KAJIAN TINJAUAN UMUM MENGENAI SANKSI ANALISIS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA

Dalam Bab IV ini terdiri dari uraian hasil analisis yang dikembangkan serta berkaitan dengan teori pada Bab II dan Bab III. Kemudian analisis atas Putusan MA Nomor 118 KPdt.Sus-KPPU2013 dikaitkan dengan sanksi denda dalam Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. BAB V : PENUTUP Dalam Bab V ini penulis akan menyimpulkan materi karya ilmiah dari pokok permasalahan dan memberikan saran-saran yang berguna bagi negara Indonesia, lembaga atau instansi terkait serta masyarakat luas. 20

BAB II KAJIAN TEORI MENGENAI PERSEKONGKOLAN TENDER

A. Pemahaman Persekongkolan Tender dalam Hukum Persaingan Usaha

1. Pengertian Tender Secara Umum dan Berdasarkan UU Nomor 5

Tahun 1999 Tender dalam hukum persaingan usaha Indonesia mempunyai pengertian tawaran untuk mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, untuk mengadakan barang-barang atau untuk menyediakan jasa. Pengertian tender mencakup tawaran untuk mengajukan harga untuk memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan, mengadakan barang dan atau jasa, membeli suatu barang dan atau jasa, menjual suatu barang dan atau jasa. 1 Tawaran dilakukan oleh pemilik kegiatan atau proyek, dimana pemilik dengan alasan keefektifan dan keefisienan apabila proyek dilaksanakan sendiri maka lebih baik diserahkan pihak lain yang mempunyai kapabilitas untuk melaksanakan proyek atau kegiatan. Permasalahan Tender merupakan salah satu hal yang menjadi objek dalam Hukum Persaingan Usaha. Tender atau lelang itu sendiri menurut peraturan perundang-undangan, yaitu: 1 Perpres No. 95 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketujuh Atas Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah 1 KPPU RI, Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Persekongkolan dalam Tender, Jakarta:KPPU, 2005, h. 7. Tender atau Pengadaan Barang Jasa adalah kegiatan pengadaan barang jasa yang dibiayai dengan APBN atau APBD, baik yang diselenggarakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang jasa. 2 Penjelasan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tender adalah mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, untuk mengadakan barang-barang atau menyediakan jasa. Jika pengertian tender atau lelang tersebut disimpulkan, maka tender sendiri memiliki cakupan yang lebih luas karena tender merupakan serangkaian kegiatan berupa penawaran mengajukan harga untuk: 1 Memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan; 2 Mengadakan atau menyediakan barang dan atau jasa; 3 Membeli barang dan atau jasa; 4 Menjual barang danatau jasa, menyediakan kebutuhan barang danatau jasa secara seimbang dengan berbagai dengan syarat yang harus dipenuhi, berdasarkan peraturan tertentu yang ditetapkan pihak terkait. Berdasarkan definisi tersebut, maka cakupan dasar penerapan Pasal 22 UU Nomor 5 Tahun 1999 adalah tender atau tawaran mengajukan harga yang dapat dilakukan melalui: 1 tender terbuka; 2 tender terbatas; 3 pelelangan umum; 4 pelelangan terbatas. Mekanisme yang diberikan oleh UU Nomor 5 Tahun 1999 terhadap Keputusan Presiden Keppres Nomor 80 Tahun 2003 merupakan ketentuan normatif yang melarang pelaku usaha bersekongkol dengan