Konsep Pemikiran dakwah k.H. Syukron Ma’mun

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH

K.H. SYUKRON MA’MUN

A. Konsep Pemikiran dakwah k.H. Syukron Ma’mun

Dengan kehadiran tekhnologi canggih ilmu pengetahuan dan tekhnologi IPTEK yang mampu merubah wajah dunia ke alam modernisasi di dalam segala kehidupan, maka agama-agama di dunia mengalami suatu krisis, krisis pergeseran nilai. Nilai-nilai agama mulai tergeser bahkan mungkin akan tergusur karena dikalahkan oleh nilai-nilai kebendaan atau materi. 39 Perkembangan dan dinamika zaman yang demikian pesat, menuntut dakwah Islam terus memformulasi bentuknya yang tepat. Hal itu agar pesan-pesan risalah agama terakhir ini dapat di terima masyarakat di tengah dan kompleksitas permasalahan modern ini. Selain itu juga untuk membuktikan bahwa Islam adalah doktrin yang shalih, likulli zaman wa makan Islam sesuai dengan setiap masa dan tempat . Sebagai ummat Islam, selayaknya kita merumuskan bagaimana kita melaksanakan prinsip bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh umat manusia atau prinsip “tidak ada paksaan dalam agama”. 40 Menurut Syukron Ma’mun, orang berdakwah itu dari arti bahasanya, mengajak. Yang di ajak itu Obyek manusia. Ada dakwah yang kita hadapkan kepada orang kita sendiri muslim, untuk memperkuat dan mempertahankan aqidahnya dan ilmu Islamnya, tapi dakwah yang sebenarnya, kita harus berani mengajak orang-orang di 39 Syukran Ma’mun, Pembaharuan Dalam Agama Islam Jakarta, 2007,h.1 40 Sulastomo, “bukanNegeri Sampah”,Renungan Tiga Tahun Pelajaran Bangsa Jakarta:Pelita,2004,cet.ke-1,h.156 luar Islam untuk masuk Islam, Bagaimana caranya supaya mereka non muslim bisa mengerti Islam. Kemudian masuk Islam, tentu cara yang paling efektif dengan berdialog. Berdialog itu sebenarnya perintah Al-Qur’an yang pertama, sebelum orang-orang sekarang mempunyai system-system berdialog, berdiskusi, Al-Qr’an sudah lebih dahulu, dalam S.An-Nhl 125 : gM E B? 0 M , -4 S , 4 6ﺱ L یB 0 E, a 6ﺱ ? h 0 E ? ?9 -ﺡ Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhan mu, dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” An- Nahl.125 Jadi berdialoglah dengan retorika, memakai kaidah-kaidah akal yang sehat, dengan cara seperti ini pemahaman mereka terhadap Islam tidak di salah artikan dan mudah untuk menerima Islam. Karena Islam itu tidak berdasarkan doktrin. Tapi berdasarkan pemikiran. Ada beberapa unsur dakwah yang beliau definisikan secara sistematis, diantaranya: DA’I: Pertama kali dai harus memiliki sifat-sifat yang bisa menjadi suri tauladan untuk para mad’unya, dari segi akhlaknya, baik perbuatan maupun perkataanya, jadi para dai itu harus mempunyai akhlakul karimah, karena akan menjadi contoh, sebagaimana sifat-sifat yang dimiliki oleh rosul itu harus membias kepada para dai, karena sebagai kelanjutan dakwahnya Rasulullah, yakni : bersifat Siddiq pertama kali harus jujur baik dalam perbuatan maupun perkataan, lalu Amanah artinya itu, menjaga kepercayaan yang diberikan oleh masyarakattidak berkhianat, lalu Tabligh dai itu harus selalu menyampaikan kebenaran, kemudian Fathonah dai itu harus cerdas, artinya bisa menyelesaikan masalah-masalah yang dialami oleh masyarakatdapat menjawabnya apa yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Seorang dai juga harus memiliki pengetahuan yang luas, baik dalam ilmu agama ataupun pengetahuan umum, karena keduanya nanti saling berkaitan, yang mana semua itu akan ditanyakan oleh masyarakat ketika