Psikologi Perempuan Kajian Teoretik

spontan, alami, dan senang mengekspresikan potensinya secara penuh via Yusuf, 2011: 161. Manusia berupaya memenuhi dan mengekspresikan potensi dan bakatnya yang kerap kali terhambat oleh kondisi masyarakat yang menolaknya. Kondisi ini membuat seseorang mengalami problem kejiwaan dan ketimpangan perilaku. Individu semacam ini membutuhkan suatu terapi agar memperoleh kesempatan bagi dirinya untuk mengekspresikan dirinya secara bebas dan berupaya melepaskan perasaan dan pikiran yang disembunyikan dan dihindarinya. Apabila ia mampu menerima dirinya secara penuh, ia akan mampu mencapai integrasi psikologis yang memuaskan Krech via Minderop, 2010: 48. Menurut Maslow tingkah laku manusia lebih ditentukan oleh kecenderungan individu untuk mencapai tujuannya agar kehidupan si individu lebih berbahagia dan sekaligus memuaskan. Maslow menyampaikan teorinya tentang kebutuhan bertingkat yang tersusun sebagai berikut, kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri via Minderop, 2010: 48. Masalah terpenting menurut Maslow ialah seseorang harus terlebih dahulu mencapai kebutuhan yang paling mendasar sebelum mampu mencapai kebutuhan di atasnya. Seseorang tidak bisa memenuhi kebutuhan rasa aman sebelum ia memenuhi kebutuhan fisiologis, dan seterusnya. Jadi, seseorang tidak dapat melompati pencapaian kebutuhan yang berada di atasnya sebelum kebutuhan yang berada di bawahnya terpenuhi via Minderop, 2010: 50. Kondisi lingkungan sekitar dan keadaan sosial dalam masyarakat berkaitan erat dengan motivasi seseorang. Menurut Maslow, kondisi-kondisi yang merupakan prasyarat bagi pemuasan kebutuhan dasar meliputi antara lain kemerdekaan untuk berbicara, kemerdekaan untuk melakukan apa saja yang diinginkan sepanjang tidak merugikan orang lain, kemerdekaan menyelidiki, kemerdekaan untuk mempertahankan atau membela diri, keadilan, kejujuran, kewajaran dan ketertiban Goble, 1987: 30. Walgito mengemukakan bahwa psikologi humanistik mempunyai empat ciri, yaitu sebagai berikut. 1 memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia. 2 menekankan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan dari pemikiran tentang manusia yang mekanis dan reduksionitis. 3 menyandarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah yang akan dipelajari dan prosedur penelitian yang digunakan. 4 memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu via Wiyatmi, 2011: 8.

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, novel Perempuan Jogja sudah pernah diteliti oleh Donny Asmoro mahasiswa Fakultas Sastra UM dengan judul “Ketidakadilan Gender dalam novel Perempuan Jogja karya Achmad Munif” pada tahun 2006. Hasil dari penelitian yang dilakukan Doni Asmoro adalah dengan pendekatan sosiologi sastra, hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. 1 marginalisasi direpresentasikan dalam bentuk pemiskinan perempuan dengan cara pelarangan untuk bekerja, dan penjualan perempuan usia muda dalam bentuk prostitusi; 2 subordinasi direpresentasikan dalam lingkup domestik keluarga, dengan bentuk kaum lelaki bebas untuk menentukan dan memilih apa yang diinginkan baik dalam pendidikan, pekerjaan, perkawinan, dan sebagainya. Adapun perempuan tidak diberikan kebebasan yang sama; 3 stereotipe yang ada mengindikasikan bahwa perempuan memiliki sifat penggoda, lemah, emosional, dan tidak rasional. 4 sementara kekerasan terhadap perempuan direpresentasikan dalam bentuk kekerasan fisik, mental, dan seksual. Bagi pembelajaran sastra, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengajaran sastra, dengan pendekatan sosiologi sastra sekaligus menjadi wahana untuk melatih kepekaan siswa terhadap masalah-masalah sosial. Selain itu, penelitian ini memperluas wawasan mahasiswa mengenai gender agar dapat menjadi agen perubahan dengan melakukan penelitian lanjutan dengan tema gender untuk mencapai tujuan kesetaraan gender. Sementara bagi peneliti lanjutan, hasil penelitian ini dapat dijadikan wawasan awal, untuk mengungkap lebih jauh tentang permasalahan gender dalam karya sastra. Penelitian lain yang menggunakan novel Perempuan Jogja dilakukan oleh Niman A. Totok Priyadi, dan Christanto Syam mereka adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, PBS, FKIP Untan, Pontianak dengan judul Citra Wanita dalam novel Perempuan Jogja karya Achmad Munif. Hasil dari penelitian di atas adalah citra fisik perempuan dalam novel Perempuan Jogja