Sanksi Pidana Denda TINJAUAN UMUM MENGENAI SANKSI DALAM HUKUM

tersebut, KPPU berwenang mengajukan putusan tersebut kepada Penyidik untuk dilakukan penyidikan. Dengan demikian, maka lex specialis yang diberlakukan dalam UU No. 5 Tahun 1999 berubah menjadi lex generalis, yaitu penyidikan itu telah masuk dalam wilayah hukum acara pidana KUHAP, dimana Putusan KPPU yang tidak dilaksanakan tersebut menjadi bukti permulaan yang cukup bagi penyidik untuk melakukan penyidikan. 11 Sanksi-sanksi pidana Hukum Persaingan Usaha di kelompokkan ke dalam dua kategori sebagai berikut: 1 Sanksi Pidana dalam UU No. 5 Tahun 1999; 2 Sanksi Pidana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan untuk masing-masing kategori, yaitu sebagai berikut: a. Sanksi Pidana dalam UU No. 5 tahun 1999. Dalam UU No. 5 Tahun 1999 sekalipun mengatur mengenai ketentuan pidana sekaligus sanksinya tetapi pejabat penegak hukum untuk menerapkan sanksi pidana tersebut tetaplah pejabat penegak hukum umum, yaitu Kepolisian untuk pejabat penyidikan, Jaksa untuk pejabat penuntut umum, dan Hakim sebagai pemutusnya. Sekalipun ada KPPU, tetapi KPPU hanya bertugas sebatas tugas administrasi termasuk kewenangannya untuk menjatuhkan sanksi administrasi. Jadi, 11 Elyta Ras Ginting, Hukum Anti Monopoli Analisis dan Perbandingan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, h. 116. KPPU tidak memiliki kewenangan dalam hukum pidana namun Putusan KPPU dapat merupakan ‘bukti permulaan’ yang cukup bagi penyidikan perkara pidana. Sanksi pidana pokok dalam ketentuan UU No. 5 Tahun 1999 adalah pidana denda atau pidana kurungan pengganti denda dengan ketentuan sebagai berikut: I. Ancaman pidana denda serendah-rendahnya Rp. 25.000.000.000,00 dua puluh lima miliar rupiah dan setinggi-tingginya 100.000.000.000,00 seratus miliar rupiah atau pidana kurungan pengganti denda, dengan perincian sebagai berikut: a Membuat perjanjian oligopoli Pasal 4; b Membuat perjanjian pembagian wilayah Pasal 9; c Membuat perjanjian pemboikotan Pasal 10; d Membuat perjanjian kartel Pasal 11; e Membuat perjanjian trust Pasal 12; f Membuat perjanjian oligopsoni Pasal 13; g Membuat perjanjian integrasi vertikal Pasal 14; h Membuat perjanjian yang dilarang dengan pihak luar negeri Pasal 16; i Melakukan kegiatan monopoli Pasal 17; j Melakukan kegiatan monopsoni Pasal 18; k Melakukan penguasaan pasar yang dilarang Pasal 19; l Menyalahgunakan posisi dominan Pasal 25; m Kepemilikan saham yang dilarang Pasal 27; n Melakukan merger, akuisisi, dan konsolidasi yang dilarang Pasal 28. II. Ancaman pidana denda serendah-rendahnya Rp. 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah dan setinggi- tingginya Rp. 25.000.000.000,00 dua puluh lima miliar rupiah atau pidana kurungan pengganti denda selama- lamanya 5 lima bulan, yakni yang diancam terhadap tindakan-tindakan yang melanggar Hukum Persaingan Usaha, sebagai berikut: a Penetapan harga yang dilarang Pasal 5 -8; b Perjanjian tertutup yang dilarang pasal 15; c Melakukan jual rugi yang dilarang Pasal 20; d Melakukan kecurangan dalam menetapkan komponen harga barang Pasal 21; e Persekongkolan yang dilarang Pasal 22-24; f Menyalahgunakan posisi dominan Pasal 25. III. Ancaman pidana denda serendah-rendahnya Rp. 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah dan setinggi- tingginya Rp. 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah atau pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 3 tiga bulan, yakni yang diancam terhadap tindakan- tindakan yang melanggar Hukum Persaingan Usaha, sebagai berikut: a Tidak mau menyerahkan alat bukti dalam penyelidikan dan atau pemeriksaan; b Menolak diperiksa untuk suatu proses penyelidikan dan atau pemeriksaan; c Menolak memberikan informasi yang diperlukan dalam pemeriksaan dan atau penyelidikan; d Menghambat proses penyelidikan dan atau pemeriksaan. b. Sanksi Pidana dalam KUHP Dalam KUHP juga ditemukan tindak pidana berupa tindakan yang mengakibatkan terjadinya persaingan pasar yang tidak sehat atau yang disebut dengan tindak pidana persaingan curang. Ketentuan yang melarang tindak pidana persaingan curang ini diatur dalam Pasal 382 bis KUHP. Pasal 382 ―Barangsiapa untuk mendapatkan, melangsungkan, atau memperluas hasil perdagangan atau perusahaan milik sendiri atau orang lain, melakukan perbuatan curang untuk menyesatkan khalayak umum atau seorang tertentu diancam karena persaingan curang dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak tiga belas ribu lima ratus rupiah, bila perbuatan itu dapat menimbulkan kerugian bagi konkuren- konkuren orang lain itu‖ D. Sanksi Pidana Tambahan Dalam Pasal 10 KUHP diatur tentang jenis-jenis hukuman yang terdiri dari hukuman pokok dan hukuman tambahan. Hukuman tambahan terdiri dari: 1 Pencabutan beberapa hak tertentu; 2 Perampasan barang tertentu; 3 Pengumuman keputusan hakim. Pidana tambahan yang ditetapkan dalam Pasal 49 UU No. 5 Tahun 1999 ini mengacu kepada ketentuan Pasal 10 KUHP tersebut dimana dalam UU No. 5 Tahun 1999 terdapat dua macam sanksi pidana, yaitu: 1 Sanksi pidana pokok; dan 2 Sanksi pidana tambahan. Pasal 49 UU No. 5 Tahun 1999 mengatur mengenai sanksi pidana dengan merujuk ketentuan Pasal 10 KUHP, pelanggaran terhadap pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 48 dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa: 1 Pencabutan izin usaha; atau 2 Larangan kepada pelaku usaha yang telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap undang-undang ini untuk menduduki jabatan direksi atau komisaris sekurang-kurangnya 2 dua tahun dan selama-lamanya 5 lima tahun; atau 3 Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian pada pihak lain. Dengan demikian selain pidana pokok, pengadilan juga dapat menjatuhkan salah satu dari jenis pidana tambahan tersebut di atas sesuai dengan pertimbangan hakim atas berat atau ringannya pelanggaran yang telah dilakukan oleh pelaku usaha serta telah memperhatikan asas kepastian hukum, asas kemanfaatan, dan asas keadilan. 53