sedang berdakwah. MAD’U : mad’u disini adalah objekyang di ajak, orang yang diajak itu ada dua : Pertama; mengajak berdakwah kepada orang-orang yang sudah Islam seperti di masjid-masjid, pengajian-pengajian, majlis-majlis ta’lim. Berdakwah kepada orang yang sudah Islam itu sifatnya hanya untuk memantapkan saja dan untuk memagari agar ilmu-ilmu yang sudah mereka dapatterima, mereka mampu untuk menolak ilmu-ilmu atau aliran-aliran yang datang dari luar, yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Seperti sekarang contoh; mengapa saat ini orang Islam banyak mengikutibahkan masuk kealiran-aliran sesat salah satu contoh Ahmadiyah mungkin itu di antaranya kesalahan dari kita juga khususnya para dai itu sendiri, ulama-ulama, juga ustadz-ustadz mengapa? karena kurangnya pembinaan dari orang-orang yang sudah Islam. Yang kedua; kita berdakwah kepada orang-orang non muslim, dakwah disini sifatnya tidak memaksakan agama, tetapi sifatnya menawarkan agama kita kepada mereka, ini yang kurang di kerjakan oleh para muballigh kita, tetapi yang banyak dan sering dilakukan adalah berdakwah kepada orang-orang muslim saja, kepada mereka yang non muslim itu sangat sedikit hanya beberapa saja. Membuat penjelasan kepada mereka non muslim sebagian kecil tentang tauhid, tentang akhlak, tentang ibadah, kepada mereka, sehingga sebenarnya mereka jadi dapat mengerti ajaran Islam yang sesungguhnya, beliau berkeyakinan bahwa mereka akan mengerti, bahkan tertarik. Masalahnya sekarang ini orang non muslim itu mendapatkan beritainformasi tentang Islam dari orang non muslim itu sendiri, jadi hanya hal-hal yang negatif yang disampaikan kepada mereka, sehingga mereka kadang-kadang menjauhkan Islam. Jadi mereka mendapatkan semua tentang Islam bukan dari ulama-ulama yang memang sudah jelas dan dapat di buktikan kemampuannya. Yang berlandaskan Al- Qur’an dan hadits, kalau seandainya kita para dai dapat memberikan pengetahuan agama kita dengan baik dan benar,maka semua itu juga akan dimaknai dengan secara benar seluruhnya, sehingga tidak memberikan tanggapan-tanggapan bahwa seolah- olah Islam itu sebuah kekerasan kalaupun memang ada kekerasan, jangan di lihat kekerasannya saja, tetapi di lihat pula sebab apa timbulnya kekerasan itu. Kekerasan dimana-mana bisa terjadi, seperti misalnya KDRT Kekerasan Dalam Rumah Tangga, PILKADA, Kepolisian, dan Mahasiswa, beliau rasa semua orang juga tidak suka akan adanya sebuah kekerasan, tinggal bagaimana dilihat dimana letak kekerasan itu sebenarnya, Contoh seperti masalah poligami, mereka mendengarkan hanya dalam konteks poligaminya saja, tetapi kalimat Wain Khiftum Alla Ta’diluu….. kurang di informasikan, kalau ayat itu di sampaikandi informasikan, barangkali mereka akan berpendapat bahwa Islam itu bagus, karena sebenarnya kalau di bandingkan dengan mereka, mereka lebih jahat. Berpoligami dalam Islam memperbolehkan sampai empat isteri, sedangkan mereka benar hanya satu isteri, tetapi mungkin yang tidak sah bisa seribu karena berzina di perbolehkantidak ada hukum bagi mereka. Oleh sebab itu sekarang ini di usahakan bagaimana berdakwah kepada orang- orang non muslim, baik berupa tulisan-tulisan, perbuatan-perbuatan, yang pasti dengan perkataan yang baik sesuai dengan kaidah-kaidah agama Islam untuk diajarkan kembali kepada mereka ajaran Islam yang sesungguhnya. Seandainya orang-orang kaum mayoritas itu mengerti syariat Islam, maka kaum minoritas pun akan mengikuti syariat Islam itu dengan baik. Contoh