Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

2 Dalam film-film, siaran televisi, maupun dalam buku-buku kita disajikan dengan kisah-kisah pembunuhan seperti pembunuhan secara misterius, mutilasi, ataupun pembunuhan dengan racun di negara-negara maju dimana penyidik sulit sekali untuk menemukan si pelaku ataupun sulit untuk menemukan bukti-bukti telah terjadinya tindak pidana pembunuhan. Kesulitan-kesulitan untuk menditeksi kejahatan itupun akan bertambah sulit karena keterikatan dalam pembuktian dan formalitasnya. 3 Peristiwa-peristiwa kematian tersebut merupakan kasus kematian yang misterius, oleh karena baik mengenai sebab-sebabnya maupun mengenai waktunya tidaklah dapat diketahui dengan pasti. Penentuan sebab-sebab kematian dan saat kematian dalam kasus kematian yang misterius mempunyai arti penting untuk penyelesaian kasus kejahatan. Apabila dari ternyata bahwa kematian tersebut disebabkan oleh perbuatan orang lain, hal itu berarti bahwa kasus tersebut merupakan suatu tindak pidana kejahatan berupa pembunuhan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 338-350 KUHP. 4 Sehubungan dengan kemajuan pengetahuan yang dapat menghasilkan positif dan negatif tersebut dalam mengusut dan mengadili kejahatan-kejahatan seperti diatas disusul juga dengan kelahiran-kelahiran ilmu-ilmu modern dan salah satunya adalah ilmu forensik, yaitu suatu ilmu pengetahuan yang dapat membantu memberi keterangan atau penjelasan tentang sebab dan waktu kematian bagi “peradilan” secara meyakinkan menurut kebenaran ilmiah yang akan mendukung kebenaran peradilan dalam menetapkan keputusannya apabila ia dijalankan 3 Ibid, halaman 39. 4 Musa Perdanakusuma, Bab-Bab Tentang Kedokteran Forensik, Ghalia Indonesia, Jakarta Timur, 1983, halaman 131. 3 sebagaimana mestinya. Karena pada proses penegakan hukum dan keadilan adalah merupakan suatu usaha ilmiah dan bukan sekedar common- sensenonscientific belaka. 5 Pemakaian ilmu forensik oleh penyidik untuk mencari kebenaran sejauh yang dapat dicapai oleh manusia, maka Polri selaku penyidik mendirikan Laboratorium Forensik yang bertugas untuk membina dan melaksanakan kriminalistik sebagai ilmu dan penerapannya untuk mendukung pelaksanaan tugas Polri yang meliputi Kedokteran Forensik, Kimia Forensik, Narkotika Forensik, Toksikologi Forensik, Fisika Forensik, Balistik dan Metalurgi Forensik, Dokumen Forensik, dan Fotografi Forensik. 6 Adanya suatu laboratorium forensik untuk keperluan pengusutan kejahatan sangatlah diperlukan. Sama halnya dalam pemeriksaan medis dalam penyakit, setelah adanya diagnosa barulah disimpulkan secara tepat dengan bantuan pemeriksaan laboratorium. 7 5 H. Ridwan Hasibuan, Op. cit, halaman 39. Demikian pula dengan suatu pembunuhan, peran laboratorium forensik sangat membantu dokter forensik dalam membuktikan suatu tindak pidana pembunuhan. Laboratorium forensik membantu dokter forensik untuk memeriksa identitas, waktu, sebab, dan cara kematian korban sehingga keterangannya baik yang dituliskan melalui alat bukti surat Visum Et Repertum maupun dalam penyampaian keterangan ahli forensik pada persidangan tentang hipotesa kematian tidaklah terlepas dari pemeriksaan di laboratorium forensik. 6 Diakses dari situs http :wikipedia.comsejarah-labfor. Diakses pada hari Minggu 04 Mei 2014, pukul 19.32 WIB. 7 Musa Perdanakusuma, Op. cit, halaman 109. 4 Dilihat pada tingkat penyidikan, laboratorium forensik merupakan sarana untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam suatu tindak pidana pembunuhan. Laboratorium forensik merupakan alat pembantu dalam pengusutan kejahatan. Karena pengusutan kejahatan tidaklah semata-mata didasarkan pada saksi mata eye witness, akan tetapi juga pada bukti-bukti fisik physical evidence yang ditemukan ditempat kejadian. halaman ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : 8 1. Tidak semua peristiwa kejahatan disaksikan oleh saksi mata. 2. Saksi mata dapat berbohong atau disuruh berbohong. 3. Bukti fisik jumlahnya tidak terbatas dan tak dapat berbohong atau disuruh berbohong. 4. Bagaimanapun cermatnya si penjahat, pasti ada bukti fisik yang tertinggal di tempat kejadian Karena menurut Joachim George Darjes, seorang sarjana Jerman, pada umumnya suatu perkara pidana menimbulkan tujuh macam pertanyaan yang dalam bahas Jerman semuanya diawali dengan huruf “W”. Oleh sebab itu, teori George Darjes tersebut terkenal dengan nama teori tujuh W. Ketujuh macam pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut : 9 1. Apa yang terjadi? 2. Dimana terjadinya? 3. Bagaimana terjadinya? 4. Dengan alat apa perbuatan tersebut dilakukan? 8 Ibid, halaman 110. 9 Ibid, halaman 100. 5 5. Apa sebabnya perbuatan tersebut dilakukan? 