Aktifitas dakwah dalam bentuk bil-lisan Aktivitas dakwah dalam bentuk bil Hal

Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Kemajuan dan kemunduran umat Islam sangat berkaitan erat dengan dakwah yang dilakukannya. Maka dari itu kita harus meletakan bentuk-bentuk aktivitas dakwah sebagimana berikut.

1. Aktifitas dakwah dalam bentuk bil-lisan

Dalam Al-Qur’an dengan tegas mengenai hal ini dengan menitik beratkan kepada kata: ahsana kaulan ucapan yang baik dan uswatun hasanah perbuatan yang baik : MA +, TA\]M: LN? A_U5H+ ? ` 4 67 8 ab5U , N \c d N?, e fA5+ gh5U ]TU; 0SS2 Artinya : “siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal sholeh dan berkata: sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri. QS. Al-Fussilat: 33 Dakwah yang diungkapkan dalam ayat tersebut tidak hanya dakwah berdimensi ucapan atau lisan tetapi juga dakwah dengan perbuatan yang baik seperti yang telah di contohkan oleh rasulullah SAW. Yang di maksud dakwah bil lisan memanggil, menyeru ke jalan tuhan untuk kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, tentunya dengan menggunakan bahasa sesuai keadaan mad’u dalam berdakwah. 43 43 Mustofa Mansur, Teladan di Medan Dakwah Solo:Era Intermedia,2000,h.42

2. Aktivitas dakwah dalam bentuk bil Hal

Dakwah bil hal merupakan sebuah metode dakwah yakni metode dakwah menggunakan kerjanya nyata, melihat proses kejiwaan manusia, maka sebagai kumpulan individu sudah pasti akan terkena pengaruh dari keteladanan yang taklid baik pengaruh positf maupun pengaruh negative. Karena itu Islam sangat menaruh perhatian terhadap pemeliharaan masyarakat yaitu perintah untuk selalu meneladani rasulullah saw atau orang yang berbuat kebajikan. 44 Islam memerintahkan kita agar mengambil contoh teladan dari pada ahlul khair atau orang-orang yang berfikir ahli kebenaran dan mereka yang berkaidah lurus. Secara tegas Islam menyuruh umatnya mengambil teladan dari nabi Muhammad SAW. “sesungguhnya telah ada bagi kamu sekalian pada diri Rasulullah uswah hasanah bagi orang yang mengharap ridho Allah dan hari akhir serta berdzikir kepada Allah dengan dzikir yang banyak: M N K?j GDEN 6 g dLT , 8 k ,L J I , \] : A U5l K?j m Le . n L,; , .fF .jN, .5oj 0p[2 Artinya : “ Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suriteladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Sebagai orang yang membawa misi menyampaikan ajaran Islam kepada manusia seorang juru dakwah berkewajiban meneladani Rasulullah SAW dalam berkepribadian yang baik, sekaligus berkewajiban memberikan teladan kepada mad’unya. 44 Ibid.,h.42 Dalam rangka dakwah Islamiyah, kita harus mampu berdialog dengan kebudayaan modern dan secara aktif mengisinya dengan substansi dan nuansa- nuansa Islami. Hal ini hanya bisa di lakukan bila kita memahami arus globalisasi secara benar dan tidak tertinggal dengan informasi-informasi actual dari manca Negara. Benarlah apa yang di katakan futurology Jhon Naisbitt: “The new source of fower is not money in the hands of a few but information in the hands of many .” Kekuatan baru dewasa ini bukanlah harta karun di tangan segelintir manusia, tetapi jaringan informasi di tangan banyak manusia. Kata kunci para pakar untuk mengantisipasi perubahan kini dan mendatang adalah informasi dan ilmu pengetahuan. Dua kata tersebut bukanlah vocabulary baru bagi kaum muslimin. Pada zaman nabi sampai abad 11, Islam mampu menempatkan kaum muslimin berdialog dengan zamannya bahkan mampu mengIslamkan banyak wilayah termasuk filsafat Romawi, sience, Knowledge. Kemajuan ini tentu tidak bisa lepas dari pemahaman dasar umat Islam yang sangat menghargai nilai pengetahuan dan informasi. Pada era gobalisasi sekarang