sabda rosul waman azaa bin niyyati Faqod azaanii artinya: ”barang siapa yang menyakiti orang-orang non muslim yang mereka hidup rukun dengan orang Islam, berarti mereka menyakiti saya.” apa ada agama lain yang berkata seperti ini? Yang beliau sedihkan informasi yang seperti ini yang tidak sampai kepada mereka, sehingga mereka itu antipati terhadap Islam. MEDIA alat: Menurut beliau alat dakwah itu segala sesuatu pada hakekatnya tergantung kepada para da’inya sendiri, seperti sekarang ini misalnya, alat yang populer adalah tentu alat dakwah dengan ceramah, kemudian ada yang memakai media cetak seperti; majalah, surat kabar, artikel-artikel, dan sebagainya. Ada juga yang menggunakan alat melalui media elektronik, seperti; radio, televisi, bahkan internet. Semua itu menurut beliau sudah menjadi alat dakwah saat ini, tetapi yang paling efisien menurut beliau alat dakwah itu dengan cara tatap muka face to face ceramah. Di adakannya tanya jawab jangan hanya satu arah saja berikan kesempatan dan waktu kepada mereka untuk bertanya, karena memang mereka juga berhak menanyakan apa yang sudah di sampaikan oleh dai. TUJUAN: Tujuan dakwah itu semuanya sama, yakni menyampaikan serta mengamalkan apa yang memang sudah menjadi kewajiban berupa syariat Islam, di samping mereka memiliki ilmu-ilmu pengetahuan tentang Islam dan pengetahuan umum yang mantap, tetapi tetap tujuan utama dari dakwah itu adalah pengamalannya tentang Islam itu sendiri, jangan di jadikan Islamologi. Pengertian berfikir yang sangat di kenal oleh para mufakkir adalah yang di kemukakan oleh Imam Ghazali. Pengertian yang di kemukakannya lebih praktis dan operasional. Beliau mengatakan “Ketahuilah berfikir itu menghadirkan dua makrifat premis, pernyataan, tinjauan, aspek yang mendahuluinya. Jika permasalahannya lebih luas maka semakin banyak premismakrifat yang di kemukakan dan kesimpulannya akan semakin kuat.” Beliau menyinggung dakwah untuk lingkungan sesama muslim itu penting, dengan kegiatan di masjid-masjid, di pengajian-pengajian, majlis ta’lim, itu sifatnya despensif. Artinya kita mempertahankan akidah dan ilmu Islam. Tapi kita juga harus opensif dan tidak kalah pentingnya dakwah kita orientasikan kepada orang-orang non muslim, mereka non muslim dengan mudahnya mengkristenkan umat kita misionaris dengan berbagai cara, ketika umat kita sedang lemah. Dan itu kenyataan yang sudah marak dari dulu. Selaras dengan pendapat Murad W.H. seorang muallaf Jerman, dia mengatakan: Ketika umat Islam mengkomparasikan antara bahaya yang di ciptakan oleh dunia ateis dan bahaya terhadap mereka, banyak dari mereka lebih takut terhadap dekonstruksi rohani barat daripada mereka di gencet oleh ateisme secara materiil. Ini dapat di lihat dari kegagalan usaha propaganda ateis Uni soviet di Negara-negara Islam Uni Soviet di Asia, atau kegagalan tank-tank Uni Soviet di Afganistan, untk mencabut akar Islam hingga saat ini. Ditangkapnya syekh-syekh dan para pemuka agama, melarang ritus-ritus agama, dan menyita kitab-kitab suci, tidak akan menyulitkan Islam. Ada ribuan penghafal soviet yang sudah menghafal al-Qur’an di luar kepala. Umat Islam dapat shalat sendiri jika situasi menuntut itu, dengan menggunakan alas apapun yang suci dan dimana saja. Inilah mungkin letak rahasia kekuatan Islam sehingga mampu bertahan selama masa yang panjang di bawah kekuasaan pemerintah dictator. Itu pula yang dapat menafsirkan hakikat mencengangkan masih adanya jutaan umat Islam di Cina yang