Psikologi Sastra Kajian Teoretik

selalu bersedia mengalah, dan berusaha memahami kondisi pihak lain Kartono, 1992: 17. Satu ciri lain yang mencolok pada usia pra-pubertas ini ialah: kecenderungan untuk melepaskan diri dari identifikasi-identifikasi lama. Sebab anak gadis mulai bersikap sangat kritis terhadap orangtuanya, terutama sekali terhsadap ibunya. Anak-anak gadis ini tidak jarang melebih-lebihkan kemampuan sendiri; bahkan sering berusaha keras untuk berbeda dengan ibunya Kartono, 1992: 41. Relasi anak pra-puber dengan sahabat-sahabat atau dengan salah seorang kawan karibnya itu pada umumnya sifat nya “monogram” di mana unsur eksklusifitas dan kesetiaan dijunjung sangat tingi. Khususnya mereka menghargai rasa loyalitas dan solidaritas terhadap penderitaan serta misteri-misteri pribadi. Kartono, 1992: 42.

5. Psikologi Kepribadian Humanistik

Teori huma nistik dipandang sebagai “third force” kekuatan ketiga dalam psikologi dan merupakan alternatif dari kedua kekuatan yang dominan psikoanalisis dan behavioristik. Humanistik dapat diartikan sebagai “orientasi teoretis yang menekankan kualitas manusia yang unik khususnya terkait dengan free will kemauan keras dan potensi untuk mengembangkan diri”. Para ahli psikologi humanistik mempunyai perhatian terhadap isu-isu penting tentang eksistensi manusia seperti cinta, kreativitas, kesendirian, dan perkembangan diri. Mereka meyakini bahwa manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengembangkan diri. Manusia memiliki kebebasan untuk merancang atau mengembangkan tingkah lakunya. Manusia adalah makhluk rasional dan sadar tidak dikuasai oleh ketidaksadaran kebutuhan irrasional Yusuf, 2011: 141-142. Psikologi kepribadian adalah psikologi yang mempelajari kepribadian manusia dengan objek penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia. Dalam psikologi kepribadian dipelajari kaitan antara ingatan atau pengamatan dengan perkembangan, kaitan antara pengamatan dengan penyesuaian diri pada individu, dan seterusnya. Sasaran pertama psikologi kepribadian ialah memperoleh informasi mengenai tingkah laku manusia. Karya- karya sastra, sejarah, dan agama bisa memberikan informasi berharga mengenai tingkah laku manusia Koeswara, 1991: 4. Sasaran kedua, psikologi kepribadian mendorong individu agar hidup secara utuh dan memuaskan, dan sasaran ketiga ialah agar individu mampu mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya secara optimal melalui perubahan lingkungan psikologis. Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh self- actualizing person metamativation, meta-needs, B-motivation, atau being values kebutuhan untuk berkembang. Seseorang yang telah mampu mengaktualisasikan dirinya tidak termotivasi untuk mengejar sesuatu tujuan yang khusus, mereduksi ketegangan, atau memuaskan suatu kekurangan. Mereka secara menyeluruh tujuannya akan memperkaya, memperluas kehidupannya dan mengurangi ketegangan melalui bermacam-macam pengalaman yang menantang. Dia berusaha untuk mengembangkan potensinya secara maksimal, dengan memperhatikan lingkungannya. Dia juga berada dalam keadaan menjadi, yaitu spontan, alami, dan senang mengekspresikan potensinya secara penuh via Yusuf, 2011: 161. Manusia berupaya memenuhi dan mengekspresikan potensi dan bakatnya yang kerap kali terhambat oleh kondisi masyarakat yang menolaknya. Kondisi ini membuat seseorang mengalami problem kejiwaan dan ketimpangan perilaku. Individu semacam ini membutuhkan suatu terapi agar memperoleh kesempatan bagi dirinya untuk mengekspresikan dirinya secara bebas dan berupaya melepaskan perasaan dan pikiran yang disembunyikan dan dihindarinya. Apabila ia mampu menerima dirinya secara penuh, ia akan mampu mencapai integrasi psikologis yang memuaskan Krech via Minderop, 2010: 48. Menurut Maslow tingkah laku manusia lebih ditentukan oleh kecenderungan individu untuk mencapai tujuannya agar kehidupan si individu lebih berbahagia dan sekaligus memuaskan. Maslow menyampaikan teorinya tentang kebutuhan bertingkat yang tersusun sebagai berikut, kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri via Minderop, 2010: 48. Masalah terpenting menurut Maslow ialah seseorang harus terlebih dahulu mencapai kebutuhan yang paling mendasar sebelum mampu mencapai kebutuhan di atasnya. Seseorang tidak bisa memenuhi kebutuhan rasa aman sebelum ia memenuhi kebutuhan fisiologis, dan seterusnya. Jadi, seseorang tidak dapat melompati pencapaian kebutuhan yang berada di atasnya sebelum kebutuhan yang berada di bawahnya terpenuhi via Minderop, 2010: 50.