ini, tentu banyak yang perlu di benahi bagaimana seharusnya da’I atau lembaga dakwah melakukan aktivitas dakwah, termasuk penggunaan berbagai dimensi untuk kepentingan dakwah: Komunikasi, Psikologi, Public Relation, Jurnalistik, Tradisi penulisan, Manajemen, seni, Med mutakhir elektronik: seperti film, sinetron, internet dll. Untuk kepentingan dakwah Islam. Tradisi penulisan di kalangan umat Islam telah terjadi jauh sebelum masa-masa era globalisasi sekarang ini. Misalnya ulama di Indonesia Syekh Nawawi Al-Bantani wafat 1897, telah banyak menulis buku atau kitab- kitab dalam bahasa Arab yang sangat terkenal di Timur Tengah maupun khususnya di dunia pesantren. Syekh Nawawi Al-Bantani adalah profil ulama intelektual tradisi pesantren yang telah memanfaatkan tradisi penulisan sebagai media untuk menyebarkan pesan-pesan ajaran agama Islam dalam rangka menegakkan dakwah Islamiyah. Dan sampai sekarang ini, fikiran-fikiran Syekh Nawawi masih di kaji serius oleh para santri di dunia pesantren khususnya di Indonesia. Begitu juga yang di lakukan oleh Syukron Ma’mun, bentuk aktivitas dakwahnya di antaranya melalui tulisan. Dari masalah seperti perbedaan Bank dengan Rentenir, yang membedakan hanya legal dan tidak legalnya saja. Hakikatnya keduanya sama saja, sama-sama mencari keuntungan, di kaitkan lagi dengan dengan terjunnya beliau berdakwah di prioritaskan kepada pendekatan social masyarakat, bahwa masyarakat kita perlu terbuka open minded dalam menghadapi berbagai masalah yang di hadapi, ada atau tidak kaitannya dengan agama, karena jika di biarkan menambah merosotnya nilai moral masyarakat kita. Pola pandang masyarakat saja sudah berbeda mengenai Bank dan Rentenir, jadi beliau mengajak bagaimana cara berfikir masyarakat itu bisa terbuka, masyarakat harus cerdas, dan pintar. Ini semua bisa di katakan pendidikan dalam berdakwah juga. Ketika beliau melihat satu masalah, sudah mendekati kemungkaran, sifatnya urgent, dengan reksi yang pesat beliau tuangkan dalam tulisan. Berangkat dari hadist berikut : “ Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya, apabila ia tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya ucapannya apabila ia tidak mampu maka rubahlah dengan hati, sesungguhnya itu adalah selemah-lemahnya iman.” 45 Jadi bentuk-bentuk dalam berdakwah beliau ialah, yang pertama, dengan ceramah, melalui mimbar-mimbar. Bentuk dakwah yang seperti ini yang merupakan porsi terbesar dari kehidupan beliau. Yang kedua, dengan tulisan. Salah satu karyanya yang berjudul RIBA dan BANK, itu hasil dari pemantauan langsung masyarakat, karena seperti yang di tuangkan sebelumnya, masarakat masih mempunyai pola fakir yang salah, maka beliau sampaikan dakwahnya melalui tulisan buku tersebut. Begitu juga ketika terjadi beberapa tahun belakangan ini ada gerakan-gerakan yang mungkin menurut pandangan beliau itu berbeda dengan apa yang di tanamkan oleh para ulama-ulama terdahulu, makanya beliau juga tuangkan dalam “Pemantapan ASWAJA Ahlussunnah Wal Jama’ah.” Yang ketiga, pengkaderan. Melewati pelatihan dan pengkaderan baik untuk para da’I ataupun guru, tujuannya jelas, bagaimana menjadikan seorang da’I yang baik, menjadian seorang guru yang baik, dengan kualitas yang di miliki oleh para da’I, niscaya lambat laun Negara kita yang sudah tergeser nilainya mulai mendapatkan perubahan yang signifikan. Kembali kepada ajaran-ajaran yang sudah di gariskan Allah, dan kembali kepada sunnah Rosulullah SAW. Di bidang pemikiran kaum muslim sudah lama mengalami penjajahan pemikiran. Sebelum Kristen barat berhasil menghancurkan dan memecah belah dunia Islam. Mereka terlebih dahulu menyebarkan paham-paham yang menyesatkan, seperti