tetap teguh menganut Islam, selam masa kekuasaan Mao Ze Dong dan terjadinya revolusi kebudayaan. Dan itu pula yang dapat menafsirkan tetap adanya beberapa ratus keluarga muslim Spanyol dengan keislaman mereka, tidak saja setelah hilangnya Andalus, namun juga pada masa kekuasaan Fransisco Franco. Sayangnya Islam tidak dapat setahan itu dalam menghadapi proyek kristenisasi yang tidak begitu santer dan bermetode. Artinya, borok busuk yang didapatkan dari kekuatannya bukan karena usaha umat Kristen semata, namun dengan pengaruh konspirasi dan penjajah peradaban tekhnologi barat. 41 41 Murad Willfred Hoffman, Pergolakan Pemikiran Jakarta:Gema Insani Press,1998,h.84-85 Juga menurut Syukron Ma’mun, pemikiran tentang dakwah itu terkait dengan aktivitas dakwah yang sudah di geluti puluhan tahun. Konsep dakwah juga sebenarnya yang lahir dari hasil pengamatan dan observasi langsung di lapangan. Bukan seperti konsep teoritis yang Cuma di pelajari di sekolah. Apa yang terjadi di masyarakat, apa yang di lihat, dan rasakan, di jadikan sebagai bahan pemikiran dalam dakwahnya. Dakwah yang sudah ia jadikan sebagai bagian dari hidupnya membuat ia berfikir bahwa dakwah bukan sebagai pekerjaan, tapi sudah di rasakan sebagai sebuah kewajiban hidup. Bukan semata-mata property. Jadi dakwah itu sebagai satu kewajiban dari Allah SWT. Amanat yang harus di sampaikan, dan konsepnya itu di sesuaikan dengan perkembangan zaman dan perkembangan- perkembangan yang terjadi di masyarakat yang memang perlu di respon oleh pemuka-pemuka agama. Menurut beliau berdakwah itu yang penting harus di jiwai dengan keikhlasan, dakwah merupakan kewajiban bukan mata pencaharian. Pertama yang harus dilakukan oleh seorang da’I adalah; Keikhlasan. Orang ikhlas tidak minta di puji dan tidak takut di benci kulil haq walau kaana murron,” katakana yang benar, meskipun itu pahit . Yang kedua orang berdakwah itu jangan membeda-bedakan. Di kalangan Rt, kantor-kantor pejabat, musholla-musholla, ataupun Masjid jami’, kita wajib mendatanginya. Karena banyak juga juga para Mutholih memilah-milah, karena tergoda oleh dunianya. Itu adalah kesalahan besar dalam berdakwah. Yang ketiga seorang da’I harus kaya perbendaharaan ilmunya, dengan ilmu yang luas sang da’I bisa menyampaikan bermacam-macam judul, bermacam-macam tema, sehingga tidak membosankan pendengar, karena banyak juga para da’I yang masih sedikit perbendaharaan ilmunya, sehingga meniombulkan “kaum Da’I Temporari.” Juga menurut beliau, konsep dakwah semata-mata murni “Amar Ma’ruf Nahi Munkar.” Ia akan menyampaikan semua yang harus di sampaikan, sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Konsep bakunya itu yang sebagaimana perjuangan para ulama terdahulu, menyampaikan kebenaran yang perlu di sampaikan untuk masyarakat. +, -. , 0 2 345 4, 67 8 95:5 ; = ?A ,B, .5 C+ 052 Artinya: “ Hai nabi, sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” Al-Ahzab, 45-46 Karena itu setiap muslim adalah da’i. Berbagai surah dalam Al-Qur’an, kerap di jadikan acuan di sekitar kajian dakwah yang pada hakikatnya mengandung dimensi makna menyeru ke jalan Allah, Amar ma’ruf nahi munkar seperti telah dijelaskan dalam surah Ali Imran : 104 : ADE F; , GDE 5H+ I +J KLM 67 .N ;O K .