Pengajuan Keberatan Sebagai Upaya Hukum

Pengajuan keberatan kepada Pengadilan Negeri dapat diajukan oleh pelaku usaha paling lambat 14 empat belas hari setelah menerima pemberitahuan putusan tersebut. Keberatan sendiri merupakan upaya hukum bagi pelaku usaha yang tidak menerima putusan KPPU sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 1 Perma No. 01 Tahun 2003. Selanjutnya Pasal 2 ayat 1 Perma No. 01 Tahun 2003 menentukan bahwa keberatan terhadap Putusan KPPU hanya dapat diajukan kepada Pengadilan Negeri. Terhadap upaya keberatan tersebut, berlaku hukum acara perdata yang dalam pemeriksaan keberatan berlaku terhadap Pengadilan Negeri sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Perma No. 01 Tahun 2003. Penggunaan hukum acara perdata dalam pemeriksaan keberatan sangat tepat karena mengingat sifat keberatan yang diajukan pelaku usaha terhadap Putusan KPPU termasuk dalam kategori peradilan kontentius contentieuse jurisdictie dan merupakan perkara perdata sesuai dengan Pasal 393 ayat 1 HIRRBg. 18

b. Alasan-alasan Kasasi

Setelah Pengadilan Negeri menjatuhkan putusannya terhadap keberatan pelaku usaha, pihak yang tidak setuju atas putusan Pengadilan Negeri berhak mengajukan langsung upaya Kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia. Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 45 ayat 3 UU No. 5 Tahun 1999 yang menentukan dalam 18 Harjon Sinaga, Hukum Acara Persaingan Usaha, h. 83. waktu 14 empat belas haru, pihak yang keberatan terhadap Putusan Pengadilan Negeri dapat mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung. Dalam tingkat Kasasi, tidak diperiksa lagi tentang duduk perkara atau fakta-fakta sehingga tentang terbukti atau tidaknya peristiwa tidak akan diperiksa. Pemeriksaan pada tingkat Kasasi hanya berkenaan dengan tidak dilaksanakan atau ada kesalahan dalam pelaksanaan hukum. 19 Tidak semua putusan judex facti dapat dimohonkan Kasasi, menurut ketentuan Pasal 30 UU Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung selanjutnya disebut UU No. 14 Tahun 1985, permohonan Kasasi dibatasi terhadap alasan-alasan, yaitu dalam hal: i. Judex facti tidak berwenang atau melampaui batas wewenang; danatau; ii. Judex facti salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku; danatau; iii. Judex facti lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan. Alasan-alasan atau keberatan tersebut dituangkan dalam Memori Kasasi. Berdasarkan Pasal 47 ayat 1 UU No. 14 Tahun 1985, pemohon Kasasi wajib menyerahkan Memori Kasasi dalam tenggang waktu 14 empat belas hari setelah permohonan Kasasi diajukan. Dikatakan ―wajib‖ karena pemohon Kasasi yang tidak menyerahkan Memori Kasasi akan mengakibatkan permohonan Kasasi tersebut tidak memenuhi persyaratan formil sehingga permohonan Kasasi tersebut 19 Putusan Mahkamah Agung RI Reg. No. 4275 KPdt1998, tanggal 25 Oktober 1999 dan Putusan Mahkamah Agung RI Reg. No. 30 KPdt1995, tanggal 9 Februari 1998.