BAB IV ANALISIS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA PERSEKONGKOLAN

TENDER DI PROVINSI SUMATERA SELATAN A. Putusan Mahkamah Agung Perkara Nomor 118 KPdt.Sus-KPPU2013 Kasus Lelang Pekerjaan di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan. 1. Kasus Posisi Pada tanggal 15 November 2010 Majelis Komisi KPPU memutus Perkara Nomor 26KPPU-L2010 tentang pelanggaran Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 yang Para Terlapornya terdiri dari: Terlapor I: PT. Surya Eka Lestari, Terlapor II: PT. Wahyu Wide, Terlapor III: PT. Sentosa Raya, Terlapor IV: PT. Nusantara Membangun, Terlapor V: PT. Cinta Famili, Terlapor VI: PT. Bintang Selatan Agung, Terlapor VII: PT. Arga Makmur Mandiri, Terlapor VIII: PT. Alam Baru Persada, Terlapor IX: PT. Surya Prima Abadi, Terlapor X: PT. Dwi Perkasa, Terlapor XII: PT. Mahalini Jaya Manggala, Terlapor XIII: PT. Gemilang Permai, Terlapor XIV: PT. Medika Jaya Utama, Terlapor XV: PT. Bunga Mulia Indah, Terlapor XVI: PT. Gading Cempaka Graha, Terlapor XVII: PT. Alam Permai Indah Mandiri, Terlapor XVIII: PT. Dua Sepakat, Terlapor XIX: Panitia Pengadaan BarangJasa Konstruksi di Dinas PU Bina Marga Kabupaten Ogan Komering Ulu APBD Tahun Anggaran 2009, dan Terlapor XX: PT. Sekawan Maju Bersama. 1 Para Terlapor terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar ketentuan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999. Kasus ini berawal dari adanya dugaan pelanggaran pada Lelang Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan APBD Tahun Anggaran 2009 1 Putusan KPPU Perkara Nomor 26KPPU-L2010, tentang Identitas Terlapor, h. 4-9. selanjutnya disebut Lelang yang objek lelangnya, terdiri dari: a. Paket Pembangunan Jembatan Rangka Baja Desa Sundan Kecamatan Lengkiti dengan pagu anggaran sebesar Rp 12.000.000.000 dua belas milyar rupiah; b. Paket Peningkatan Jalan Lekis unit II Lanjutan sistem ATB 6 Km Kecamatan Baturaja Timur dengan pagu anggaran sebesar Rp 4.500.000.000 empat milyar lima ratus juta rupiah; c. Paket Pembangunan Jalan Kurup – Batu Kuning, Kecamatan Batu Raja – Kecamatan Lubuk Batang sepanjang 7,5 km dengan pagu anggaran sebesar Rp 13.000.000.000 tiga belas milyar rupiah; d. Paket Pembangunan Jalan Lubuk Batang – Suka Pindah dan Jalan Lingkar Desa Belatung sepanjang 1 km dengan pagu anggaran sebesar Rp 3.080.000.000 tiga milyar delapan puluh juta rupiah; e. Paket Peningkatan Jalan Dr. Sutomo Kecamatan Baturaja Timur sepanjang 2 km dengan pagu anggaran sebesar Rp 2.000.000.000 dua milyar rupiah; f. Paket Pekerjaan Jalan Simpang Mandala – Simpang Unit XIV sepanjang 3,5 km dengan pagu anggaran sebesar Rp 2.500.000.000 dua milyar lima ratus juta rupiah; g. Paket Pembangunan Jembatan Air Kiwai Baja Kecamatan Muara Jaya sepanjang 50 m dengan pagu anggaran sebesar Rp 9.000.000.000 sembilan milyar rupiah; h. Paket Pekerjaan Jalan Gn Meraksa – Kertamulya Kecamatan Paninjauan sepanjang 10 km dengan pagu anggaran sebesar Rp 9.000.000.000 sembilan milyar rupiah; i. Paket Pembangunan Jalan Tegal Arum arah taman makam pahlawan kemarung dan Jalan Lubuk Dingin LPB 4 km dengan pagu anggaran sebesar Rp 1.750.000.000 satu milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah; j. Sumber Dana lelang ini berasal dari APBD Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun anggaran 2009. 2 Tindakan para Terlapor yang terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar ketentuan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 berarti membuktikan pada saat proses tender telah terjadi persekongkolan dalam mengatur dan menentukan pemenang tender. Memberikan bantuan dalam bentuk 2 Putusan KPPU Perkara Nomor 26KPPU-L2010, tentang Lelang , h. 10-11.