Analisis SWOT Model Pembelajaran

35 Berdasarkan paparan diatas maka yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah memperoleh pengalaman belajar dalam proses belajar agar terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa dalam bentuk penguasaan dan pemahaman yang dipelajarinya. Masalah yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah ranah kognitif, dikarenakan variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar, yaitu pemahaman siswa setelah mendapatkan perlakuan melalui model pembelajaran yang diterapkan selama pelaksanaan penelitian. Selain itu juga mempertimbangkan waktu serta tujuan penelitian. Hasil belajar dinilai berdasarkan hasil perbandingan pretest dengan posttest.

G. Penelitian Yang Relevan

Peneliti menggutip tiga judul penelitian yang berbeda, dua diantaranya adalah tessis. Penelitian dengan judul “Uji Beda penggunaan Metode Demonstrasi dan Metode Resistasi Pada Pembelajaran Instalasi Bel Panggil Kelas II SMK YAPPI Wonosari Gunungkidul Yogyakarta Tahun Pelajaran 19992000 ”. Penelitian ini dilakukan oleh Prayitno mahasiswa S1 Universitas Neggeri Yogyakarta. Desain penelitian menggunakan pendekatan true experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah sisawa kelas II SMK YAPPI Gunungkidul tahun pelajaran sebanyak 204 siswa. Sampel penelitian diambil 30 dari populasi sebanyak 60 siswa. pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Metode pegumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, metode angket dan metode tes. Hasil penelitian menunjukan, 1 terdapat perbedaan yang 36 signifikan antara prestasi belajar siswa yang di ajar dengan metode demonstrasi dan metode resistansi. 2 Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar siswa dengan metode demonstrasi dan metode resistansi antara siswa yang berkemampuan awal dasar kelistrikan tinggi, cukup, kurang dan rendah. Metode demonstrasi lebih baik efektif dibanding dengan metode resistansi. Penelitian yang dilakukan oleh Sutartodengan judul “Komparasi keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe Studen Teams-Achivement Division STAD dan Jigsaw ditinjau dari motivasi belajar, sikap, dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas XI SMA. Tesis. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana, universitas Negeri Yogyakarta 2011”. Menggunakan pendekatan eksperimen semu dengan rancangan pretest-posttest non-equivalen group design. Penelitian tersebut menggunakan dua kelompok eksperimen. Populasi penelitian mencangkup seluruh kelas XI SMA Tri Dharma Kosgoro. Populasi diambil dari dua kelas secara acak sebagai kelas sampel. Kelas XI IPA 21 dikenai perlakuan berupa pembelajaran kooperatif tipe STAD dan XI IPA 2 dikenai perlakuan berupa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket motivasi belajar, angket sikap matematika, dan tes kemampuan pemecahan maslah matematika. Guna menggetahui efektif tidaknya pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada masing-masing variabel, data dianalisis secara univaiat denganstatistik uji paired-sample t-test pada taraf signifikansi 5. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1 pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif ditinjau dari segi motivasi belajar,