Perkap Kapolri Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Tata Cara dan
46
fisika forensik, kimia biologi forensik, dokumen dan uang forensik balistik dan metalurgi forensik sesuai dengan bunyi Pasal 4 Peraturan Kepala Kepolisian
Negara RI Nomor 10 Tahun 2009. Pemeriksaan teknis TKP adalah pemeriksaan dalam rangka pencarian, pengambilan, pengamanan, pengawetan, pemeriksaan
pendahuluan preliminary test barang bukti yang dalam penanganannya memerlukan pengetahuan teknis kriminalistik Pasal 1 ayat 6. Sedangkan
pemeriksaan laboratoris barang bukti adalah pemeriksaan terhadap barang bukti yang diperoleh dari pencarian, pengambilan, penyitaan, pengamanan, dan
pengiriman petugas Polri atau instansi penegak hukum lainnya yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah di labfor Polri, agar barang bukti yang telah
diperiksa dapat dijadikan sebagai salah satu alat bukti yang sah Pasal 1 ayat 7. Menurut Pasal 5 ayat 1 Perkap tersebut, subjek-subjek yang dapat
meminta pemeriksaan teknis labfor di TKP adalah Penyidik Polri, Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS, Kejaksaan, Pengadilan, Polisi Militer Tentara
Nasional Indonesia POM TNI, dan instansi lain sesuai dengan lingkup kewenangannya. Pada ayat 2 dalam pasal ini tindak pidana yang dilakukan
pemeriksaan pada TKP adalah untuk tindak pidana pembunuhan, perkosaan, pencurian, penembakan, kebakaranpembakaran, kejahatan komputer, kecelakaan,
kecelakaan kerja, sabotase, peledakan, terorisme, keracunan, laboratorium ilegal, pencemaran lingkunganlimbah berbahaya, dan kasus-kasus lain yang menurut
pertimbangan penyidik memerlukan dukungan labfor Polri. Menurut Pasal 9 ayat 1 Pemeriksaan laboratoris kriminalistik barang bukti
dapat dipenuhi berdasarkan permintaan tertulis dari:
47
a. Penyidik Polri
b. PPNS
c. Kejaksaan
d. Pengadilan
e. POM TNI
f. Instansi lain sesuai dengan lingkup kewenangannya.
Dalam ayat 2 disebutkan jenis barang bukti yang dapat dilakukan pemeriksaan oleh Labfor Polri meliputi:
a. Pemeriksaan bidang fisika forensik, antara lain:
1. deteksi kebohongan Polygraph;
2. analisa suara Voice Analyzer;
3. perangkat elektronik, telekomunikasi, komputer bukti digital, dan
penyebab proses elektrostatis; 4.
perlengkapan listrik, pemanfaatan energi listrik, dan pencurian listrik; 5.
pesawat pembangkit tenaga dan pesawat mekanis; 6.
peralatan produksi; 7.
konstruksi bangunan dan struktur bangunan; 8.
kebakaranpembakaran; 9.
peralatanbahan radioaktifnuklir; 10.
bekas jejak, bekas alat, rumahanak kunci, dan pecahan kacakeramik; dan 11.
kecelakaan kendaraan bermotor, kereta api, kendaraan air, dan pesawat udara;
b. Pemeriksaan bidang kimia dan biologi forensik, antara lain:
1. pemalsuan produk industri;
2. pencemaran lingkungan;
3. toksikologikeracunan;
4. narkotika, psikotropika, zat adiktif, dan precussor-nya;
5. darah, urine, cairan tubuh air ludah, keringat, dan sperma, dan jaringan
tubuh pada kuku, rambut, tulang, dan gigi; 6.
material biologimikroorganismetumbuh-tumbuhan; dan 7.
bahan kimia organikanorganik; c.
pemeriksaan bidang dokumen dan uang palsu forensik, antara lain: 1.
tanda tangan, tulisan tangan, material dokumen; 2.
produk cetak cap stempel, belangko, materai, tulisan ketik, dan tulisan cetak; dan
3. uang rupiah dan asing;
d. Pemeriksaan bidang balistik dan metalurgi forensik, antara lain:
1. senjata api, peluru, anak peluru, dan selongsong peluru;
48
2. residu penembakan;
3. bahan peledak;
4. bom;
5. nomor seri;
6. pemalsuan kualitas logam dan barang tambang; dan
7. kerusakankegagalan konstruksi logam.