Faktor Ekonomi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Tokoh-Tokoh
“ Kamu masih ingat, bapak ini dulu hanya batur. Pembantunya Raden Mas Sudarsono, ramanya suamimu. Dan kamu harus ingat juga Rum,
rumah ini, tanah ini, semua yang kita punya adalah pemberian mertuamu. Apa hanya karena suamimu kawin lagi kamu minta cerai
dan semua ke
baikan itu kita lupakan.” “ Kalau dirasakan dada ini sakit sekali, Bu.”
“ Ora perlu dirasakno to, nduk. Sudah belasan tahun kamu hidup senang bersama Raden Mas Danu. Kamu harus menyadari suamimu
kaya, tampan, punya kedudukan. Dulu kamu hanya anak seorang penjaga villa. Kalau suami kamu kawin lagi anggap saja sebagai
cobaan. Perempuan kuat itu bukan hanya karena berani minta cerai, tetapi juga berani
dimadu.” Munif, 2012: 101
Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa Rumanti dalam keluarga didik menjadi orang yang bisa membalas budi dengan cara apapun. Termasuk ketika ia
harus menerima kenyataan pahit saat orang tuanya mendukung suaminya yang ingin menikah lagi dengan bekas pacarnya. Walaupun terasa sakit Rumanti tetap
berusaha mnghargai pendapat kedua orang tuanya. Ia tidak bisa bebuat apa-apa kecuali menerima keadaan yang ada.
Dari situ dapat terlihat bahwa keluarga merupakan salah satu faktor penentu kepribadian seseorang seperti apa. Apakah ia akan menjadi pemberontak atau
menjadi orang yang belajar menerima keadaan dengan melihat kebaikan-kebaikan orang yang telah menyakitinya.
“Kamu harus tabah Rum. Kalau kamu sudah rela Danu kawin lagi, ya sudah. Sabar, Nduk sabar. Wong sabar kuwi kasihane Gusti Allah.
Kita kaum perempuan ini sering tidak mengerti apa sesungguhnya yang dikehendaki para lelaki. Sekali lagi sabar ya, Nduk
.” Munif, 2012: 180
Kutipan di atas merupakan usaha anggota keluarga Rumanti yang memberikan dorongan moril saat Rumanti akhirnya dimadu suaminya. Keluarga
menjadi penyemangat saat Rumanti mengalami keterpurukan. Ia mulai bisa
menerima bahwa hidupnya sudah diatur oleh Allah. Sebagai seorang perempuan ia tidak bisa sepenuhnya mengerti apa yang sebenarnya dicari oleh para laki-laki.
Walaupun ia selalu berusaha menjadi isteri yang baik, setia, patuh terhadap suaminya.
Selain Rumanti, di keluarganya Indri juga dididik menjadi orang yang demokratis. Setiap orang berhak menentukan pilihannya asalkan dapat
mempertanggung jawabkan resiko yang dia ambil. “Kamu seperti belum mengenal Romo ini. Apa kakakmu Rumanti itu
dari keluarga kaya, dari keluarga ningrat? Jelek-jelek Romo ini orang perjuangan, Nduk. Indonesia ini, merdeka hasil perjuangan bersama.
Tidak ada kaya atau miskin. Tidak ada priyayi dan bukan priyayi. Semuanya saiyeg saeka proyo
. Berjuang untuk merdeka.” Munif, 2012: 178
Indri berusaha meminta ijin kepada Romonya untuk menjalin hubungan dengan Ramadan yang ditolak oleh Danu karena Ramadan tidak berasal dari
keluarga kaya. Dari kutipan tersebut terlihat bahwa keluarga Indri terutama ayahnya tidak pernah membandingkan antara orang kaya dan orang miskin.
Semuanya sama, karena dulu saat merebut kemerdekaan Indonesia semuanya berjuang tanpa melihat kekayaan yang dimiliki.