Farmakodinamik Efek samping Paraseta

2.3.5 Indikasi

Penggunaan asetaminofen sebagai analgetik dan antipiretik adalah sama dengan penggunaan salisilat. Analgesik, penggunaan asetaminofen dapat diberikan tiap 3-4 jam untuk keadaan seperti sakit kepala, migren, serta nyeri haid. Tetapi sebaiknya terapi jangan diberikan terlalu lama. Jika dosis terapeutik biasa tidak memberi manfaat, dosisi yang lebih besar biasanya juga tidak menolong. Antipiretik, penggunaan asetaminofen untuk meredakan demam telah terdesak oleh penggunaannya untuk menimbulkan analgesia.Untuk dewasa dosis 325 mg-1000 mg, diberikan secara oral tiap 3 atau 4 jam. Untuk anak 20 mgkg BB diberikan tiap 4-6 jam, dosis total perhari jangan melebihi 3,6 g Tanu, 1972.

2.3.6 Sediaan dan dosis

Untuk nyeri dan demam oral 2-3 dd 0,5-1 g, maksimum 4 ghari, pada penggunaan kronis maksimum 2,5 ghari. Anak-anak: 4-6 dd 10 mgkg, yakni rata-rata usia 3-12 bulan 60 mg, 1-4 tahun 120-180 mg, 4-6 tahun 180 mg, 7-12 tahun 240-360 mg, 4-6 x sehari. Rektal 20 mgkg setiap kali, dewasa 4 dd 0,5-1 g, anak-anak usia 3-12 bulan 2-3 dd 120 mg, 1-4 tahun 2-3 dd 240 mg, 4-6 tahun 4 dd 240 mg, dan 7-12 tahun 2-3 dd 0,5 g Tjay dan Kirana, 2002.

2.3.7 Sindrom toksik yang umum

Asetaminofen jika dikonsusmsi secara akut lebih dari 150-200 mgkg pada anak-anak atau 7 gr pada orang dewasa dianggap sebagai potensi toksik. Metabolit yang sangat toksik diproduksi didalam hati Katzung, 2004. Awalnya pasien mengalami gangguan gastrointernal ringan mual, muntah. Setelah 24-36 jam bukti cedera hati mulai nampak, disertai kenaikan kadar aminotransferase dan hipoprotrombinemia. Pada kasus berat, terjadi gagal hati fulminan, sehingga menyebabkan ensefalopati hepatis dan kematian. Kadar keparahan keracunan ditentukan oleh kadar asetaminofen serum. Jika kadarnya kira-kira 4 jam setelah mengonsumsi lebih dari 150-200 mgL, maka pasien tersebut beresiko mengalami kerusakan hati Katzung, 2004.

2.4 Uji Disolusi

Uji Disolusi didefenisikan sebagai proses suatu zat padat masuk ke dalam pelarut menghasilkan suatu larutan. Secara sederhana, disolusi adalah proses zat padat melarut. Secara prinsip, proses ini dikendalikan oleh afinitas antara zat padat dan pelarut. Secara singkat, alat untuk menguji karakteristik disolusi dan sediaan padat kapsul atau tablet terdiri dari : 1 Motor pengaduk dengan kecepatan yang dapat diubah, 2 Keranjang baja stainless berbentuk silinder atau dayung untuk ditempelkan keujung batang pengaduk, 3 Bejana dari gelas, atau bahan lain yang inert dan transparan dengan volume 1000 ml, bertutup sesuai dengan di tengah-tengahnya ada tempat untuk menempelkan pengaduk, dan ada lubang tempat masuk pada 3 tempat, dua untuk memindahkan contoh dan satu untuk menempatkan termometer, dan 4 Penangas air yang sesuai untuk menjaga temperatur pada media disolusi seperti yang dicantumkan dalam masing-masing monografi ditempatkan dalam bejana dan biarkan mencapai temperatur 37°C ± 0,5°C. Kemudian satu tablet atau satu kapsul yang diuji dicelupkan ke dalam bejana atau