2. Jika perekat popok tampak memebekas di dekat pangkal paha bayi maka berarti
popok terlalu ketat, kendurkan lain waktu. 3.
Jika ruam bayi melebar, ganti merek popok dengan yang lain. Ada beberapa bayi yang sensitif terhadap jenis merek popok tertentu.
4. Pada bayi laki-laki, saat akan menutup popok, posisikan penis ke arah bawah.
5. Jika tali puat bayi belum lepas, pastikan bagian atas popok tidak mengenai tali
pusat. 6.
Cucilah tangan anda setiap kali sehabis mengganti popok bayi dr Iwan, 2008, ¶ 6, Popok Bayi. http:dokteranakku.com, diperoleh 25 Oktober 2009
4. Cara Menggunakan
Diapers yang Baik yaitu:
1. Sebelum mengganti atau menggunakan diaper, pastikan tangan Anda bersih.
2. Bersihkan area popok bayi; lipatan paha, paha atas, anus dan kelamin. Gunakan
lap basah untuk membersihkan. Dan, lap kering untuk mengeringkan sebelum dipakaikan diapers kembali.
3. Agar bayi tidak terkena iritasi, oleskan baby oil atau krim khusus pada area popok
4. Pakaikan diapers sesuai ukuran. Jangan memberikan diapers terlalu besar atau
kecil. 5.
Perhatikan cara penggunaannya. Pemakaian diaper yang benar akan memberi kenyamanan bagi bayi.
6. Sebaiknya seringlah mengganti diaper kalau memang sudah kotor atau penuh.
Frekuensi penggantian sangat tergantung frekuensi buang air kecil atau buang air
Universitas Sumatera Utara
besar bayi. Jangan tunggu sampai diaper tercium bau amoniak, karena inilah yang bisa mengakibatkan kuman mengiritasi kulit.
Saat mengganti diapers, ulangi proses pembersihan seperti disebut di atas. Setelah itu, biarkan bayi tanpa diapers sebentar, agar kulitnya bernafas
Ari, 2008, ¶ 1, Nyaman dan Aman Pakai Pospak. http:www.parenting.co.id
5. Cara Membuang Pospak yang Benar
Orang tua keliru memperlakukan pospak bekas. Biasanya kita langsung membuang begitu saja pospak yang di dalamnya masih terdapat feses atau tinja.
Seharusnya, kata Ari, sebelum pospak dibuang bersihkan dulu dari feses yang menempel di permukaannya. Tentu saja, feses dibuang ke tempat semestinya di
kloset. Setelah bersih, lipat popok dengan benar. Gel atau lapisan penampung air seni
harus berada di bagian dalam dan tertutup oleh bagian luar pospak. Hal ini sudah dihimbau oleh WHO sejak beberapa tahun lalu demi kesehatan,. Alasannya, sampah
pospak yang bercampur tinja akan mencemari lingkungan rumah kita Ari, 2008, ¶ 2, Nyaman dan Aman Pakai Pospak.
http:www.parenting.co.id
b. Popok Kain
Meski popok sekali pakai lebih praktis dan tidak repot, tapi, tak sedikit orang tua yang tetap memilih popok kain untuk bayinya dengan alasan dapat dibersihkan
ulang dan konon ramah lingkungan. Berikut cara menggunakan popok kain yang benar:
Universitas Sumatera Utara
1. Jika anda menggunakan peniti popok, maka pilih yang bagian pengamannya
ditutup bahan plastik. 2.
Bila popok hanya basah karena pipis bayi maka langsung diletakkan ke keranjang kotor, tapi kalau popoknya basah dan ada kotoran maka bersihkan dulu. Untuk
menghilangkan bau, semprotkan campuran air dan baking soda ke popok yang sudah dibersihkan kotorannya.
3. Pisahkan popok dari pakaian bayi yang lain dan gunakan deterjen yang lembut.
Jangan gunakan pelembut pakaian. Gunakan air hangat dan dua kali pembilasan. 4.