paham rasionalisme mereka mengadu domba antar sesama umat Islam yang berlainan suku bangsa. Bangsa Arab di adu dengan bangsa turki, 45 Imam Nawawi, 40 Hadits Pilihan Bandung:Husaini,1992,h.52 dan sebagainya. Akhirnya pada tahun 1924, melalui tangan Mustafa Kemal attaturk, barat berhasil menghancurkan kekhalifahan Utsmaniyah tahun 1924, menghilangkan syariat Islam, bahkan menghapus jejak-jejak Islam, seperti di gantinya tulisan Arab dengan tulisan latin, jilbab di larang, attaturk yang ternyata gerakan yahudi juga mengharuskan pakaian ala barat. Ia di kukuhkan sebagai Bapak sekularisme turki, yang sampai sekarang masih di kukuhkan dalam konstitusi turki. Karena di anggap sebagai contoh sukses, kaum muslimin banyak yang menganggap pandangan hidup kaum barat yang sekularistik memisahkan agama dengan politik sebagai suri tauladan. Barat yang telah memahami kemajuan yang luar biasa di bidang sains dan tekhnologi menjadi kiblat secara membabi buta untuk maju, contohlah barat, termasuk pandangan hidup sekulernya. Agama Kristen barat telah kalah melawan kaum sekuler dan mereka telah menjadikan agama Kristen sebagai agama sekuler, yang terpisahkan dari kehidupan Negara. Negara-negara Kristen barat tidak mau memakai hukum-hukum agama, tetapi lebih percaya kepada suara mayoritas rakyat dan menganggapnya sebagai kebenaran, mereka mengizinkan aborsi, legalisasi homo seksual, bahkan perkawinan sejenis, pelacuran, pornografi, minuman keras, dan sebagainya. Sebab mayoritas rakyat barat menghendaki hal itu. Gerakan dakwah berada di antara dua kecenderungan yang sekilas seakan- akan sama kuat. Kecenderungan transenden dan kecenderungan secular. Kecenderungan secular tanpak dari bergesernya nilai-nilai agama, adat istiadat, tradisi, yang selama ini menjadi acuan kearah nilai-nilai baru yang “serba boleh”. Tampak dari gaya hidup serba longgar dari nilai-nilai agama Islam. Implikasinya hampir meliputi semua bidang kehidupan, mulai dari model gaya berpakaian, musik, idiologi, politik, ekonomi, social, budaya, seni, dan sebagainya. Aktivitas yang terkait dengan pembangunan moral, sekaligus juga pemantapan SDM bisa di katakan untuk para da’I mendatang, dan ini bentuk implementasi dari ceramah dan dakwah bil amal menurut Syukron Ma’mun, yaitu yang pertama, konsentrasi kepada majlis-majlis ta’lim. Itu yang selalu beliau geluti. Majlis ta’lim yang guru serta muridnya sama-sama memegang kitab untuk di jadikan pegangan. Jika sekarang banyak sekali di dapatkan majlis-majlis ta’lim sebatas hanya ceramah tausyiah saja. Karena dengan sama-sama memegang kitab, agar di jadikan acuan sehingga orang ketika belajar agama contoh, Tafsir, Fiqh, menjadi terbiasa untuk mengenal literature pengambilan sumber-sumber hukum, bukan sekedar bicara sesuatu tanpa ada landasannya. Jika dalam teori ilmiah, seorang penulis apabila ia mengutip pendapat orang lain, maka ia harus menyebutkan referensinya, itu dalam dunia akademis. Begitupun seharusnya di majlis-majlis ta’lim di terapkan kembali budaya mengaji dengan menyimak kitab antara guru dan muridnya. Islamic center zaman pertama kali menggunakan metode tersebut yang di pimpin oleh ayahnya Habib Muhammad Bin Ali Al-Habsyi. Majlis ta’lim tersebut termasuk yang terbesar di Jakarta di Kwitang. Dengan di lakukan pengajian-pengajian rutin, menggunakan kitab-kitab acuan. Dan itu sangat efektif karena ketika orang yang belajar saat itu benar-benar menjiwai ilmu yang di pelajari dan di dapat sendiri literature-literatur ke Islamannya. Yang kedua, pondok pesantren. Karena pesantren sarana yang paling efektif.Santri datang dari berbagai kalangandaerah beragam suku, dengan latar belakang profesi, status