Dampak Persekongkolan Tender Pada Persaingan Usaha

Hal ini tentunya akan menguntungkan bagi konsumen disamping itu konsumen juga akan memperoleh keuntungan berupa kemampuan untuk memilih barang atau jasa yang dipasarkan karena banyaknya pelaku usaha yang menawarkan produk sejenis yang dipasarkan. Sehingga secara tidak langsung dalam kondisi pasar persaingan murni, pelaku usaha agar tetap bertahan harus mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya agar mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Pelaku usaha pada konteks ini dituntut untuk dapat berinovasi dalam menciptakan poduk yang memiliki kualitas pembeda atau nilai lebih dengan produk sejenisnya. Eksistensi dan orientasi dari undang-undang antimonopoli adalah jelas menciptakan persaingan usaha yang sehat dengan cara mencegah monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat serta menciptakan ekonomi pasar yang efektif dan efisien demi peningkatan kesejahteraan rakyat. Selain itu, undang-undang antimonopoli juga memastikan bahwa sistem ekonomi yang berdasarkan persaingan usaha dapat memotivasi para pelaku usaha untuk menghasilkan produk barang dan atau jasa yang berkualitas dan harga yang terjangkau oleh konsumen dengan memanfaatkan sumber-sumber produksi seminimal mungkin. Persekongkolan tender adalah suatu hambatan bagi terciptanya persaingan usaha yang sehat, sehingga dapat menimbulkan kerugian yang signifikan dalam kegiatan usaha terutama bagi para pihak yang berkaitan langsung dengan bidang-bidang usaha bersangkutan. Terhadap persaingan usaha, persekongkolan tender menciptakan hambatan masuk barrier to entry ke pasar bagi peserta tender lainnya. Persoalan ini merupakan persoalan serius yang dihadapi dalam rangka melakukan kegiatan usahanya secara lancar. Barrier to entry merupakan suatu keadaan dimana pelaku usaha pesaing tidak dapat memasuki bidang usaha tertentu pada pasar bersangkutan karena adanya penguasaan dan kekuatan pasar yang lebih besar yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki kedudukan lebih kuat. Sehingga bagi para pelaku usaha, hal tersebut merupakan masalah serius yang akan dihadapi dalam menjalankan kegiatan usahanya. Pada hakikatnya setiap pelaku usaha memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan kegiatan usahanya tanpa adanya persaingan usaha yang tidak sehat, berupa praktek monopoli, tindakan diskrimintaif dan halangan dari siapapun untuk menjalankan kegiatan usaha. Padahal dengan adanya persaingan usaha yang sehat, membuat barang dan atau jasa yang tersedia di pasar semakin beraneka ragam dan membuat konsumen memiliki alternatif pilihan barang danatau jasa. Tanpa adanya barrier to entry yang diciptakan oleh pemerintah, maka perusahaan besar pada pasar yang terkonsentrasi terpaksa harus melakukan efisiensi terhadap perubahan yang terjadi dalam pasar karena kehadiran pelaku usaha baru yang mampu menembus pasar tersebut. 11 Dalam proses tender, para peserta tender mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi pemenang tender. Persekongkolan tender yang dilakukan oleh para pihak yang terlibat dalam proses tender akan mengakibatkan peserta tender lainnya menjadi terhalang untuk menjadi pemenang tender karena pemenangnya sudah diatur oleh pihak tertentu yang melakukan persekongkolan.

B. Penanganan Persekongkolan Tender di KPPU

1. Alat Bukti Pemeriksaan di KPPU

Prosedur penegakan hukum persaingan usaha dalam UU No. 5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh komisi memiliki beberapa tahap. 12 Tahapan prosedur penanganan perkara dalam persaingan usaha terutama kegiatan persekongkolan tender tercakup dalam UU No. 5 Tahun 1999, Bab VII pada Pasal 38 sampai Pasal 46 mengatur tentang tata cara penanganan perkara termasuk alat bukti dalam pembuktian dugaan pelanggaran. Komisi dalam rangka membuktikan dapat menggunakan alat bukti yang secara limitatif ditentukan dalam Pasal 42 UU No. 5 Tahun 1999. Pada Pasal tersebut, alat-alat bukti yang digunakan oleh KPPU dalam 11 L Budi Kagramanto, Larangan Persekongkolan Tender Perspektif Hukum Persaingan Usaha, Cet-ke-1, Jakarta: Srikandi, 2007, h. 203. 12 Hikmahanto Juwana, Peran Lembaga Peradilan dalam Menangani Perkara Persaingan Usaha, Jakarta: Partnership for Business Competition PBC, 2003, h. 13. melakukan permeriksaan, adalah: 13 1 Keterangan saksi Yang dimaksud saksi adalah setiap orang atau pihak yang mengetahui terjadinya pelanggaran dan memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan. 2 Keterangan ahli Yang dimaksud saksi ahli adalah orang yang memiliki keahlian dibidang terkait dengan dugaan pelanggaran dan memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan. 3 Surat atau dokumen Sebagai pembanding dalam hukum acara pidana, surat menurut Pasal 187 KUHAP dinyatakan bahwa surat sebagaimana dalam Pasal 187 ayat 1 huruf c, dibuat diatas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, yaitu: a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau dibuat dihadapannya, yang dimuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau dialami sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu; b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang- 13 Ningrum Natasya Sirait, Hukum Persaingan Usaha UU No. 51999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, tanpa cetakan, Medan: Pustaka Bangsa, 2004, h. 123.