Faktor Penghambat 1 Media Massa

lingkungannya. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah ketika siswa lulus, maka setiap siswa berhak mendapatkan sertifikat MADIN dari kabupaten. Bapak Sulistyono menambahkan, “Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah setiap siswa berhak untuk mendapatkan sertifikat MADIN, dimana sertifikat tersebut nantinya menjadi syarat untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi di wilayah kabupaten Blitar.” 60

b. Faktor Penghambat 1 Media Massa

Seiring dengan perkembangan yang global termasuk didalamnya kebudayaan dan cara hidup yang berpengaruh terhadap pola tingkah laku serta cara berfikir manusia, media cetak dan media elektronik telah berkembang secara pesat dan menjadi kebutuhan primer pada setiap individu. Mereka seakan dimanjakan dengan fitur-fitur yang diberikan oleh alat serba canggih dengan banyak kemudian dalam mengakses berita dari penjuru dunia dan telah menggeser budaya surat-menyurat dalam berkomunikasi jarak jauh menjadi panggilan cepat dengan biaya yang lebih terjangkau. SMPN 1 Udanawu sebagai sekolah umum yang mayoritas warganya baik dari guru, karyawan, serta siswa mengikuti perkembangan, juga turut mengambil posisi untuk menikmati kecanggihan masa kini. “seluruh guru menggunakan media elektronik 60 Wawancara dengan bapak Sulistyono selaku kepala sekolah pada tanggal 15 April 2015 untuk kepentingan tertentu dan browsing internet, ada beberapa yang masih konsisten memesan majalah pendidikan dan koran untuk mengetahui kabar masa k ini”. 61 Tutur ibu Sholikah. Banyak dampak positif yang dapat diambil bila pemakai bisa memposisikan perkembangan dengan mengambil manfaat yang baik, seperti guru-guru yang menggunakan ini sebagai salah satu alat untuk menambah wawasan pengetahuan masa kini yang nantinya dapat dijadikan sebagai tambahan sumber belajar saat guru menyampaikan materi. Namun untuk siswa masih dikatakan rawan bila mereka memianfaatkan media ini, karena umur siswa berada pada masa-masa serba ingin tahu dan mencoba hal baru. Hal lain karena bila barang- barang itu terbawa maka akan mengganggu proses dan tujuan pembelajaran di sekolah. Antisipasi dampak negatif dari perkembangan ini pihak sekolah memiliki kebijakan untuk melarang siswa membawa handphone sebagai media elektronik dan majalah, tabloid dan serta novel untuk non elektroniknya. Ibu Sholikah menuturkan, “ kebijakan yang kami berikan kepada siswa untuk menyikapi hal ini adalah siswa dilarang barang elektronik, majalah, novel,dan tabloid kedalam lingkungan sekolah”. 62 kebijakan itu sudah berlangsung lama sejak handphone marak ditangan masyarakat sekitar tahun 2004 hingga sekarang yang mengalami perkembangan yang progres. Antisipasi ini diberlakukan untuk seluruh 61 Wawancara dengan ibu Sholikah selaku waka kurikulum pada tanggal 15 Mei 2015 62 Wawancara dengan ibu Sholikah selaku waka kurikulum pada tanggal 15 Mei 2015 siswa dan dilakukan pemeriksaan secara berkala oleh guru BP dan wali kelas. Ibu Sholikah menambahkan bahwa: Pemeriksaan dilakukan secara kondisional tanpa jadwal yang terstruktur. Agar siswa berlaku wajar tanpa menutupi keseharian yang mereka bawa. Dari pemeriksaan tersebut kami pernah mendapatkan handphone siswa. Setelah kami mengecek file didalamnya, ada gambar tidak senonoh. Inilah yang kami khawatirkan bila tidak ada pengawasan secara ketat, kami tidak ngn menciptakan siswa yang memiliki karakter negatif. Yang jelas, tujuan kami adalah menciptakan jiwa religius dan nasionalis kepada siswa serta dapat menempatkan perkembangan media ke tempat yang tepat. 63 Setelah mendapati barang rampasan dari siswa yang melanggar peraturan, maka konsekuensi yang harus diterima siswa adalah penahanan barang selama dia dinyatakan lulus dari sekolah. Lanjut beliau“ barang rampasan menjadi tawanan sekolah. Bila satu sampaidua kali siswa mengulangi, maka ada surat peringatan dan panggilan orang tua. Bila melakukan kesalahan lagi maka siswa dikeluarkan” 64 . Demikian ibu Sumarmi menjelaskan terkait antisipasi perkembangan media elektronik maupun nonelektronik. Seluruh upaya ini pihak komite dan guru lakukan tidak lain adalah agar tujuan pembelajaran tercapai serta tercipta budaya yang tidak ketergantungan terhadap alat elektronik dan tercipta kenyamanan di sekolah dengan tetap mempertahankan loyalitas dalam IMTAQ dan IPTEK. 