2. Tablet kunyah
Pada tablet kunyah sebagai bahan pengisi dapat berupa mannitol, sorbitol, laktosa atau dekstrosa ditambah bahan pemanis dan bahan pembau Anief,
1987.
3. Tablet salut
Tablet sering disalut agar dapat menghilangkan rasa tak enak dari obat, menaikkan stabilitas obat terhadap pengaruhuap, air, cahaya, dan terlihat
lebih baik Anief, 1987.
a Tablet salut gula
Tablet ini sering disebut dragee. Penyalutan dilakukan dengan larutan gula dalam panci untuk penyalutan dan panci untuk
mengkilapkan tablet diputar dengan motor penggerak dan dilengkapi dengan alat penghisap dan sistem penghembus dengan
udara panas blower Anief, 2008. b
Tablet salut selaput
Tablet kompresi ini disalut dengan selaput tipis dari polimer yang larut atau tidak larut dalam air maupun membentuk lapisan yang
meliputi tablet. Biasanya lapisan ini bewarna, kelebihannya dari penyalutan dengan gula adalah lebih tahan lama, lebih sedikit
bahan, waktu yang lebih sedikit untuk penggunaanya Ansel, 1989.
c Tablet salut enterik
Tablet salut enterik adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang relatif tidak larut dalam asam lambung, tetapi larut dalam
usus halus.
Penyalut enterik dimaksudkan: a
Agar obat tidak mengiritir perut b
Dikehendaki agar obat berkhasiat dalam usus seperti antelmintika c
Menghindari obat menjadi inaktif dalam cairan lambung, yaitu karena pH rendah atau dirusak enzim digostif dalam perut Anief,
2008.
4. Tablet effervescent
Yaitu tablet berbuih dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu
melepaskan gas ketika bercampur dengan air Ansel, 1989.
2.2.2 Syarat-syarat tablet
Syarat-syarat tablet adalah sebagai berikut:
1. Keseragaman bobot
Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut : Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika
ditimbang satu-persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A
dan tidak boleh satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom . Jika perlu dapat digunakan dalam
10 tablet dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata- rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B Anief,
2008.
Tabel 2.1. Penyimpangan bobot rata-rata
Bobot rata-rata Penyimpangan bobot
rata-rata dalam
A B
25 mg atau kurang 15
30 26 mg sampai dengan 150 mg
10 20
151 mg sampai dengan 300 mg 7,5
15 lebih dari 300 mg
5 10
Ditjen POM, 1995.
2. Kekerasan tablet
Kekerasan tablet dan ketebalannya berhubungan dengan isi die dan gaya kompresi yang diberikan. Bila tekanan ditambahkan, maka kekerasan
tablet meningkat sedangkan ketebalan tablet berkurang. Selain itu metode granulasi juga menentukan kekerasan tablet. Umumnya kekuatan tablet
berkisar 4-8 kg, bobot tersebut dianggap sebagai batas minimum untuk menghasilkan tablet yang memuaskan. Alat yang digunakan untuk uji ini
adalah hardness tester, alat ini diharapkan dapat mengukur berat yang diperlukan untuk memecahkan tablet Ansel, 1989.
3. Friabilitas
Cara lain untuk menentukan kekuatan tablet ialah dengan mengukur keregasannya friabilitas. Gesekan dan goncangan merupakan
penyebab tablet menjadi hancur. Untuk menguji keregasan tablet digunakan alat Roche friabilator. Sebelum tablet dimasukkan ke alat
friabilator, tablet ditimbang terlebih dahulu. Kemudian tablet dimasukkan