6. Dengan maksud apa perbuatan tersebut dilakukan? 7. Siapa yang melakukan? Untuk mencari jawaban dari pertanyaan tersebut dokter forensik memerlukan laboratorium forensik. Sekiranya kematian orang tersebut disebabkan karena racun atau karena tembakan maka untuk menetapkan jenis racun serta jenis dan ukuran peluru yang menyebabkan kematian tersebut dokter forensik akan melakukan pemeriksaan di laboratorium forensik untuk menentukan secara pasti dengan menggunakan menggunakan cabang Ilmu Kimia Forensik khususnya Toksikology Forensik serta Ilmu Balistik dan Metalurgi Forensik. 10 Laboratorium forensik adalah suatu lembaga yang bertugas dan berkewajiban menyelenggarkan fungsi kriminalistik dan melaksanakan segala usaha pelayanan serta membantu mengenai kegiatan pembuktian perkara pidana dengan memakai teknologi dan ilmu-ilmu penunjang lainnya. Seperti diketahui bahwa laboratorium forensik adalah salah satu unsur bantuan tehnik laboratories kriminalistik dalam rangka tugas sebagai penyidik. Adapun pelaksanaan tugasnya meliputi bantuan pemeriksaan laboratories, baik terhadap barang bukti maupun terhadap tempat kejadian perkara TKP serta kegiatan bantuan lainnya terhadap unsur-unsur operasional kepolisian terutama reserse. Adapun mengenai tindak kejahatan biasanya meninggalkan bukti-bukti atau bekas-bekas dari tindak kejahatan itu sendiri yang dapat diungkap baik melalui 10 Ibid, halaman 101. 6 alat bukti berupa keterangan saksi maupun keterangan tersangka atau terdakwa sendiri dan dapat pula melalui pemeriksaan barang bukti yang dapat diperiksa secara laboratories. Peranan laboratorium forensik penting artinya dalam mengungkap kasus kejahatan melalui proses pemeriksaan barang bukti, karena sistem pembuktian menurut ilmu forensik yaitu adanya bukti segi tiga TKP maka terdapat rantai antara korban, barang bukti dan pelaku. Oleh karena itu, tidak semua kejahatan dapat diketahui dan diungkap melalui keterangan saksi dan tersangka atau terdakwa saja, tetapi barang bukti juga dapat memberi petunjuk atau keterangan atas suatu tindak kejahatan yang telah terjadi, karena hasil pemeriksaan barang bukti dari laboratorium forensik terdapat tiga alat bukti yang dapat dipenuhi laboratorium tersebut dari lima alat bukti yang sah berdasarkan undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP Pasal 184 ayat 1 yaitu keterangan ahli, surat, dan petunjuk. Selain itu juga sangat dokter forensik sangat terbantu dengan keberadaan laboratorium forensik untuk mempelajari hal ikhwal manusia atau organnya dalam kaitannya dengan peristiwa kejahatan. Meskipun objek pemeriksaan dokter forensik adalah manusia atau organnya, tujuannya sama sekali bukanlah untuk menyembuhkan penyakit yang diderita oleh seseorang. Pemeriksaan mengenai sebab-sebab kematian diperlukan untuk menentukan peristiwa apa yang sebenarnya telah terjadi. Apakah korban mati wajar karena suatu penyakit, ataukah mati karena bunuh diri, atau mati karena kecelakaan atau mati karena pembunuhan. Mengenai identifikasi mayat, tujuannya ialah untuk menentukan 7 jenis kelamin, umur, tinggi badan dan sebagainya. Mengenai keadaan mayat sesudah kematian post mortem, tujuannya ialah untuk menentukan saat kematiannya. 11 Dengan demikian, dalam pembuktian kasus pembunuhan, laboratorium forensik dan dokter forensik tidaklah dapat dipisahkan. Dalam pembuktian tindak pidana pembunuhan, hasil pemeriksaan dokter forensik di laboratorium forensik, memberikan keyakinan kepada hakim karena pembuktian dilakukan dengan cara ilmiah berdasarkan keahlian displin ilmu serta peralatan dan perlengkapan yang canggih. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium forensik, dokter forensik dapat memberikan 3 alat bukti yang sah, yaitu alat bukti Keterangan Ahli, Surat, dan Petunjuk. Pembuktian dengan memanfaatkan laboratorium forensik ini pada semua negara maju telah berkembang dan digunakan sebagai alat bukti yang sah, walaupun tersangkaterdakwa bersikap diam atau membisu atau tidak mengakui perbuatannya. 12 Uraian dari latar belakang tersebut, menyimpulkan penulis untuk lebih mengetahui mengenai manfaat laboratorium forensik, karena dapat dikatakan bahwa untuk membuktikan suatu tindak pidana pembunuhan laboratorium forensik berperanan sangat besar karena turut membantu aparat penegak hukum dalam mencari kebenaran di persidangan dengan memberikan 3 alat bukti yang sah sesuai dengan KUHAP, yaitu Keterangan Ahli, Surat, dan Petunjuk. Oleh karena itulah yang melatarbelakangi penulis untuk mengangkat menjadi topik pembahasan dalam penulisan skripsi dengan judul “PERANAN 11 Ibid , halaman 102. 12 H. R. Abdussalam, Forensik, Restu Agung, Jakarta, 2006, halaman 4. 8 LABORATORIUM FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN”