+ , .Q R K L  , 0A S.NE TU; V W N J, GQX YLTN ;ZTU; 0[ 2 Artinya :”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. ” Ali imran: 104 Dari ayat-ayat tersebut dapat juga di simpulkan bahwa dakwah adalah satu upaya Proses mewujudkan tatanan kehidupan yang Islami. Dengan kata lain dakwah adalah satu upaya memfungsikan Al-Qur’an dalam kehidupan secara optimal. Dakwah juga mengandung ma’na Qur’anisasi, dakwah juga mengandung Islamisasi. Menciptakan kehidupan Al hayat. Karena itu tak satu sudutpun dari kehidupan manusia muslim lepas dari control qur’an, dari pengawasan Allah SWT. Dan tak satu bidangpun dari kehidupan manusia yang mengaku muslim luput dari celupan Allah. Sehingga Islam melalui proses dakwah menjadi pedoman hidupnya secara total. “Kamu akan mengikuti jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal sehingga jikalau mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kamu akan mengikuti mereka.”Sahabat bertanya,”ya Rosulullah, apakah mereka itu yahudi dan nasrani?”jawab Nabi SAW, siapa lagi kalau bukan mereka. ” H.R. Muslim Peringatan Rosulullah tersebut perlu kita renungkan secara mendalam, beliau mengingatkan bahwa akan datang masa dimana kaum muslim secara membabi buta mengikuti sunnah-sunnah jalan dan gaya hidup ala barat.Dikatakan membabi buta karena sering kali kaum muslim menjiplak perilaku kaum barat tanpa berfikir, apakah itu rasional atau tidak. Mengikuti kaum barat, meskipun mereka masuk ke lubang biawak, adalah tindakan yang tidak masuk akal. Sudahkah hal itu terjadi sekarang? Banyak sekali gejala yang mendukung telah terjadinya masa yang akan dikhawatirkannya. Di bidang budaya, kita banyak menyaksikan kaum muda Islam yang secara membabi buta mengikuti gaya luar. Negeri-negeri muslim sedang mengalami penjajahan budaya. Lihatlah setiap tanggal 14 Februari saat kaum Kristen barat merayakan Valentine days. Di bidang fashion dan berbagai jenis hiburan, bentuk- bentuk pencontekan secara membabi buta terjadi. Tidak ada rasionalitas. Pakaian- pakaian super mini, yang mengumbar aurat semakin membudaya dikalangan kaum muslim. Tidak ada dialog intelektual dalam pencontekan semua perilaku kaum luar tersebut. Apa yang datang dari mereka seolah-olah di pandang sebagai sesuatu hal yang baik. Beberapa konser musik sampai memakan beberapa korban anak-anak muda. Benar sekali kata Rosulllah SAW. Sekalipun mereka masuk ke dalam lubang biawak, diikuti juga tindakan mereka tersebut. Beliau juga memberikan pendapat bahwa mazhab ahli sunnah wal jamaah itu merupakan mazhab mayoritas dalam dunia Islam. Jadi dalam dunia Islam sebenarnya mazhab itu Cuma 3, pertama; Mazhab Mu’tazilah, yang pada dasarnya mendahulukan akalnya daripada qur’an dan hadist. Yang kedua; Mazhab Syiah mereka penganut- penganut yang fanatik kepada sayyidina Ali yang pada awalnya itu adalah termasuk masalah politikMazhab kekhalifahan di dalam Islam. Yang ketiga; Mazhab ahli sunnah wal jamaah, mazhab inilah yang mayoritas di dunia. Karena apa? Orang ahli sunnah ini berpegang pada qur’an, hadist, ijma’, Qiyash. Nah, itu penganut islam ahli sunnah wal jama’ah, jadi akal mengikuti qur’an dan hadist, bukan qur’an dan hadits mengikut akal kita. Karena ini termasuk mazhab yang menurut hemat beliau yang benar, dan ini pada sejak zaman sahabat sudah seperti itu, berdasarkan qur’an, dan hadist, serta ijma’ para sahabat. Para sahabat itu mereka semuanya taat, berdasarkan hukum qiyash. Mengapa ada sumber-sumber yang semacam itu? agar tidak terjadi penyelewengan dalam agama. Karena kalau tidak, mungkin akan timbul penafsiran- penafsiran “semau gue”. Seperti sekarang ini, dengan adanya aliran liberalisme.Kebebasan adalah hak asasi manusia. Lahirnya liberalisme itu dari revolusi