Cara Penyelesaian Masalah yang Dilakukan Tokoh-Tokoh Perempuan
Kedua kutipan di atas menggambarkan kecantikan wajah Rumanti yang membuat laki-laki terkagum-kagum. Walaupun sudah menikah dan memiliki dua
anak kecantikan Rumanti tidak memudar. Sebagai seorang isteri, ia memiliki cinta kasih serta kesetiaan yang besar terhadap suaminya. Walaupun terkadang timbul
perasaan bahwa sebagai istri ia tidak diperlakukan seperti selayaknya. Dia selalu merasa takut untuk bertanya bila ada sesuatu yang dirasanya tidak wajar. Rum
selalu menyimpan pertanyaan-pertanyaan itu sendiri. Malam tambah larut. Lalulintas di jalan semakin sepi. Di luar, angin
malam membangunkan daun-daun. Menimbulkan suara gemerisik. Rumanti beranjak dari kursi ruang tamu ketika mendengar bel pintu
berdering. Perempuan itu cepat membukakan pintu. Suaminya akan kecewa kalau sedikit saja terlambat membukakan pintu. Danu berdiri
tegak di depannya, memandang sekilas. Rum menggeser tubuh memberi jalan suaminya. Danu melangkah ke dalam dengan sikap
acuh, dilemparkan tas kerjanya ke kursi. Cepat Rum mengambil tas itu, dibawa ke kamar kerja suaminya, danu sedang mencopot dasi di
depan cermin besar di kamar itu. Rum meletakkan tas di meja kemudian melangkah keluar.
Rumanti melangkah keluar dari kamar kerja suaminya. Danu mencopot celana dan baju kemudian berganti piyama. Lelaki itu
keluar menuju kamar mandi dengan bernyanyi-nyanyi kecil. Di ruang makan, Rum menyiapkan makan malam untuk Danu. Sebenarnya ia
ingin bertanya mengapa suaminya terlambat lagi, namun ia tidak berani.
Munif, 2012: 6 Sebagai seorang ibu, ia memiliki citra sebagai perempuan yang bijaksana
dalam setiap mengambil keputusan maupun mengajarkan anaknya tentang rasa menghargai terhadap sesama. Termasuk ketika memberikan pengertian bahwa
sekarang anak-anaknya memiliki ibu kedua. Seperti dalam kutipan. “Mama berharap Dani tidak mengulangi perbuatan itu. Apapun yang
kita rasakan, kecewa, sakit hati, marah, tidak akan mampu mengubah kenyataan bahwa Papa menikahi tante Norma.”
“Dani menyesal Mama.”
“Itu baik, Nak. Kalau Dani tidak suka Papa itu jangan ditiru. Marah boleh saja, asal bisa dikendalikan. Dani bisa membayangkan kalau
semua orang tidak bisa mengendalikan kemarahannya. Dani mengerti
kan maksud Mama” “Mengerti Ma”
“Nanti atau besok Dani harus minta maaf kepada Papa. Itu cara paling baik agar Papa tidak marah kepada Mama. Itu kalau Dani masih
sayang kepada Mama.” “Kalau Dani mendiamkan saja olokan mereka, akhirnya akan berhenti
sendiri. Dani harus menerima cemoohan itu dengan besar hati. Kenyataannya Papa memang menikah lagi. Jangan hanya dengan itu
Dani berani kepada Papa. Dosa, Nak Agama kita memperbolehkan seorang laki-laki punya isteri lebih dari satu. Itu artinya, Papa tidak
melanggar peraturan agama. Kita hanya bisa berdoa, mudah-mudahan Papa bisa berlaku adil. Agama kita memperbolehkan suami menikah
lagi dengan syarat, memperlakukan isteri-isterinya secara adil. Mama percaya, Papa akan berbuat adil terhadap kita dan terhadap tante
Norma.” Munif, 2012: 191
—192 Dari kutipan tersebut tokoh Rumanti berusaha memberikan pengertian
kepada anaknya bahwa di dalam agamapun diperbolehkan apabila seorang laki- laki memiliki istri lebih dari satu asalkan bisa berlaku adil. Ia sadar bahwa bukan
hal yang mudah bagi anak-anaknya untuk menerima seorang perempuan lain hadir di samping ayahnya. Peristiwa tersebut sangat menyakiti hati mereka.
Dalam setiap pengertiannya Rumanti menyelipkan kata-kata bijak seandainya memang tidak suka dengan apa yang telah dilakukan ayahnya maka
jangan pernah ditiru, tetapi karena itu sudah terjadi maka keputusan tersebut harus tetap dihargai. Hal itu supaya mereka tidak benci kepada ayahnya.