Uji F– Simultan Pengujian Hipotesis .1 Koefisien Determinasi

46 b. Jika tingkat signifikansi α 0,05 atau Jika t-statistik t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti masing-masing variabel independen secara individu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen

3.8.3 Uji F– Simultan

Uji f-statistik merupakan pengujian signifikan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen X terhadap variabel dependen Y. Dalam penelitian ini Uji f digunakan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y, apakah variabel X1,X2 benar-benar berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel Y. Penyusunan hipotesis yang akan diuji, berupa hipotesis nol H0, dan hipotesis alternatif H1. H0 = Bi = 0, Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antaravariabel independen X1, X2 terhadap variabel dependen Y. H1 = Bi 0, Artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antaravariabel independen X1, X2 terhadap variabel dependen Y. Pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95 atau taraf signifikansi adalah 5 α = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut : a. Jika tingkat signifikansi α 0,05 atau Jika F-statistik F tabel , H0 ditolak dan H1 diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 47 b. Jika tingkat signifikansi α 0,05 atau Jika F-statistik F tabel , H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum Kabupaten Dairi 4.1.1. Sejarah singkat Kabupaten Dairi Pada saat penjajahan Hindia Belanda tiba di Indonesia, struktur pemerintahan di Dairi berubah. Dairi menjadi satu Onder Afdeling yang dipimpin oleh seorang Controleur berkebangsaan Belanda dan dibantu oleh seorang demang dari seorang penduduk Bumiputera. Daerah Dairi Landen menjadi bagian dari Asisten Residen Batak Landen yang berpusat di Tarutung. Sistem ini sudah berlaku ketika adanya perlawanan Sisingamangaraja XII yang wafat tanggal 17 Juni 1907 dan masih berlaku sampai menyerahnya Belanda atas pendudukan Nippon pada tahun 1942. Setelah Hindia Belanda jatuh atas pendudukan Dai Nippon pada tanggal 23 Maret 1942 hingga Republik Indonesia merdeka. Setelah kemerdekaan diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, sesuai dengan Undang-undang Nomor 1 tahun 1945 dibentuklah Komite Nasional di daerah Dairi untuk mengatur pemerintahan. Pada tanggal 6 Juli 1947, Agresi Belanda menduduki Sumatera Timur sehingga putera Dairi yang berada di sana mengungsi kembali ke Dairi, demikian juga halnya dengan putera asal Tapanuli. Untuk melancarkan pemerintahan serta menghadapi perang melawan agresi Belanda, maka Residen Tapanuli Dr. Ferdinan Lumban Tobing selaku Gubernur Militer Sumatera Timur dan Tapanuli menetapkan Tapanuli menjadi 4 Kabupaten sesuai dengan Universitas Sumatera Utara 49 suratnya tanggal 12 September 1947 Nomor 1526 dengan pembagian wilayah sebagai berikut : Silindung, Humbang, Toba Samosir dan Dairi, berlaku sejak tanggal 1 Oktober 1947, yang kemudian ditetapkan menjadi Hari Jadi Kabupaten Dairi. Pada tahun 1958 hubungan Daerah Dairi terputus dengan Tapanuli Utara Tarutung karena terjadinya pemberontakan PRRI sehingga jalannya pemerintahan sangat seret. Maka untuk menjaga kevakuman pemerintahan, Gubernur KDH Sumatera Utara mengeluarkan Surat Perintah tanggal 28 Agustus 1958 No.565UPS1958 dengan menetapkan daerah Dairi menjadi wilayah administratif yakni Koordinator Shap langsung berurusan dengan Propinsi Sumatera Utara. Terbentuknya Kabupaten Pakpak Bharat pada tanggal 28 Juli 2007, sesuai dengan UU Nomor 9 Tahun 2007 Tentang pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Dairi telah dimekarkan menjadi 2 Kabupaten yaitu : Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat terdiri dari 3 Kecamatan.

4.1.2. Keadaan Geografis

Secara geografis, Kabupaten Dairi terletak pada gugusan dataran tinggi Bukit Barisan, berada di bagian barat daya provinsi Sumatera utara, dengan luas wilayah 1.927,80 Km 2 . Secara astronomi terbentang antara 98 00 ’ - 98 30 ’ Bujur Timur dan 2 15 ’ - 3 00 ’ Lintang Utara, dengan batas-batas wilayah : Sebelah utara : Kabupaten Karo Sebelah Timur : Kabupaten Samosir Universitas Sumatera Utara 50 Sebelah Selatan : Kabupaten Pakpak Bharat Sebelah Barat : Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

4.1.3. Wilayah Administrasi Kabupaten Dairi

Luas wilayah Kabupaten Dairi kurang lebih 192.780 ha atau sekitar 2,69 dari luas Provinsi Sumatera Utara dengan Ibukota Kabupaten adalah Sidikalang, terdiri dari 15 lima belas kecamatan, 169 desakelurahan sebagaimana digambarkan pada Tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Dairi No. Kecamatan Ibukota Kecamatan IKK Jumlah DesaKelurahan Luas Wilayah ha Persentase Luas Kabupaten 1. Sidikalang Sidikalang 11 7.317 3,80 2. Sitinjo Sitinjo 4 5.315 2,76 3. Berampu Berampu 5 3.168 1,64 4. Parbuluan Sigalingging 11 22.700 11,76 5. Sumbul Sumbul 19 14.900 7,73 6. Silahisabungan Silalahi 5 11.920 6,18 7. Silima Punggapungga Parongil 16 10.168 5,27 8. Lae Parira Lae Parira 9 4.272 2,22 9. Siempat Nempu Buntu Raja 13 6.030 3,13 Universitas Sumatera Utara 51 10. Siempat Nempu Hulu Silumboyah 12 9.360 4,86 11. Siempat Nempu Hilir Sopobutar 10 10.450 5,42 12. Tigalingga Tigalingga 14 20.187 10,47 13. Gunung Sitember G. Sitember 8 7.520 3,90 14. Pegagan Hilir Tiga Baru 13 15.533 8,06 15. Tanah Pinem Kuta Buluh 19 43.940 22,79 Kabupaten Dairi 169 192.780 100,00 Sumber : Dairi Dalam Angka, Tahun 2013.

