Jenis Terapi Tabel 6. Kualitas Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Terapi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
aktif terhadap protozoa menjadi pertimbangan yang paling mendasar, sehingga obat ini diindikasikan untuk infeksi intra abdomen anaerob Katzung, 2007.
Kombinasi dengan antibiotika golongan sefalosporin atau carbapenem diharapkan mencapai target terapi yang lebih luas dan efek kerja yang maksimal,
karena mekanisme kerja obat ini melalui penghambatan sintesis DNA protozoa, sehingga menyebabkan kematian sel. Untuk antibiotik Ciprofloxacin dan
levofloxacin adalah golongan kuinolon. Perbedaan antara levofloxacin dan ciprofloxacin adalah ciprofloxacin termasuk agen yang kuat terhadap gram
negative, sedangkan levofloxacin mempunyai potensi dua kali lipat terhadap gram positif. Obat golongan fluorokuinolon diindikasikan untuk infeksi jaringan
lunak, tulang dan persendian, infeksi intra-abdominal, infeksi saluran nafas dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang banyak resisten terhadap antibiotika,
seperti Pseudomonas sp Katzung, 2007. Antibiotik Fofosmicin Na termasuk golongan antibiotika baru dengan
struktur kimia yang lebih sederhana dari antibiotika lainnya dengan mekanisme kerja menghambat sintesis dinding sel bakteri. Mekanisme penghambatan
melalui tahap paling awal dari sintesis dinding sel bakteri Katzung, 2007. Obat ini aktif terhadap P. aeruginosa, Serratia marescen, S. aureus, E. coli dan bakteri
patogen yang resisten multiobat. Antibiotika ini diindikasikan untuk pencegahan infeksi dari pembedahan abdomen. Penggunaan fosmicin sangat terbatas karena
mempertimbangkan efek samping yang ditimbulkan yaitu meningkatkan kerja enzim hati, sehingga obat ini dikontraindikasikan untuk pasien dengan
penurunan fungsi hati. Pertimbangan lain adalah karena harga fosmisin relatif tinggi dan sekarang ini masih berpotensi tinggi terhadap berbagai jenis bakteri,
sesuai dengan peta kuman yang ada di ruang perawatan ICU RSUP Fatmawati selama periode penelitian.
Penggunaan antibiotik berdasarkan lamanya terapi antibiotik profilaksis terdapat pemberian antibiotik profilaksis selama 30 menit 1 jam. Dari hasil
tersebut perlu kita ketahui bahwa prinsip penggunaan antibiotik profilaksis selain tepat dalam pemilihan jenis juga mempertimbangkan konsentrasi antibiotik
dalam jaringan saat mulai dan selama operasi berlangsusng. Dan juga dalam pemilihan antibiotik profilaksis harus sesuai dengan sensitivitas dan pola bakteri
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terbanyak pada kasus yang bersangkutan, spectrum sempit untuk mengurangi resiko resistensi bakteri, dan harga terjangkau.