Al-Qur’an Al – Hadist

dakwah merupakan suatu kewajiban yang dibebankan agama kepada pemeluknya. Dengan demikian, dakwah bukanlah semata-mata timbul dari pribumigolongan, walaupun aktivitas ini di khususkan pada satu golonganindividu thaifah yang melaksanakannya. Islam sendiri adalah sebagai nama sebuah agama disebut juga sebagai “dakwah”. Artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif dalam melakukan dakwah bahkan bisa di katakan bahwa mundurnya Islam sangat bergantung pada kegiatan dakwah yang dilakukannya. Potensi yang sempurna dalam diri manusia memang tidaklah mudah untuk mempraktekkannya, namun Allah SWT memberikan pegangan, petunjuk, serta pedoman agar dakwah dapat berhasil dan pemikiran manusia tidak membelok dari sumber-sumber pedoman itu, antara lain:

1. Al-Qur’an

Al-Qur’an mengharuskan manusia untuk berpikir, merenungi dan mengelola alam semesta serta memanfaatkannya bagi kemaslahatan diri kita dan kehidupan manusia pada umumnya, karena alam semesta ditunjukkan kepada manusia untuk di kelola, maka tidaklah heran manusia di sebut sebagai khalifah fil ardh , yang harus menjaga kehidupan dan kemakmuran bumi. +, -ی, - ی 1 2, 34 5 6- 4, 78 9 : Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “ Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata : “ Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman : “ Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”QS. Al-Baqarah : 30 Menurut Ustman Najati 1985, Allah SWT telah memberi dorongan kepada manusia untuk memikirkan alam semesta, mengadakan pengamatan, merenungkan pencipaan langit dan bumi serta apa saja yang ada didalamnya. Akal merupakan rahmat serta karunia yang tak ternilai harganya, dan ini merupakan sumber kekuatan yang dapat menyingkap sisi kehidupan dan berbagai macam pemikiran, serta menentukan derajat manusia tinggi atau rendah di sisi Allah SWT. Mengenai dakwah dalam Al-Qur’an, dapat di ambil sebuah ayat yang berkenaan pula dengan masalah ini. Ayat itu berbunyi : ; 9 , =,; 9,; 1 ? ; A ? ; 0BC D B E 7 , F 9 G , 9 G 0 0 ? ; 9 9 2ﺱ 0E;IC , Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang- orang yang fasik.” QS. Al-Imran : 110

2. Al – Hadist

Selain ayat-ayat Al-Qur’an, yang menjadi sumber dakwah ada pula yaitu hadist-hadist Nabi s.a.w yang shahih dan diriwayatkan oleh orang-orang yang shahih dimana menjelaskan akan kewajiban umatnya untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan yang dilarang, antara lain : a. Hadist Riwayat Imam tirmizi ; Dari Khudzaifah ra. Dari Nabi bersabda; “Demi dzat yang menguasai diriku, haruslah kamu mengajak kepada kebaikan dan haruslah kamu mencegah perbuatan yang mungkar, atau Allah akan menurunkan siksa-Nya kepadamu kemudian kamu berdo’a kepada-Nya di mana Allah tidak akan mengabulkan permohonanmu”. HR. Tirmidzi b. Hadist Riwayat Imam Muslim ; Dari Ali Sa’id Al-Khudhariyi ra. Berkata; aku telah mendengar rasulullah bersabda; barang siapa diantara kamu melihat kemunkaran, maka hendaklah mencegah dengan tangannya dengan kekuatan atau kekuasaan ; jika ia tidak sanggup dengan demikian sebab tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan ; maka dengan lidahnya; dan jika dengan lidahnya tidak sanggup, maka cegahlah dengan hatinya, dan dengan demikian itu adalah selemah-lemahnya”. HR. Muslim Selemah-lemahnya keadaan seseorang, setidak-tidaknya ia masih tetap berkewajiban menolak kemungkaran dengan hatinya, kalau ia masih dianggap Allah sebagai orang yang masih memiliki iman, menolakan kemungkaran dengan hati tempat bertahan yang minimal, benteng penghabisan tempat berdiri. 12 Kedua hadist diatas didahului dengan sebuah sumpah Nabi yang menunjukkan, bahwa manusia hanya mempunyai dua alternatif jalan yaitu berbuat amal ma’ruf atau nahi munkar , dengan kata lain jika tidak melaksanakan perbuatan baik, maka malapetaka menghampiri mereka dan permohonannya tidak akan dikabulkan. Lebih jauh, perlu diingat jika Allah telah murka kepada umat yang membiarkan saja kemungkaran, terkena malapetakanya bukan orang perorangan, tetapi umat secara keseluruhan.

3. Sejarah hidup para sahabat dan fuqoha