Penetapan kadar zat aktif

2.3.1 Mekanisme kerja

Mekanisme kerja yang berhubungan dengan sistem biosintesis prostaglandin PG ini memperlihatkan secara in vitro bahwa dosis rendah aspirin dan indometasin Anti-Inflamasi Non-Steroid AINS diketahui menghambat berbagai reaksi biokimiawi, hubungan dengan efek analgesik, antipiretik dan anti- inflamasinya belum jelas. Selain itu obat Anti Inflamasi Non-Steroid AINS secara umum tidak menghambat biosintesis leukotrien, yang diketahui ikut berperan dalam inflamasi Nafrialdi dan Setiawati, 2007. Golongan obat ini menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu. Setiap obat menghambat siklo- oksigenase dengan cara yang berbeda. Khusus parasetamol, hambatan biosintesis prostaglandin PG hanya terjadi bila lingkungannya rendah kadar peroksid seperti di hipotalamus. Lokasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksid yang dihasilkan oleh leukosit. Ini menjelaskan mengapa efek anti-inflamasi parasetamol praktis tidak ada Nafrialdi dan Setiawati, 2007.

2.3.2 Farmakokinetik

Parasetamol diserap cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu setengah jam, masa paruh dalam plasma antara 1-3 jam.Obat ini tarsebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam plasma sebagian terikat oleh protein plasma, 25. Obat ini mengalami metabolisme oleh anzim-anzim mikrosom dalam hati. 80 asetaminofen dikonjugasi dengan asam glukuronat dan sebagian kecil dengan asam sulfat dalam hati. Selain itu obat ini juga dapat mengalami hidroksilasi. Metabolit hasil hidroksilasi ini dapat menimbulkan methemoglobinemia dan hemolisis eritrosit. Obat ini diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai asetaminofen 3 dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi Nafrialdi dan Setiawati, 2007.

2.3.3 Farmakodinamik

Efek analgesik parasetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat Nafrialdi dan Setiawati, 2007. Efek anti-inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu parasetamol tidak digunakan sebagaai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin PG yang lemah. Efek iritasi, erosi, dan perdarahan lambung tidak terlihat pada obat ini, demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan asam basa Nafrialdi dan Setiawati, 2007.

2.3.4 Efek samping

Reaksi alergi terhadap derivat para-aminofenol jarang terjadi. Manifestasinya berupa eritema atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa Nafrialdi dan Setiawati, 2007. Methemoglobinemia dan sulfhemoglobinemia jarang menimbulkan masalah pada dosis terapi, karena hanya kira-kira 1-3 hemoglobin Hb diubah menjadi met-Hb. Penggunaan semua jenis analgesik dosis besar secara menahun terutama dalam kombinasi berpotensi menyebabkan nefropati analgesik Nafrialdi dan Setiawati, 2007.