perancis. Pada saat bangsa Eropa pada umumnya dikuasai raja-raja yang dzolim, kemudian timbul gerakan namanya gerakan liberalisme revolusi perancis. Tapi liberalisme itu bukan di bidang politik, liberalisme itu hakekatnya muncul di bidang politik untuk mewujudkan badan legislatif, badan eksekutif, badan edukatif. Tapi sekarang, liberalisme itu di salah gunakan, diselewengkan, lalu dibawa kepada moral, di bawa kepada agama, itu tidak benar. Liberalisme dalam akhlak itu tidak ada. Kita mempunyai batas-batas kesopanan. Apakah perempuan telanjang terus boleh karena itu expresi seninya? tentu tidak ada batas-batasnya. Jadi dalam moral itu tidak ada liberalisme. Kalau dalam liberalisme itu masuk di bidang moral, ya sama dengan binatang, hanya binatang yang punya hidup kebebasan. Sekarang itu lebih berbahaya lagi, liberalisme itu kan ke agama, orang bebas menafsirkan Al qur’an semau-maunya mereka punya keahlian, kalau sekedar mengerti qur’an, mengerti tarjamahan bahasa Indonesia kemudian lalu menafsirkan semau-maunya, khawatir akan terjadi penyelewengan. Oleh sebab itu kita membatasi dengan mazhab ahli sunnah wal jama’ah dalam aqidah. Kita ini bermazhab kepada imam Abu Hasan Al Azhari. Karena itu, kita anggap benar dimana Imam Abu Hasan Al Azhari memakaimendahulukan dalil-dalil qur’an, hadist, dan dalil akal sehingga ibaratnya dalam ahli sunnah wal jama’ah dalam aqidah ini , agama itu sebagai obornya. Lalu mata kita ini sebagai akalnya. Supaya kita selamat, mata kita harus mengikuti obor itu, itu baru dalam aqidah. Belum lagi kita mengamalkan ilmu fiqih, karena ulama seluruh dunia sudah menganggap bahwa Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Ahmad Ibnu Hambal, dan Imam Syafi’I ini, mereka semua sudah dianggap orang-orang yang ahli dalam ilmu fiqih, sehingga kitabnya menjadi referensi semua ulama fiqih sedunia. Oleh sebab itu, pada umumnya ahli sunnah wal jama’ah itu dalam aqidahnya ada pada Imam Almaturidi atau Imam Azhari, kemudian di dalam ilmu fiqihnya pada umumnya kepada salah satu dari mazhab yang 4 ini, karena merekalah yang dianggap mempunyai kapasitas ilmu fiqih oleh para ulama, sehingga tidak terjadi penyelewengan agama semau-maunya seperti sekarang ini. Yang mau bermazhab syafi’I silahkan, yang mau bermazhab lain silahkan, tapi jangan keluar dari 4 mazhab ini. Khususnya dalam soal beribadah kalau dengan soal muamalat perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan keduniaan ini disamping kita berpedoman kepada “mazhabul arba’ah” juga kita bisa mengambil hukum-hukum sesuai dengan perkembangan tapi tidak bertentangan dengan prinsip yang diambil dari “mazhabul arba’ah”, dimana mereka itu dalam hukum fiqih bersumberkan qur’an, hadist, ijma, dan qiyash. Sholat 5 waktu itu wajib, contoh sudah ijma’ ulama bahwa wudhu ini menjadi syaratnya sholat. Yang sudah ijma’ ulama ini kita ikuti. walaupun sekarang orang mau berijtihad, mau berijtihad di bidang apa? Sekarang itu yang ada tempat kita berijtihad hanya dalam masalah-masalah yang timbul di abad modern ini, oleh mazhab-mazhab sekarang, bagaimana hukumnya transfusi darah? Bagaimana hukumnya bayi tabung? Bagaimana hukumnya cangkok mata? Bagaimana hukumnya cangkok ginjal dan lain-lainnya. Ulama sekarang boleh berijtihad ini, tapi tetap berpegang pada qoidah-qoidah yang ada. Kalau kita mau berijtihad dalam soal sholat, wudhu, soal ibadat ulama, sekarang juga tidak ada tempat walaupun mereka berijtihad hasilnya tidak akan keluar, sekarang