10 tablet dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata- rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B Anief,
2008.
Tabel 2.1. Penyimpangan bobot rata-rata
Bobot rata-rata Penyimpangan bobot
rata-rata dalam
A B
25 mg atau kurang 15
30 26 mg sampai dengan 150 mg
10 20
151 mg sampai dengan 300 mg 7,5
15 lebih dari 300 mg
5 10
Ditjen POM, 1995.
2. Kekerasan tablet
Kekerasan tablet dan ketebalannya berhubungan dengan isi die dan gaya kompresi yang diberikan. Bila tekanan ditambahkan, maka kekerasan
tablet meningkat sedangkan ketebalan tablet berkurang. Selain itu metode granulasi juga menentukan kekerasan tablet. Umumnya kekuatan tablet
berkisar 4-8 kg, bobot tersebut dianggap sebagai batas minimum untuk menghasilkan tablet yang memuaskan. Alat yang digunakan untuk uji ini
adalah hardness tester, alat ini diharapkan dapat mengukur berat yang diperlukan untuk memecahkan tablet Ansel, 1989.
3. Friabilitas
Cara lain untuk menentukan kekuatan tablet ialah dengan mengukur keregasannya friabilitas. Gesekan dan goncangan merupakan
penyebab tablet menjadi hancur. Untuk menguji keregasan tablet digunakan alat Roche friabilator. Sebelum tablet dimasukkan ke alat
friabilator, tablet ditimbang terlebih dahulu. Kemudian tablet dimasukkan
kedalam alat, lalu alat dioperasikan selama empat menit atau 100 kali putaran. Tablet ditimbang kembali dan dibandingkan dengan berat mula-
mula. Selisih berat dihitung sebagai keregasan tablet. Persyaratan keregasan harus lebih kecil dari 0,8 Ansel, 1989.
4. Waktu hancur Disintegration Test
Uji waktu hancur tablet dilakukan untuk tablet yang tidak bersalut, tablet bersalut bukan enterik, tablet salut enterik, tablet bukal, dan tablet
sublingual. Uji waktu hancur dilakukan dengan menggunakan alat uji waktu hancur. Masing-masing sediaan tablet tersebut mempunyai prosedur
uji waktu hancur dan persyaratan tertentu Siregar dan Wikarsa, 2010. Uji waktu hancur tidak dilakukan pada etiket jika dinyatakan
“tablet kunyah, tablet isap, tablet yang pelepasan zat aktif bertahap dalam jangka waktu tertentu, atau tablet melepaskan zat aktif dalam dua periode
berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas diantara periode pelepasan tersebut Siregar dan Wikarsa, 2010.
5. Disolusi Dissolution Test
Disolusi adalah suatu proses perpindahan molekul obat dari bentuk padat ke dalam larutan suatu media. Uji ini dimaksudkan untuk
mengetahui banyaknya zat aktif yang terlarut dan memberikan efek terapi di dalam tubuh. Kecepatan absorbsi obat tergantung pada pemberian yang
dikehendaki dan juga harus dipertimbangkan frekuensi pemberian obat Syamsuni, 2007.