social masing-masing keluarga yang berbeda.Jika di lihat pesantren itu adalah sebenarnya miniature kecil dari pada Indonesia. Jika pondok-pondok pesantren kegiatan belajar,organisasi didalamnya bisa berjalan dengan baik dan efektif dikembangkan, hasilnya akan menjadi luar biasa. Kalau saja 1 santri pulang kerumah, kemudian ia bisa membangun 1 jaringan, 10 atau 20 rumah tetangganya, kemudian jika 1 tahun saja dari seluruh santri per pondok pesantren melululuskantamat belajarnya, sebanyak 200-250 santri, katakanlah 1 santri 1 kelurahan, itu saja sudah bisa di dapat jaringan dakwah dengan jumlah 200-250 kelurahan, sangat efektif, karena di pesantren belajar 24 jam, santri di bina, di isi keilmuannya, di pimpin untuk menjadi seseorang yang berguna buat agama bangsa dan negaranya. Beliau sendiri menekankan juga bahwa aktivitas dakwah yang paling efektif jyga dengan ceramah tidak jauh beda dengan bentuk-bentukmedia dakwah, interaksi, penyerapan yang di dapatkan masyarakat lebih cepat, di adakannya Tanya jawab dengan da’I, agar mereka mengaplikasikannya di kehidupan sehari- hari. Minimal mereka sedikit banyak jadi faham. Bisa juga dakwah bil amal, materi yang di sampaikan sang da’I sebaiknya di iringi dengan perbuatan yang sesuai dengan dakwahnya. Bukan hanya menyeru, memanggil, tapi supaya masyarakat juga bisa meneladanimencontoh perkataan dan perilaku da’inya dengan baik. Apabila ada bencana alam, di usahakan kita terjun langsung, kita memberikan kemampuan yang kita miliki, apa saja, tidak hanya berupa materi, tetapi tenaga bahkan fikiran kita perbuatan social. Dunia adalah persiapan untuk kehidupan di akhirat, sehingga manusia selama hidup di dunia ini di tuntut memenuhi peraturan agama yang dalam Islam di sebut wajib, haram, sunnah, halal, makruh, dan mubah. Dalam membina umat manusia untuk supaya memenuhi aturan agama dan harus setara dengan meletakkan landasan moral, etika dan spiritual yang kokoh terhadap pembangunan Nasional. Yang ingin di capai serta di raih dalam hidup ini adalah al-Hasanah, baik di dunia dan di akhirat kelak. Prinsip dan tujuan hidup semacam ini pada dasarnya adalah merupakan hakikat pembangunan itu sendiri dalam rangka meraih tujuan hidup inilah, maka Islam mengarahkan manusia untuk mencapai kehidupan yang berkualitas dan bermutu. Menurut beliau prospek dakwah di masa yang akan datang lebih di tekankan,mungkin lebih di perhatikan da’inya, agar pengetahuan ilmu agamanya,wawasannya lebih luas dan mantap. Baik pengetahuan umum maupun agama, khususnya pengetahuan tentang Islam itu sendiri. 46 Menguasai Al-Qur’an dan hadits-hadits Rosulullah. Dan juga seorang da’I harus yang benar-benar sesuai dengan kriteria-kriteria yang di ajarkan Rosulullah, yang sudah di terapkan oleh para ulama-ulam kita terdahulu, agar isi dakwah kita bisa di pertanggung jawabkan sesuai dengan ajaran Islam. Di lihat dari kemerosotan kualitas dakwah belakangan ini yang menurut beliau menurunnya kualitas dakwah itu tergantung kualitas da’inya itu sendiri, da’I yang hanya pandai bicara pandai beretorika, tetapi tidak memiliki ilmu 46 Wawancara Pribadi K.H. Syukron Ma’mun 2008 pegetahuan agama yang sempurna. Terkadang mereka tidak pernah berhenti memerintahkan jama’ahnya untuk shalat, puasa mengaji, shadaqoh, dsb. Tapi justru terkadang mereka sendiri melupakan seperti apa yang di serukan dalam isi ceramahnya tersebut. Keprihatinan beliau juga terhadap dunia dakwah belakangan ini yang sedang terjadi di Indonesia bahwa kita sudah dilanda liberalisme dan demokrasi, sehingga kadang-kadang siapa saja boleh menyampaikan isi tausyiahnya. Kita lihat contoh di Malaysia, apabila ingin berceramahberkhutbah, harus mendapat