kan tinggal kalau sholat mau pakai usholli silahkan, tidak pakai usholli silahkan, mau qunut subuh silahkan, tidak mau qunut silahkan. Mau ijtihad apa lagi? Mau wudhu, wudhu mau tertib silahkan, tidak mau tertib silahkan, whudu mau niat silahkan, tidak mau niat silahkan. Di dalam “mazhabul arba’ah “ itu semuanya sudah terurai maka kalau mau berijtihad dalam soal sholat, ibadat, puasa, haji, untuk ulama sekarang tidak ada tempatnya, itulah ahli sunnah wal jama’ah, beliau anggap sebagai benteng untuk membentengi aliran-aliran sesat. Sehingga selama dulu ahli sunnah wal jama’ah ini kuat. Aliran sesat tidak pernah masuk ke Indonesia ini. Sekarang akibat liberalisme inilah aliran-aliran sesat masuk semua kesini. Itulah karena tidak dibentengi dengan aqidah ahli sunnah wal jamaah. Dalam menghadapi fenomena aliran-aliran sesat yang sudah mulai marak saat ini beliau menegaskan dalam menyikapinya, pertama-tama menghadap kepada pihak- pihak yang berwenang secara formal seperti MUI, MA , beliau sendiri punya wewenang tetapi tidak formal. Walaupun begitu beliau tetap mencegahnya dengan cara: pertama, menunjukan kepada masyarakat aliran-aliran yang terbukti sesat itu di pengajian-pengajian, majlis-majlis ta’lim. Contoh yang terjadi di UIN, menerima pemikiran-pemikiran dari “yoseph” yang berkata: “dengan kehadiran kebudayaan modern itu, maka semua agama harus menyelesaikan masalahnya dengan perkembangan manusia, karena kalau tidak agama itu akan mati.” Itu termasuk ajaran sesat, tapi sementara ini semua itu di anggap benar. Sekarang kita analisa dimana letak kebenarannya, pendapat ini di katakan benar karena di kalangan yahudi, untuk agama yahudi memang benar, karena agama itu di turunkan oleh Allah pada zaman nabi Musa, yang tidak berlaku pada zaman nabi Isa. Kristen kitab Injil hanya berlaku pada zaman nabi Isa kan? datang di ganti dengan Al-Qur’an oleh Allah. untuk agama mereka Zaman nabi Musa dan Isa benar, tapi untuk agama Islam tidak benar, karena kalau agama selalu di barengidisesuaikan dengan perkembangan manusia, sedangkan perkembangan manusia tidak pernah berhenti, lama-kelamaan ajaran agama jadi hilang karena dirubah, jadi kalau seperti itu yang dijadikan petunjuk di sini bukan agama, tapi perkembangan manusianya. Misalnya: perempuan memakai celana pendek didepan umum, apa haknya terus dirubah, bahwa aurat wanita sama seperti aurat laki-laki. Kalau seperti ini bukan menghidupkan Islam, tapi malah membunuh Islam, di sinilah sesatnya, jadi kalau Islam itu lalu dirubah-rubah, karena disebabkanharus disesuaikan oleh perkembangan manusia, lalu mereka berkata: “Agama yang benar, agama yang sesuai dengan perkembangan manusia.” Ini SESAT Mestinya kan berkata: “perkembangan manusia yang benar adalah yang sesuai dengan agama” karena agama itu petunjuk, jadi kalau agama dirubah-rubah tidak perlu ada agama, ikut saja dengan perkembangan manusia, mengapa pakai agama? Jadi kalau agama mengikuti perkembangan manusia beliau katakan pribadi pasti menolak ajaran mereka itu, jadi memang harus kita jelaskan terlebih dahulu dimana letak kebenarannya, dan dimana letak kesalahannya untuk agama mereka. Jadi bentuk pemikiran beliau dalam berdakwah bisa di katakan lebih dominan. kepada: 1. Pendidikan. Secara umum, Pendidikan politik, Pendidikan keagamaan, Pendidikan social, dll.Secara khusus, pendidikan keagamaan yang terealisasikan lewat pondok-pondok pesantren. 2. Sosial kemasyarakatan.

B. Aktivitas Dakwah K.H. Syukron Ma’mun