Alat Bukti Pemeriksaan di KPPU

melakukan permeriksaan, adalah: 13 1 Keterangan saksi Yang dimaksud saksi adalah setiap orang atau pihak yang mengetahui terjadinya pelanggaran dan memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan. 2 Keterangan ahli Yang dimaksud saksi ahli adalah orang yang memiliki keahlian dibidang terkait dengan dugaan pelanggaran dan memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan. 3 Surat atau dokumen Sebagai pembanding dalam hukum acara pidana, surat menurut Pasal 187 KUHAP dinyatakan bahwa surat sebagaimana dalam Pasal 187 ayat 1 huruf c, dibuat diatas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, yaitu: a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau dibuat dihadapannya, yang dimuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau dialami sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu; b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang- 13 Ningrum Natasya Sirait, Hukum Persaingan Usaha UU No. 51999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, tanpa cetakan, Medan: Pustaka Bangsa, 2004, h. 123. undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat umum mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal sesuatu keadaan; c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu keadaan yang diminta secara resmi daripadanya; d. Surat lain yang hanya dapat diperlakukan jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain. 4 Petunjuk Bandingan dengan hukum acara pidana, petunjuk menurut Pasal 188 ayat 1 KUHAP menyatakan bahwa petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan yang karena persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi tindak pidana dan siapa pelakunya. 14 Pasal 188 ayat 2 KUHAP menyatakan bahwa petunjuk hanya dapat diperoleh dari: a keterangan saksi; b surat; c keterangan terdakwa. Keterangan terdakwa dalam UU Nomor 5Tahun 1999 digantikan menjadi keterangan terlapor. 5 Keterangan pelaku usaha Yang dimaksud dengan pelaku usaha adalah setiap orang 14 Harjon Sinaga, Hukum Acara Persaingan Usaha, Cet. Ke-1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h. 49. perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam bidang ekonomi. Pembuktian termasuk juga pada suatu dugaan yang belum tentu dilakukan dan dapat cara melakukan monitoring pasar, harga, ataupun perjanjian dengan pihak ketiga. Ada suatu pendekatan yang komprehensif untuk memutuskan apakah suatu perusahaan melakukan tindakan yang rasional dalam menghadapi pasar atau dalam rangka menghadapi persaingan atau sebagai konsekuensi keikutsertaan dalam konspirasi yang bersifat anti-persaingan. 15 Komisi memusatkan perhatian ketika melakukan penyelidikan pada dokumen usaha yang bersifat objektif dan memiliki kekuatan pembuktian yang khusus. Dalam melihat kebenaran dan menentukan sah atau tidaknya suatu alat bukti dengan memperhatikan perseuaian antara alat butki yang satu dengan alat bukti lainnya yang ditentukan oleh Majelis Komisi.

2. Pembuktian Persekongkolan Tender di KPPU

Dalam memutuskan perkara persekongkolan tender, KPPU menggunakan dasar hukum Pasal 22 UU Nomor 51999. Berdasarkan 15 Ningrum Natasya Sirait, Hukum Persaingan Usaha UU No. 51999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, h. 123 Pasal 22 tersebut, ketentuan tentang persekongkolan tender terdiri atas beberapa unsur, yakni unsur pelaku usaha, bersekongkol, adanya pihak lain, mengatur dan menentukan pemenang tender, serta persaingan usaha tidak sehat. Istilah ―pelaku usaha‖ diatur dalam Pasal 1 angka 5 UU No. 5 Tahun 1999. Adapun istilah ―bersekongkol‖ diartikan sebagai kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atas inisiatif siapapun dan dengan cara apapun dalam upaya memenangkan peserta tender tertentu. 16 Di samping itu, unsur ―bersekongkol‖ dapat pula berupa: 1 kerjasama antara dua pihak atau lebih; 2 secara terang-terangan maupun diam-diam melakukan tindakan penyesuaian dokumen dengan peserta lainnya; 3 membandingkan dokumen tender sebelum penyerahan; 4 menciptakan persaingan semu; 5 menyetujui dan atau memfasilitasi terjadinya persekongkolan; 6 tidak menolak melakukan suatu tindakan meskipun mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk mengatur dalam rangka memenangkan peserta tender tertentu; 7 pemberian kesempatan eksklusif oleh penyelenggara tender atau pihak terkait secara langsung maupun tidak langsung kepada pelaku usaha yang mengikuti tender, dengan cara melawan hukum. Kerjasama antara dua pihak atau lebih dengan diam-diam biasanya dilakukan secara lisan, sehingga membutuhkan pengalaman dari lembaga pengawas persaingan guna membuktikan adanya kesepakatan yang dilakukan secara diam-diam. Adan ya unsur ―pihak lain‖ 16 KPPU RI, Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Persekongkolan dalam Tender, Jakarta:KPPU, 2005, h. 8.