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaturan hukum mengenai laboratorium forensik dalam pembuktian tindak pidana di Indonesia? 2. Bagaimanakah peranan laboratorium forensik dalam pembuktian tindak pidana pembunuhan? 3. Bagaimanakah kebijakan hukum pada tindak pidana pembunuhan dikaitkan dengan hasil pemeriksaan laboratorium forensik dalam proses pembuktian di pengadilan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini ialah : 1. Untuk mengetahui pengaturan hukum tentang kedudukan dan pemanfaatan laboratorium forensik dalam pembuktian tindak pidana di Indonesia. 2. Untuk mengetahui peranan dari laboratorium forensik dalam membantu aparat penegak hukum dalam membuktikan tindak pidana pembunuhan. 3. Untuk mengetahui kebijakan hukum yang diberikan majelis hakim pada tindak pidana pembunuhan dalam putusannya pengadilan terkait dengan hasil pemeriksaan laboratorium forensik sebagai alat bukti. Manfaat penelitian terdiri dari 2, yakni : 1. Manfaat teoritis : Dapat mengetahui peranan dari laboratorium forensik dalam pembuktian suatu tindak pidana pembunuhan. Memberikan sumbangan dalam 9 pengembangan ilmu forensik sebagai alat bukti sah utama yang dibuat secara pro justisia serta memberikan penambahan khasanah pustaka forensik sebagai alat bukti sah utama dalam proses penegakan hukum. 2. Manfaat praktis : Diharapkan pula melalui penulisan skripsi ini dapat bermanfaat nantinya bagi para penegak hukum dalam membuktikan suatu tindak pidana pembunuhan dengan memanfaatkan laboratorium forensik yang untuk digunakan sebagai alat bukti yang sah untuk memutuskan terdakwa bersalah atau tidak bersalah.