63 Wawancara dengan ibu Sholikah selaku waka kurikulum pada tanggal 15 Mei 2015 64 Wawancara dengan ibu Sholikah selaku waka kurikulum pada tanggal 15 Mei 2015 2 Teman sejawat Teman merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap karakter siswa, utamanya terhadap pembentukan karakter religius. Bersama teman sejawat banyak waktu yang dilalui siswa dalam berbagai aktifitas. Teman sejawat atau familiar disebut sahabat banyak memberikan dampak terhadap siswa, baik dari dampak positif maupun dampak negatif. Bapak Romadhon menjelaskan, “Mayoritas terbentuknya karater siswa itu karena dipengaruhi oleh lingkungan dan teman bermain. Iya kalau dapat teman yang membawa dampak positif, kalau negatif?ini yang bahaya” 65 . Di SMPN 1 Udanawu, guru menyerahkan sepenuhnya terhadap pengawasan orang tua terkait dengan pergaulan siswa dengan temannya. karena sekolah tidak bisa melakukan pengawasan penuh kepada keseharian siswa sehingga hanya himbauan dan nasihat yang bisa dilakukan. Bapak Sulistyono menuturkan bahwa: Teman adalah kerabat paling dekat setelah keluarga, atau bahkan teman bisa jadi menggeser peranan keluarga sebagai tempat berkeluh kesah yang lebih dipercaya. Mayoritas siswa menghabiskan waktu bersama teman, apalagi dengan adanya handphone yang memudahkan mereka berkomunikasi tidak mengenal waktu siang dan malam. Oleh karenanya dalam memilih teman harus benar-benar selektif, karena teman dapat memberikan dampak yang negatif baik secara fisik maupun non fisik. Kami hanya bisa menghimbau kepada siswa untuk berhati-hati memilih tman, selanjutnya kami serahkan kepada orang tua untuk mengawasi anaknya dalam pergaulan. Dikhawatirkan bila salah memilih teman akan terjerumus kedalam pergaulan yang merugikan 66 . 65 Wawancara dengan bapak Romadhon selaku guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII pada tanggal 15 Mei 2015 66 Wawancara dengan bapak Sulistyono selaku kepala sekolah pada tanggal 15 April 2015 Banyak kejadian mengkhawatirkan yang berhubungan dengan salah memilih teman. Seperti yang marak sekarang marak perkenalan melalui dunia maya seperti facebook, twitter, line dan lainnya dimana sebenarnya mereka belum mengenal lebih dekat antara satu dengan yang lainnya, namun begitu mudah percaya sehingga terjadi tindakan kriminal. Ini juga merupakan dampak dari penggunaan media elektronik yang kurang berhati-hati. Di SMP 1 Udanawu pula pernah terjadi kasus yang menyebabkan siswa dikeluarkan dari sekolah. Latar belakang dari kasus tersebut adalah karena pergaulan dia diluar sekolah. Bapak Waluyo selaku guru BP menuturkan bahwa: Disini juga pernah terjadi kasus yang mengakibatkan siswa harus dikeluarkan dari sekolah. Sebenarnya anaknya pendiam dan penurut, hanya saja karena salah memilih teman dan kurang mawas diri, serta kurangnya perhatian orang tua sehingga masalah itu pun terjadi. Saya yakin semua orang tidak mau ada masalah dalam dirinya, hanya saja bila dia kurang berhati-hati sejak awal maka tidak bisa memungkiri hal yang tidak diinginkan akan terjadi. 67 menanggapi dari penuturan bapak Waluyo, maka bapak Sulistyono menambahkan: Adanya kasus siswa bukan berarti sekolah tersebut adalah sekolah umum yang kurang menanamkan pendidikan keagamaan kepada siswa. Dari sekolah yang notabene berbau Islam saya yakin banyak juga kasus-kasus siswa yang menjadi beban sekolah 68 . Bila dilihat dari fenomena diatas, memang peran orang tua dalam mengawasi pergaulan anak sangat dibutuhkan, utamanya terhadap 67 Wawancara dengan bapak Waluyo selaku guru BK pada tanggal 15 Mei 2015 68 Wawancara dengan bapak Sulistyono selaku kepala sekolah pada tanggal 15 April 2015 pemilihan teman anak yang nantinya apakah dapat megantarkan anak kearah yang lebih baik atau malah sebaliknya. Dalam hal ini orang tua harus benar-benar protect karena seiring perkembangan zaman cara pergaulan remaja juga mengalami perubahan, bahkan lebih mengarah kepada konstruktif terhadap perkembangan moral anak.

B. Temuan Penelitian

Dokumen yang terkait

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 1 UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 20

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 1 UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB I clear

0 0 13

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 1 UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB II clear

0 0 40

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 1 UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB III clear

0 0 16

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 1 UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB V clear

0 0 4

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 1 UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 5

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 1 UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 1

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 1 UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 8 50

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMAN 1 KAUMAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMAN 1 KAUMAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4