didalam sanubari siswa. Tujuan akhir dari upaya ini adalah agar siswa tergerak hatinya untuk melakukan apa yang harus dilakukan untuk
kebaikan dirinya agar dapat menjadikan mereka sebagai insan yang paripurna di zaman yang senantiasa berkembang.
i. Pendekatan secara individu kepada siswa
Selain sebagai tenaga pendidik yang tugas pokoknya menyampaikan ilmu kepada siswa, guru Pendidikan Agama Islam di
SMP Negeri Udanawu juga memiliki upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa. Masalah ini mencangkup kesenjangan siswa
terhadap mata pelajaran agama hingga masalah pribadi siswa diluar pembelajaran.
Manusia dilahirkan dengan keadaan yang berbeda, baik dari watak, fisik, kemampuannya, serta latar belakangnya. Maka dengan
adanya keadaan siswa yang heterogen, solusi dalam mengatasi masalah tersebut menuntut guru untuk menyesuaikan pemecahan
masalah apa yang harus dilakukan. Guru melakukan pendekatan secara individu kepada siswa, dengan maksud agar apapun yang
diungkapkan siswa menjadi privasi dan tidak diketahui oleh orang lain. Selain itu bila komunikasi dilakukan secara empat mata antara
guru dan siswa, maka siswa lebih leluasa mengungkapkan apa yang menjadi beban dalam dirinya yang diharapkan guru dapat membantu
mengatasi masalah tersebut.
j. Hukuman yang mendidik bagi mereka yang melanggar
Hukuman masih berlaku di SMP Negeri 1 Udanawu Blitar. Hanya saja hukuman yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama
Islam kepada siswa yang melanggar adalah hukuman yang mendidik namun memberikan efek jera. Seperti membaca istighfar di mushola
sekolah sebanyak
100 kali,
menghafalkan jus
‘amma sampaimengerjakan LKS sampai selesai. Namun bila hukuman
tersebut tidak membuat jera siswa dan siswa masih melakukan kesalahan secara berulang-ulang, maka siswa harus membuat surat
pernyataan yang bertandatangankan orang tua sampai panggilan orang tua.
k. Hadiah
Pemberian reward yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam kepada siswanya merupakan bentuk penghargaan atas usaha
yang dilakukan siswa. Hadiah ini bisa berbentuk fisik maupun non fisik. Hadiah berbentuk fisik misalnya adalah pemberian benda alat
tulis atau uang saku, sedangkan hadiah yang non fisik adalah nilai tambah pada pelajaran agama. Tujuan dari pemberian hadiah ini
adalah memotivasi siswa untuk berkompetensi dalam pelajaran agama Islam, atau menghargai siswa yang berpartisipasi dalam lomba-lomba
keagamaan.
2. Temuan yang berkaitan dengan faktor pendukung dan penghambat dalam upaya penanaman karakter religius siswa di SMP Negeri 1
Udanawu a. Faktor pendukung
1 Komitmen kepala sekolah
Kepala sekolah SMP Negeri 1 Udanawu Blitar senantiasa menjaga komitmen terhadap program sekolah. Seluruh program
yang telah direncanakan selama setahun senantiasa diupayakan untuk direalisasikan, dengan anggaran dana yang telah disiapkan
setiap programnya. Komitmen kepala sekolah tidak hanya sebatas pada program
kegiatan sekolah, bahkan kegiatan yang bersifat insendental juga berusaha diupayakan sebagai tambahan untuk memaksimalkan
potensi siswa. Seperti kegiatan keagamaan dan keikutsertaan pada setiap lomba yang diadakan di lembaga lain.
2 Wali murid
SMP Negeri 1 Udanawu senantiasa menjaga hubungan komunikasi dengan wali murid secara berkala. Upaya menjalin
hubungan ini terwujud dalam berbagai bentuk, yakni keterlibatan orang tua dalam istighosah akbar, pertemuan wali murid saat
pengambilan raport, dan bentuk kegiatan sekolah lainnya. Tujuan dari keterlibatan wali murid terhadap kegiatan sekolah ini tidak lain
adalah agar wali murid mengetahui wujud kegiatan yang telah
diprogramkan sekolah untuk perkembangan peserta didiknya. Sehingga dengan mengetahui program tersebut secara langsung
maka diharapkan orang tua mendukung secara penuh program- program yang direncanakan sekolah.
Salah satu bentuk dukungan wali murid terhadap program sekolah adalah pembiayaan yang dibutuhkan peserta didik bila
sekolah belum mampu memenuhi semua dana pelaksanaan program. Seperti permohonan dana saat Idul Adha untuk pembelian
hewan kurban, zakat fitrah, dan lain-lain. Bentuk dukungan yang secara abstrak adalah pengawasan terhadap peserta didik saat tidak
lagi dilingkungan sekolah
3 Guru beserta karyawan
Guru beserta karyawan di SMP Negeri 1bUdanawu Blitar mendukung serta berperan aktif dalam penanaman karakter
religius. Salah satu bentuk dukungan guru dan karyawan sekolah yakni dengan penggunaan pakaian tertutup yang mayoritas dipakai
oleh mereka, senyum sapa salam yang senantiasa mereka amalkan, doa sebelum pelajaran, adanya arisan idul adha untuk pembelian
hewan kurban, dan partisipasi aktif mereka dalam kegiatan keagamaan. Selain itu upaya mereka dalam mendukung penanaman
karakter religius ini adalah pemberian nasihat-nasihat saat peserta didik dirasa kurang memiliki adab dalam berbicara dan bertingkah
laku.
4 Dinas Pendidikan
Dinas pendidikan kabupaten Blitar memberikan peraturan untuk setiap siswa yang menimba ilmu diwilayah kabupaten Blitar,
harus memakai seragam bawah panjang. Kebijakan ini sangat membantu upaya guru Agama dan sekolah dalam penanaman
pendidikan karakter religius utamanya di SMP Negeri 1 Udanawu. Selain itu, kebijakan lain yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan
kabupaten Blitar yakni diwajibkannya kegiatan MADIN untuk seluruh sekolah dan semua jenjang pendidikan di kabupaten Blitar.
Hal ini juga membantu guru Agama di Blitar dalam upaya meminimalisir buta huruf hijaiyah pada siswa di kabupaten Blitar
utamanya di SMP Negeri 1 Udanawu Blitar. Kegiatan Madrasah Diniyah dimasukan pada kegiatan pagi
dengan dua jam pelajaran disetiap minggunya, dengan tujuan akhir adalah untuk mendapatkan sertifikat Madrasah Diniyah sebagai
salah satu syarat untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi di sekolah yang berada di wilayah kabupaten Blitar.
b. Faktor Penghambat