D. Tinjauan Kepustakaan

1. Pengaturan Hukum Mengenai Laboratorium Forensik Dalam Pembuktian Tindak Pidana di Indonesia Forensik dalam bahasa hukum dapat diartikan sebagai hasil pemeriksaan yang diperlukan dalam proses pengadillan. Sedangkan forensik dalam pengertian bahasa Indonesia berarti berhubungan dengan pengadilan.. Ilmu forensik Forensik Science adalah meliputi semua ilmu pengetahuan yang mempunyai kaitan dengan masalah kejahatan, atau dapat dikatakan bahwa dari segi perannya dalam penyelesaian kasus kejahatan maka ilmu-ilmu forensik memegang peranan penting. Adapun semua peranan ilmu-ilmu pengetahuan yang mempunyai kaitan dengan masalah kejahatan tersebut, ialah: 13 a. Hukum pidana b. Hukum acara pidana c. Ilmu kedokteran forensik 13 Tolib Setiady, Pokok-Pokok Ilmu Kedokteran Kehakiman, Alfabeta, Bandung, 2009, halaman 6.

Dokumen yang terkait

Fungsi dan Peran Laboratorium Forensik dalam Mengungkap Sebab Sebab Kematian Korban Tindak Pidana Pembunuhan

5 57 114

FUNGSI DAN PERAN LABORATORIUM FORENSIK DALAM MENGUNGKAP TINDAK PIDANA PERKOSAAN FUNGSI DAN PERAN LABORATORIUM FORENSIK DALAM MENGUNGKAP TINDAK PIDANA PERKOSAAN.

0 2 11

PERANAN LABORATORIUM FORENSIK POLRI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA Peranan Laboratorium Forensik Polri Dalam Penyidikan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Di Laboratorium Forensik Polri Cabang Semarang).

0 2 11

PENDAHULUAN Peranan Laboratorium Forensik Polri Dalam Penyidikan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Di Laboratorium Forensik Polri Cabang Semarang).

0 0 15

PERANAN LABORATORIUM FORENSIK POLRI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA Peranan Laboratorium Forensik Polri Dalam Penyidikan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Di Laboratorium Forensik Polri Cabang Semarang).

1 3 17

PERANAN LABORATORIUM FORENSIK DALAM PENGUNGKAPAN TINDAK PIDANA PENCURIAN Peranan Laboratorium Forensik Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Melalui Pemeriksaan Metalurgi (Studi Kasus Di Laboratorium Forensik Cabang Semarang).

0 4 11

PERANAN LABORATORIUM FORENSIK DALAM PENGUNGKAPAN TINDAK PIDANA PENCURIAN Peranan Laboratorium Forensik Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Melalui Pemeriksaan Metalurgi (Studi Kasus Di Laboratorium Forensik Cabang Semarang).

0 1 19

PERANAN AHLI TOKSIKOLOGI FORENSIK DALAM UPAYA PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA Oleh Mirna Andita Sari, Eddy Rifai, Gunawan Jatmiko Email: mirnaanditagmail.com Abstrak - PERANAN AHLI TOKSIKOLOGI FORENSIK DALAM UPAYA PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA PE

0 0 12

PERANAN LABORATORIUM FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN

0 0 10

PERANAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DALAM MENGUNGKAP KORBAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (STUDI KASUS PEMBUNUHAN WARIA DI GUNUNGPATI, SEMARANG) - Unika Repository

0 0 12