Tingkat Kesukaran Butir Soal

60 Karena jumlah peserta tes kurang dari 100 orang kelompok kecil maka, seluruh peserta tes akan dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak, yaitu 50 kelompok atas dan 50 kelompok bawah. Ditinjau dari indeks daya pembeda ini, butir soal diklasifikasikan dengan: D = 0,00 – 0,20 : jelek D = 0,20 – 0,40 : cukup D = 0,40 – 0,70 : baik D = 0,70 – 1,00 : baik sekali Suharsimi Arikunto, 2006:218. Selain itu, pembagian kelompok atas dan kelompok bawah berdasarkan perolehan skor total dapat dilakukan dengan kategori pembagian kelompok 50- 50, 33 kelompok atas 33 kelompok bawah dan 27 kelompok atas 27 kelompok bawah Dr.Sumarna Surapranata, 2009: 27-30. Jumlah kelompok yang tinggi diambil 33 dan kelompok yang rendah diambil 33. Untuk kriteria pemilihan soal pilihan ganda daya pembeda soal yang dapat diterima haruslah 0,30 karena soal pada rentang tersebut merupakan soal yang termasuk dapat membedakan kelompok yang berkemampuan tinggi dengan kelompok yang berkemampuan rendah, jika nilai daya pembeda soal 0,3 maka soal diterima, jika daya pembeda soal antara 0,10-0,29 maka soal tersebut harus direvisi, dan jika daya pembeda soal 0,10 maka soal tersebut ditolak yang artinya soal tersebut tidak dapat membedakan siswa yang berkemampuan unggul dan siswa yang berkemampuan rendah Dr. Sumarna Surapranata, 2009: 47. Berdasarkan analisis daya pembeda soal membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai, sampel diambil 33 dari kelompok atas rerata nilai indeks daya pembeda soal pretest adalah 0,913 untuk soal Quantum 61 Learning dengan kategori soal baik sekali, dan 0,81 untuk soal Problem Based Learning dengan kategori soal baik sekali. Kedua soal dapat membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai berdasarkan tingkat kemampuannya. Berdasarkan rerata nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa daya pembeda soal juga diterima.

I. Analisis data

Teknik kuantitatif digunakan untuk menghitung hasil tes pretest dan posttest, dari kedua model pembelajaran yang diterapkan. Hasil pengukuran dinyatakan dalam persentase. Hasil pretest tersebut akan dibandingkan dengan hasil posttest, untuk kemudian dilihat perubahannya. Cara penskoran hasil tes obyektif adalah dengan menskor total hasil tes obyektif tersebut. Skor ini ditentukan oleh jawaban benar saja, sedang jawaban yang salah tidak diperhitungkan. Jawaban yang benar diberi skor 1 sedangkan yang salah diberi skor 0. Hasil perolehan nilai tes tersebut kemudian dinyatakan dalam bentuk persen, dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: N = nilai dalam persentase Hasil tes tersebut kemudian dilihat berdasarkan parameter penelitian untuk menentukan pemahaman terhadap materi bimbingan belajar tersebut berada pada kriteria tidak baik, kurang baik, cukup baik, baik, atau sangat baik. Hasil dari 62 pretest tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil posttest setelah diberi treatment. Adapun kategori persentase tersebut terdapat pada tabel kategori keberhasilan penelitian ini: Tabel 12. Kriteria Keberhasilan Treatment No. Kategori Persentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik 81 - 100 61 - 80 41 - 60 21 - 40 20 Suharsimi arikuto 2006: 124 Hasil penilaian yang berupa bilangan harus diubah dalam bentuk predikat, misalnya ”Baik Sekali”, ”Baik”, ”Cukup Baik”, ”Kurang Baik”, dan ”Tidak Baik” Suharsimi Arikunto, 2006: 124. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis penelitian terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi, utuk mengetahui tingkat nomalitas dan homogenitas data sebagai berikut: a. Uji Normalitas Distribusi Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah masing- masing variabel dalam penelitian ini datanya berdistribusi normal atau tidak sebagai persyaratan pengujian hipotesis, normalitas untuk data penelitian ini menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 17.0 dengan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan yang dipergunakan adalah jika Asymp Sig 2-tailedα p-value 0,05 maka sebarannya dinyatakan normal.