38
lebih efektif dari model pembelajaran kooperatif tipe GI ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah, ekmudian sama-sama efektif ditinjau dari sikap siswa
terhadap matematika. Ketiga penelitian dia atas dianggap peneliti sebagai penelitian yang
relevan jika digunakan sebagai acuan. Relevansi terdapat pada kesamaan komparasi dua model pembelajaran. Perbedaan terletak pada variabel yang diukur,
instrument, desain penelitian, populasi, dan sampel penelitian.Variabel penelitian yang diukurdalam penelitian ini hanya dibatasi pada aspek kognitif yaitu hasil
belajar siswa. Guna mengukur hasil belajar peneliti hanya menggunakan satu instrumen saja yaitu test. Begitu pula dengan pendekatan penelitian yang
digunakan serta jumlah populasi dan sampel pada penelitian, peneliti menggunakan pendekatan eksperimen semu. Lain halnya dengan dua dari tiga
contoh penelitian yang relevan.
H. Kerangka Berfikir
Hasil belajar dan kemampuan siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah penerapan model pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Penggunaan metode dan model pembelajaran yangs sesuai dengan karakter siswa maupun materi pelajaran dapat membantu guru dan siswa
mencapai hasil pembelajaran yang ingin dicapai. Salah satu faktor yang diduga menyebabkan siswa merasa kesulitan
terhadap pemecahan masalah dalam proses pembelajaran maupun peningkatan hasil belajaranya disebabkan oleh iklim belajar yang kurang membangkitkan
39
motivasi belajar dan sikap siswa, kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan model pembelajaran mata diklat Programmable Logic
Controller kurang efektif dalam mendorong pencapaian hasil belajar yang optimal, diakarenakan siswa kurang merasa memiliki kebutuhan untuk belajar,
serta suasana belajar yang kurang menyenangkan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran hendaknya guru menerapkan model pembelajaran yang
mengedepankan peran aktif siswa sehingga diharapkan iklim belajar menjadi lebih kondusif dan secara tidak langsung akan berdampak pada hasil belajar siswa.
Model pembelajaran yang dipandang dapat meningkatkan hasil belajar, serta dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar adalah model pembelajaran
Quantum Learning dan Problem Based Learning. Model pembelajaran Quantum Learning merupakan salah satu model
pembelajaran yang butuh waktu lama dalam penerapanya namun sangat efektif guna membuat perubahan pada minat belajar siswa sehingga akan berdampak
pada hasil belajar siswa. Sedangkan Problem Based Learning merupakan model pembelajaran sepesialisasi kelompok, yang dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam mngatasi masalah yang akan berdampak kepada peningkatan hasil belajar siswa
Model Quantum Learning lebih menitik beratkan kepada kenyamanan dalam belajar dengan membuat suasana belajar yang menyenangkan dari berbagai
aspek. Guru dituntut agar kreatif dan dapat mengerti kebutuhan siswanya. Model Problem Based Learning cenderung berpusat pada siswa untuk memperoleh
pengetahuanya sendiri dari masalah yang diberikan oleh guru, siswa masuk ke
40
dalam kelas dengan bekal pengetahuan yang diperoleh dari luar kelas kemudian guru memberikan maslah yang terkait dengan materi, siswa secara aktif
memecahkan masalah secara berkelompok dan guru bertugas sebagai fasilitator yang memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah. Berdasarkan hal-hal maka
dapat diduga jika siswa diberikan jatah waktu pembelajaran yang sama antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model Quantum Learning dan-
Problem Based Learning maka hasil belajar yang diperoleh akan berbeda.
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Peningkatan Hasi Belajar
PROBLEM BASED LEARNING 1 Merumuskan masalah 2 Pembagian
kelompok 3 Pencarian sumber dari luar 4 presentasi 5Evaluasi
Siswa merumusakan masalah
Peningkatan kerjasama berkelompok
Siswa berani pengemukanan pendapat
belajar berpusat pada siswa
Efektifitaspembelajaran
QUANTUM LEARNING
1AMBAK2 Penataan lingkungan belajar 3 Memahami gaya belajar4 Sikap positif5
konsep TANDUR 6 Musik
Siswa menjadimudahmemahami materi pembelajaran
Minat siswa dalam pembelajaran akan meningkat
Siwa selalu berfikir positif terhadap kegagalan
Suasanabelajarmenyenangkan
Efektifitaspembelajaran
41
I. Hipotesis
Sebagai upaya untuk mengarahkan kegiatan penelitian terhadap masalah yang diteliti, maka disusunlah beberapa hipotesis penelitian yang merupakan
jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian. Suharsismi Arikunto 2006: 71, mengemukakan bahwa: “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”
Bertitik tolak dari permasalahan yang ada, maka penulis merumuskan hipotesis kerja sebagai berikut:
H0 1 : Tidak terdapat perbedaanhasil belajar siswa menggunakaan model pembelajaran Quantum Learning.
H0 2 : Tidak terdapat perbedaanhasil belajar siswa menggunakaan model
pembelajaran Problem Based Learning.