada 28 April 1950 sebagai mantan Gubernur Maluku RI menanggapi Republik Maluku Selatan yang diproklasmasikan pada 25 April 1950: “saya yakin bahwa rakyat Maluku Selatan pada umumnya dan di Ambon khususnya tidak menyetujui dan tidak berdiri di belakang proklamasi itu RMS. Oleh karena bertentangan dengan semangat rakyat yang sudah berpuluh-puluh tahun ditujukan kepada kemerdekaan seluruh bangsa Indonesia. ” 84 Semangat perjuangan Latuharhary masih terlihat jelas ketika mengatakan “berpuluh- puluh tahun”.

5. Abikoesno

Pola pemikiran Abikoesno dapat dilihat pada sumber lain. Abikoesno termasuk dalam salah satu panitia sembilan. Ia tampil sebagai tokoh dari golongan Islam. Abikoesno dikenal sebagai orang yang tegas, lugas, dan pemberani. Namun, sayangnya sifat keras yang ia miliki membuatnya dikenal sebagai tokoh pejuang yang penuh kontroversial. Ia tidak dapat menerima perbedaan pendapat dari orang lain dan hal ini terbukti pada masa jabatannya sebagai menteri hanya beberapa bulan saja karena banyak pihak lain yang tidak menyetujui pendapatnya dan pandangannya. Selain itu, pandangan Abikoesno terlihat dalam pembicaraan tentang sumpah jabatan presiden dan 84 Rikard Bangun, Bung Hatta Jakarta: Buku Kompas, 2003, 15. 81 wakil presiden. Sumpah tersebut ditanggapi oleh Soerjo dan Soekardjo Wirjopranoto, tetapi ia tetap mempertahankan apa yang diusulkannya itu hingga ditentukan oleh pemungutan suara dan ia hanya memperoleh 12 suara. 85

6. Ahmad Sanoesi