Cucilah tangan anda setiap kali sehabis mengganti popok bayi dr Irwan, 2008,
¶ 6,
Popok Bayi http:dokteranakku.com, diperoleh 30 November 2009
D. Ruam
Popok 1. Defenisi Ruam Popok
Ruam popok merupakan kelainan peradangan kulit di daerah yang tertutup popok yang paling sering diderita oleh bayi Soepardan, 2001 : 10
Ruam popok adalah kemerahan di daerah popok, seperti di alat kelamin, dubur, bokong, lipat paha, dan perut bawah Lutfiatus, 2008 : 95.
Ruam popok mempunyai pengertian, yaitu: Inflamasi akut pada kulit yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh pemakaian popok Nursalam,
2005 : 104.
2. Etiologi Ruam Popok
1. Kebersihan kulit yang tidak terjaga
2. Jarang ganti popok setelah bayianak kencing
Universitas Sumatera Utara
3. Udarasuhu lingkungan yang terlalu panaslembab
4. Akibat menceret
5. Reaksi kontak terhadap karet, plastik, deterjen.
6. Kemudian dibersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci tangan dan
dibilas sampai bersih dan dikeringkan dr Ika, 2008, ¶ 4 Jangan sepelekan Ruam Popok. http:www.anakku.net, diperoleh 30 Oktober 2009.
Tentu saja tidak semua anak yang memakai popok akan menderita ruam popok ini, namun memang memiliki kerentanan akan mengalaminya. Banyak hal
yang mempengaruhi timbulnya ruam popok ini, namun sebenarnya hal utama yang mendasarinya adalah faktor iritasi. Iritasi ini terjadi terutama karena adanya
kontak dengan urin air seni dalam jangka waktu lama akibat pemakaian sebuah popok yang berkepanjangan. Selain itu, iritasi juga disebabkan oleh:
1. Gesekan kulit dengan bahan popok. Hal ini akan semakin berat pada bayi
anak yang gemuk apalagi bila ukuran popok yang digunakan tidak sesuai dengan yang seharusnya terlalu kecil
2. Enzim yang terdapat di feses tinja kotoran bayi anak
3. Pemakaian deterjen dan pelembut pakaian jika kurang bersih saat melakukan
pembilasan waktu mencuci popok kain Perlu diketahui juga, ternyata angka kejadian ruam popok akan meningkat
jika bayi atau anak menderita diare. Penggunaan susu kaleng pengganti air susu ibu juga mempertinggi resiko terjadinya ruam popok. Selain faktor iritasi, ternyata
kelainan kulit yang terjadi dapat pula diperberat dengan adanya infeksi sekunder oleh kuman dan jamur. Kuman bakteri yang sering menginfeksi adalah jenis
Universitas Sumatera Utara
Staphylococcus aureus, sedangkan jamurnya berasal dari golongan Candida albicans. Sebenarnya kedua jenis mikroorganisme ini secara normal dapat ditemukan di
daerah selangkangan dan sekitar alat kelamin, bahkan ragi candida juga normal terdapat di saluran pencernaan. Infeksi sekunder biasanya sudah terjadi dalam
waktu 48-72 jam setelah timbulnya kelainan di daerah popok secara primer akibat iritasi penggunaan popok saja. Pada kulit yang normal dan utuh, maka kedua
mikroorganisme ini tidak akan menimbulkan penyakit. Namun adanya faktor iritasi yang telah dijelaskan di atas terlebih dahulu, dimana kulit akan mengalami
peradangan awal maka infeksi ini pun dapat dengan lebih mudah terjadi. Kombinasi berbagai tersebut menjadi penyebab utama terjadinya ruam popok
pada kulit bayi yang masih peka. Aneka faktor tersebut berasal dari sejumlah hal yaitu :
1. Pemakaian popok, pemakaian popok modern dengan kulit anak. Kotoran
bokong dan cairan yang bercampur menghasilkan zat yang menyebabkan peningkatan PH derajat keasamaan kulit dan enzim dalam kotoran. Tingkat
keasamaan kulit yang tinggi ini membuat kulit lebih peka, sehingga memudahkan terjadinya iritasi kulit..
2. Pemberian susu formula ternyata juga memungkinkan bayi anda mengalami
masalah ruam popok lebih besar dibandingkan dengan ASI air susu ibu pada urin atau kotorannya bayi anda. Ruam popok dapat disebabkan oleh
adanya riwayat alergi karena keturunan.
Universitas Sumatera Utara
3. Gejala Ruam Popok Gejala dari ruam popok bervariasi :