2 Untuk Prinsip, merupakan landasan awal terjadinya akad yang berbasis syariah.
3 Untuk Pola Operasi, dimana dalam BPRS tidak menempatkan sistem bunga sebagai pijakan peminjaman kredit melainkan menggunakan
sistem “bagi hasil” sebagai dasarnya. Sedangkan BPR Konvensional menggunakan sistem bunga.
4 Untuk Pendapatan, hal ini dapat dibuktikan dengan pesatnya hasil yang diperoleh pada pola bagi hasil yang sudah diperhitungkan dengan
baik. 5 Untuk Sistem Pengawasan, BPRS mempunyai Dewan Syariah
Nasional dan Dewan Pengawas Syariah yang langsung di audit oleh tenaga-tenaga professional, dibawah BI Bank Indonesia dan IB
Islamic Bank 6 Untuk Hubungan, antara nasabah dengan pegawai memiliki kesamaan
hak, berbeda dengan BPR Konvensional.
B. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian
fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit. Sedangkan menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
menyatakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
9
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk mendukung investasi yang
telah direncanakan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
C. Fungsi Pembiayaan
Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis
perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya :
10
1 Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.
2 Membantu kaum dhu ’afa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karena
tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional.
9
Muhammad Syafi’I Antonio, “ Bank Syariah dari teori ke praktik”.2001. Jakarta : Gema Insani. h. 160
10
Yusuf Ayus Ahmad dan Abdul Aziz. “ Manajemen Operasional Bank Syariah”.2009 Cirebon : STAIN Press hal. 68
3 Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan.
D. Jenis-jenis Pembiayaan
Pembiayaan di bank syariah terbagi atas beberapa jenis berdasarkan bentuk akadnya. Namun, secara umum ada tiga jenis transaksi pembiayaan di
bank syariah, yaitu: 1 Pembiayaan Jual-Beli
Kata kunci dari pembiayaan jual-beli adalah adanya barang yang diperjual-belikan. Dalam pembiayaan jual-beli bank bertindak sebagai
penjual dan nasabah bertindak sebagai pembeli. Pembiayaan ini terdiri dari tiga macam, yaitu: murabahah, salam dan istishna.
2 Pembiayaan Sewa-menyewa Pengertian pembiayaan sewa-menyewa dapat didefinisikan sebagai
transaksi terhadap penggunaan manfaat suatu barang dan jasa dengan pemberian imbalan. Jenis pembiayaan ini terdiri dari ijarah dan ijarah
mumtahiyah bittamlik. 3 Pembiayaan Bagi Hasil
Dalam pembiayaan dengan pola bagi hasil, bank dan nasabah akan berkerja sama dalam suatu usaha, bank sebagai lembaga keuangan akan
terlibat dalam permodalan dan nasabah sebagai pelaku kegiatan ekonomi akan terlibat sebagai pelaksana usaha.
Pembiayaan bagi hasil meliputi pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
E. Pengertian Pembiayaan Mudharabah