izinsurat kebenaran dari Mufthi, karena tidak bisa sembarangan saja menyampaikan isi ceramahnya. Di lihat dulu latar belakang pendidikan sang da’I tersebut, misalnya lulusan Universitas Cairo Al-Azhar kah, setelah itu baru di berikan surat bahwa sang da’I tersebut berhak memberikan ceramah agamanya. Prospek dalam berdakwah selau berkembang, selama kaitannya yang pertama, dengan juru da’inya, juru dakwahnya, kyainya, ustadznya, tetap memiliki integritas dan kapabilitas, dakwah tersebut pasti punya prospek. Karena, dakwah itu menyampaikan sesuatu yang bersifat dari Allah, sesuatu yang tidak lagi di ragukan kebenarannya. Oleh karena itu, ketika manusia mencoba lari dari hukum Allah, kemudian ia mengimplementasikan beberapa hukum-hukum lain, yang mungkin pada suatu masa hukum yang di buat manusia itu terasa indah, bagus, tetapi pada akhirnya suatu saat bahkan seterusnya hukum tersebut akan musnahrontok sesuai dengan perkembangan zaman. Karena hukum tidak bisa sesuai dengan zaman, kecuali hukum dari Allah. 47 Karena itu tantangannya bukan kepada ummat, tetapi kepada sang da’I, kyai, ustadz. Contoh sekarang ini, Krisis global, dengan adanya “supply 47 Ibid., Wawancara Pribadi K.H. Syukron Ma’mun 2008 moregive ” orang mulai tertarikmelirik, bahwa system ekonomi dunia kapitalis ini berdasarkan dengan unsur, seperti: Kebebasan tanapa batas, kemudian dengan unsure ribawi, yang di haramkan oleh agama, sekarang ini bisa dikatakan rapuh, kenapa? kita lihat dan harus di akui bersama bahwa dari dulu orang menganggap bahwa system dunia ini sudah begitu hebat dengan made in Amerika, tapi sekarang Amerika runtuh. Meskipun banyak orang yang berdalih. Begitupun sama ketika Uni Soviet runtuh, siapa yang bisa membayangkan Negara super power bisa runtuh. Keruntuhan Negara adi kuasa tersebut apa ada alternative penggantinya?. Disinilah letaknya juru dakwah menjawab setiap problematika dalam sudut pandang agama. Karena agama Islam selalu memberikan ruang kepada semua sendi-sendi kehidupan. Salah satu contohnya lingkungan hidup. Banyak kasus yang sedang marak saat ini, seperti kasus rokok. Merokok sudah merusak lingkungan hidup, maka diatasi oleh pemerintah, contoh di Jakarta, di atasi oleh PERDA. Kenyataannya tidak berjalan, lalu mereka mengajukan permohonan Fatwa MUI, bagaimana rokok itu dalam sudut pandang agama. Artinya apa? Memang agama Islam yang banyak memberikan solusi, bisa dijadikan sandaran hukum, yang tidak di miliki oleh agama manapun,termasuk hukum-hukum yang sudah berlaku di Negara ini. Kemudian isu keadilan dalam berekonomi pasar bebas. Sebelumnya Islam sudah memberikan aturan-aturanrambu-rambu terhadap pasar bebas. Begitu juga tentang subsidi, dulu orang memandang Negara maju itu harus melepas subsidinya, tapi sekarang Negara maju sekalipun ketika mereka mengalami dampak krisis, mereka mulai mensubsidi, melindungi perbankkan, karena memang subsidi itu tidak jelek. Bahkan sekarang menjadi keharusan. Kompleksitas masalah yang terjadi di dunia ini yang menjadikan dakwah selalu berprospek, menghadapi tantangan zaman. Di tambah dakwah itu adalah makanan untuk ruh manusia, jiwa manusia. Karena ketika manusia sudah maju, mereka tetap mencari sesuatu, yaitu agama. Ketika kita belajar Filosofi agama, ada pertanyaan, mengapa orang beragama? Karena ada sesuatu, yang tidak bisa di dapatkan dalam materi. Jadi tantangan, prospek dakwah tetap bagus, tetap hebat, selama da’inya juga bukan da’I yang kosong, tapi da’I yang memiliki komitmen, fisioner, punya integritas moral yang dapatbisa di pertanggung jawabkan, punya kapabilitas keilmuan, maka dakwah itu akan terus selalu hidup. 48

3. Aktifitas Dakwah Dalam Bentuk Bil-Tadbir