64
H01: diterima jika p0,05, berarti dalam hal ini tidak terdapat perbedaan hasil belajar menggunakan model pembelajaran Quantum Learning
H02: diterima jika p0,05, berarti dalam hal ini tidak terdapat perbedaan hasil belajar menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning. H01:ditolak jika p0,05, berarti dalam hal ini terdapat perbedaanhasil
belajar menggunakan model pembelajaran Quantum Learning. H02: ditolak jika p0,05, berarti dalam hal ini tidak terdapat perbedaan
hasil belajar menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning.
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian.
SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta mempunyai beberapa bidang keahlian antara lain.Teknik Mekanik Otomotif Kendaraan Ringan dan Teknik Sepeda
Motor, Teknik Permesinan, Teknik Audio-Video, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Komputer Jaringan, Teknik Gambar dan Bangunan. SMK Muhammadiyah
3 Yogyakarta ini memiliki fasilitas ruang kelas dan ruang bengkel yang memadai dengan kegiatan belajar meliputi kegiatan belajar mengajar kurikuler dan kegiatan
ekstrakurikuler. Proses pembelajaran dan keadaan siswa di bidang keahlian TITL SMK
Muhammadiyah 3 Yogyakarta sebelum dilakukan penelitian masih sepenuhnya berpusat pada guru. Proses belajar pada mata diklat PLC Programmable Logic
Controller di bidang keahlian TITL SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta masih menggunakan metode ceramah. Guru lebih banyak mendominasi sedangkan siswa
hanya menonton materi pelajaran yang disajikan guru. Guru belum bisa menstimulasi siswa untuk mengemukakan ide-idenya. Siswa cenderung pasif
selama pembelajaran berlangsung, karena aktivitas yang dilakukan lebih banyak mendengarkan kemudian mencatat dan siswa enggan mengajukan pertanyaan
kepada guru. Siswa tidak dilibatkan langsung untuk membentuk suasana belajar dalam kelas. Guru jarang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama
dan menghargai pendapat temanya, karena proses pembelajaran yang berlangsung
66
bersifat menyeluruh dan belum memperhatikan perbedaan karakter individu atau model pembelajaran secara berkelompok. Pembelajaran yang berlangsung lebih
bersifat teoritis, sehingga siswa kurang memiliki minat untuk belajar, oleh karena itu dalam pemahaman siswa mata diklat PLC Programmable Logic Controller
kurang aplikatif untuk dipakai dalam dunia industri, dan seaharusnya dalam mata diklat PLC Programmable Logic Controller porsi praktik lebih banyak daripada
teori. Kegiatan penelitian dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta,
kelas XI Semester I, sesuai dengan rencana penelitian, dimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan tanggal 12 Agustus 2012 sampai dengan 16 November
2012. Berdasarkan informasi yang di dapat dari ketua jurusan, wali kelas, dan guru mata diklat PLC bahwa setiap kelas merupakan kelompok belajar yang
hiterogen, namun untuk jurusan TITL hanya terdapat satu kelas yang bisa dijadikan responden. Hal inilah yang menjadi hambatan bagi peneliti untuk
melakukan penelitian experiment penuh dengan membandingkan dua kelas yang berbeda. Peneliti menentukan satu kelas di antara kelas X, XI, dan XII untuk
dijadikan sampel dalam penelitian, oleh karena itu kemudian dipilihlah kelas XI sebagai sampel penelitian, dengan alasan kelas X belum mendapatkan pelajaran
mata diklat PLC Programmable Logic Controller dan kelas XII sedang melakukan persiapan menghadapi Ujian Nasional.
Kegiatan penelitian dilakukan berdasarkan desain penelitian dimana siswa kelas XI TITL diberikan pengajaran mata diklat PLC Programmable Logic
Controller dengan model pembelajaran Quaantum Learning dan Problem Based
67
Learning dalam waktu yang berbeda. Penelitian dilakukan dalam 4 kali pertemuan, pada pertemuan pertama peneliti melakukan pengenalan dan
pendekatan terhadap siswa, sedangkan pengambilan data dilakukan pada pertemuan ke 2 dan ke 4, kemudian pada petemuan ke 3 difokuskan untuk
menetralkan kondisi siswa setelah mendapat pengajaran dengan model Quantum Learning. Setiap pertemuan belangsung selama 4x45 menit sesuai dengan jam
pelajaran yang sudah di terapkan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Proses pengambilan data dilakukan pada pertemuan pertama menggunakan model
pembelajaran Quantum Learning, kemudian dilanjutkan pada pertemuan ke empat menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Pembelajaran yang
berlangsung terbatas pada kompetensi dasar mempersiapkan operasi mesin produksi dengan kendali PLC Programmable Logic Controller, dengan
indikator kompetensi siswa mampu membuat leader diagram PLC Programmable Logic Controller. Sebelum kegiatan belajar dilangsungkan
terlebih dahulu siswa diberi pretest untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap mata diklat PLC sebelum dilakukan treatment. Setelah dilangsungkan
pembelajaran, kembali siswa diberi posttest untuk mengukur perkembangan pemahaman siswa. Selama pembelajaran berlangsung peneliti dibantu dengan
guru dan asisten peneliti yang bertugas melakukan pengamatan secara visual terhadap keaktifan siswa di dalam kegiatan belajar. Berdasarkan pengamatan,
siswa mengikuti pembelajaran PLC Programmable Logic Controller dengan model Quantum Learning dan model Problem Based Learning dengan sungguh-
sungguh.
68
2. Hasil Peneiltian.
Hasil belajar berupa skor pengukuran ranah kognitif. Penilaian ranah kognitif menggunakan soal yang dapat mengukur aspek-aspek penlaian pada
ranah kognitif antara lain :
Mengenal C1, Pemahaman C2,
Penerapan C3, Analisis C4
,
Sintesis C5
,
Evaluasi C6
Suharsimi Arikunto, 2009: 116. Pengambilan data dilakukan dalam beberapa tahap sesuai dengan desain penelitian.
a. Uji Coba Soal Pilihan Ganda Sebelum dilakukan pengukuran kemampuan awal dan adanya
peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan treatment model Quantum Learning dan model Problem Based Learning pada siswa yang
menjadi sampel penelitian menggunakan soal sebagai instrument penelitian. Sebelum soal tersebut digunakan sebagai instrument pengukuran, terlebih
dahulu dilakukan uji coba pada kelas uji coba, kemudian dilakukan validasi, baik valdasi isi maupun validasi konstruk.
Hasil dari validasi tersebut dipergunakan untuk menentukan soal yang valid dan yang tidak valid, setelah soal melalui uji validitas dan realibilitas
barulah soal dapat dijadikan instrument pengukran. Pengujian validitas konstruk dilakukan dengan program SPSS dengan rumus product moment.
Soal yang di uji sebanyak 25 butir soal untuk model Quantum Learning dan 27 butis soal untuk Problem Based Learning Lampiran 8. Hasil pengujian
tabel 8 akan dijadikan acuan memilih soal yang digunakan untuk pretest dan posttest. Setelah melalui pengujian menggunakan SPSS 17 didapatkan 20