4.1.4. Kependudukan

Penduduk merupakan aspek utama perencanaan wilayah. Selain sebagai wadah fisik perencanaan juga merupakan wadah aspirasi masyarakat, sehingga dapat mencerminkan cita-cita penduduk. Perencanaan disusun untuk penduduk, oleh penduduk dan dia merupakan penduduk itu sendiri. Oleh karena penduduk merupakan faktor kunci, maka pengetahuan akan tingkah laku dan perkembangan penduduk merupakan bagian pokok dalam perencanaan. Jumlah penduduk, struktur umur, status sosial ekonomi penduduk merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan, utamanya untuk merencanakan kebijakan kependudukan, penyebaran penduduk agar sesuai dengan daya tampung ruang, serta merencanakan kebutuhan pengembangan fasilitas dan utilitas penduduk untuk tahun- tahun mendatang . Universitas Sumatera Utara 52 Penduduk yang bermukim di wilayah Kabupatern Dairi adalah heterogen, yang terdiri dari Etnis Pakpak, Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Nias, Minangkabau, Cina, Jawa, Aceh dan lain-lain. Penduduk tersebut tersebar pada semua kecamatan. Penduduk Kabupaten Dairi tersebar di 15 lima belas kecamatan. Kecamatan Sidikalang mempunyai jumlah penduduk tertinggi, yaitu sebesar 44.728 jiwa atau sekitar 16,45 dari penduduk Kabupaten Dairi. Kepadatan penduduk Kabupaten Dairi sekitar 141 Jiwakm², tertinggi berada di Kecamatan Sidikalang sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Tanah Pinem sebagaimana digambarkan dalam Tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Dairi No . Kecamatan Jumlah Penduduk jiwa Perse ntase Luas Wilayah Km Kepadatan jiwakm² 1. Sidikalang 49.429 18,07 86,84 569 2. Sitinjo 12.033 4,40 39,48 305 3. Berampu 8.052 2,95 31.65 254 4. Parbuluan 21.137 7,73 227,00 93 5. Sumbul 40.017 14,63 149.00 269 6. Silahisabungan 4.482 1,63 119,20 38 Universitas Sumatera Utara 53 7. Silima Punggapungga 12.705 4,65 101,68 125 8. Lae Parira 13.616 4,99 42,72 319 9. Siempat Nempu 18.023 6,59 60,30 299 10. Siempat Nempu Hulu 17.695 6,48 93,60 189 11. Siempat Nempu Hilir 10.446 3,82 104,50 100 12. Tigalingga 21.497 7,87 201,87 106 13. Gunung Sitember 9.133 3,34 75,20 11 14. Pegagan Hilir 14.776 5,40 155,33 95 15. Tanah Pinem 20.353 7,44 439,40 46 Kabupaten Dairi 273.394 100,0 1.927,80 142 Sumber : Dairi Dalam Angka, Tahun 2013

4.1.5. Visi dan Misi dan Motto Kabupaten Dairi a. Visi Kabupaten Dairi

Visi Kabupaten Dairi adalah “Masyarakat Kabupaten Dairi yang lebih maju dan sejahtera melalui Agribisnis yang berdaya saing”. Penjelasan makna atas pernyataan Visi dimaksud adalah: Masyarakat Kabupaten Dairi, adalah seluruh penduduk yang berdiam di wilayah Kabupaten Dairi yang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan menikmati hasil pembangunan. Universitas Sumatera Utara 54 Yang Lebih Maju dan sejahtera, dimaknai dengan adanya suatu peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Peningkatan kualitas kehidupan adalah kondisi dimana terjadi peningkatan mutu kehidupan masyarakat dari berbagai aspek atau ukuran dibanding sebelumnya. Agribisnis, adalah cara pandang melihat pertanian sebagai suatu sistem bisnis yang terdiri dari empat sub sistem yang terkait terintegrasi satu sama lainnya yaitu : 1. Sub sistem agribisnis hulu up stream agribusiness meliputi semua kegiatan yang memproduksi dan menyalurkan input-input pertanian dalam arti luas; 2. Sub sistem agribisnis usaha tani on farm agribusiness merupakan kegiatan yang dilakukan di tingkat petani untuk menghasilkan produk pertanian; 3. Sub sistem agribisnis hilir down stream agribusiness merupakan kegiatan agroindustri yaitu industri yang mengolah produk pertanian sebagai bahan bakunya termasuk penyimpanan, pemasaran untuk meningkatkan nilai tambah. 4. Sub sistem jasa pendukung lainnya supporting institution yang meliputi seluruh kegiatan layanan jasa dalam pengembangan agribisnis seperti lembaga keuangan, penyuluhan dan penelitian dan lain-lain termasuk kebijakan pemerintah.

b. Misi Kabupaten Dairi