Indikator keberhasilan PerkembanganPembangunan Hubungan antara Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan PDRB

24 8. Pendapatan denda pajak 9. Pendapatan denda retribusi 10.Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan 11.Pendapatan dari pengembalian 12.Fasilitas sosial dan umum 13.Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. 14.Pendapatan dari angsurancicilan penjualan Tidak menggunakanLain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebagai variabel karena tidak adanya data yang tersedia,karena menggunakan data dari tiap Kecamatan di Kabupaten.

2.2 Indikator keberhasilan PerkembanganPembangunan

Mengukur tingkat keberhasilan pembangunan suatu negara diperlukan tolak ukur dengan indikator sesuai dengan definisi dari ekonomi pembangunan itu sendiri, agar pembangunan ekonomi dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Indikatornya adalah tingkat pendapatan harus seimbang dengan pengeluaran dan harus seimbang pula dengan tingkat produksi.Indikator tersebut diharapkan diharapkan mampu mewakili atau merupakan model dari semua aspek atas pembangunan ekonomi. Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah dilaksanakan adalah tersedianya data statistk Produk Domestik Regioal Bruto PDRB dengan adanya data tersebut dapat diketahui tingkat Universitas Sumatera Utara 25 pertumbuhan ekonomi,struktur perekonomian daerah, dan juga tingkat kemakmuran penduduk.Selain itu bagi para pengambil keputusan sebelum menenentukan kebijakan lebih lanjut,data statistik PDRB dapat digunakan sebagai bahan evaluasi,analisa,dan bahan perencanaan yang selanjutnya bermanfaat untuk menentukan sasaran pembangun di masa mendatang sehingga dapat berdaya guna dan tepat guna bagi masyarakat luas. 2.3 Konsep Produk Domestik Bruto 2.3.1 Pendapatan Regional Pendapatan regional netto adalah produk domestik regional netto atas dasar biaya faktor dikurangi aliran dana yang keluar ditambah aliran dana yang masuk dan jumlah pendapatan yang benar-benar diterima oleh seluruh penduduk tersebut.

2.3.2 Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Istilah Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan gabungan dari empat kata yaitu: 1. Produk, artinya seluruh nilai produksi baik barang maupun jasa, 2. Domestik, artinya perhitungan nilai produksi yang dihasilkan hanya oleh faktor- faktor produksi yang berada dalam wilayah domestik tanpa melihat apakah faktor produksi tersebut dikuasai oleh penduduk atau bukan, 3. Regional, artinya perhitungan nilai produksi yang dihasilkan hanya oleh penduduk tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang digunakan berada dalam wilayah domestik atau bukan, Universitas Sumatera Utara 26 4. Bruto, maksudnya adalah perhitungan nilai produksi kotor karena masih mengandung biaya penyusutan. Berdasarkan empat pengertian istilah di atas, maka arti PDRB adalah seluruh nilai produksi kotor baik barang maupun jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang beroperasi dalam suatu wilayah, biasanya dihitung pada suatu periode tertentu. Produk Domestik Regional Bruto adalah nilai tambah yang mampu diciptakan berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah H. Saberan, 2002: 5. PDRB merupakan penjumlahan dari semua harga dan jasa akhir atau semua nilai tambah yang dihasilkan oleh daerah dalam periode waktu tertentu 1 tahun.

2.3.3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Produk domestik regional bruto merupakan jumlah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang beroperasi pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. PDRB yang msih ada unsur inflasi dinamakan PDRB atas dasar harga berlaku. Dengan kata lain, PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh nilai barang-barang akhir yang dihasilkan unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu dan biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan.

2.3.4 PDRB Atas Harga Konstan

Harga konstan berarti produk didasarkan atas dasar harga pada tahun tertentu. Tahun yang dijadikan patokan harga disebut tahun dasar untuk penentuan harga Universitas Sumatera Utara 27 konstan. Pada perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral.

2.3.5 Pendapatan Perkapita

PDRB dikaitkan dengan jumlah penduduk menggambarkan tingkat pendapatan perkapita suatu wilayah. Pendapatan perkapita adalah total pendapatan suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk tersebut untuk tahun yang sama.

2.3.6 Metode Penghitungan Pendapatan Regional

Untuk menghitung nilai seluruh produksi yang dihasilkan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu dapat digunakan 3 cara penghitungan. Ketiga cara tersebut adalah : 1. Cara Pengeluaran. Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlah pengeluaran ke atas barang-barang dan jasa yang diproduksikan dalam negara tersebut. Menurut cara ini pendapatan nasional adalah jumlah nilai pengeluaran rumah tangga konsumsi, rumah tangga produksi dan pengeluaran pemerintah serta pendapatan ekspor dikurangi dengan pengeluaran untuk barang-barang impor. 2. Cara Produksi atau cara produk netto. Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi barang atau jasa yang diwujudkan oleh berbagai sektor lapangan usaha dalam perekonomian. Dalam menghitung pendapatan nasional dengan cara produksi yang dijumlahkan hanyalah nilai produksi tambahan atau value added yang diciptakan. 3. Cara Pendapatan. Universitas Sumatera Utara 28 Dalam penghitungan ini pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional. Sukirno, 1994:25 Adapun manfaat penghitungan nilai PDRB adalah : 1. Mengetahui dan menelaah struktur atau susunan perekonomian. Dari perhitungan PDRB dapat diketahui apakah suatu daerah termasuk daerah industri, pertanian atau jasa dan berapakah besar sumbangan masing-masing sektornya. 2. Membandingkan perekonomian dari waktu ke waktu. Oleh karena nilai PDRB dicatat tiap tahun, maka akan di dapat catatan angka dari tahun ke tahun. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh keterangan kenaikan atau penurunan apakah ada perubahan atau pengurangan kemakmuran material atau tidak.

2.4 Hubungan antara Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan PDRB

Setiap daerah memiliki kendala yang berbeda sesuai dengan tingkat kesiapan dan kondisi nyata daerah masing-masing. Beberapa kendala utama antara lain adalah: a. Belum memadai dan belum mantapnya kelembagaan di daerah, sehingga cenderung dapat menghambat pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. b. Masih terbatasnya ketersediaan dana pembangunan, sementara tuntutan untuk mempercepat pembangunan semakin gencar. Universitas Sumatera Utara 29 c. Masih terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana dasar di beberapa daerah d. Tidak meratanya ketersediaan sumber daya alam di beberapa daerah e. Kurang dan tidak meratanya SDM yang berkualitas. Padahal SDM berkualitas dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dan tumbuhnya kreativitas di daerah f. Kendala alamiah, yaitu sumber daya alam daerah tidak sama g. Kendala institusional h. Kendala investasi modal i. Kendala sumber keuangan daerah dalam APBD Oleh karena seringnya timbul permasalahan dalam melaksanakan suatu kebijakan publik sehingga dalam proses pelaksanaannya tidak memuaskan semua pihak. Untuk itu perlu adanya proses analisis terhadap pelaksanaan suatu kebijakan publik yang dalam hal ini akan mencoba menganalisis terhadap kebijakan fiskal yang akan menunjukkan kemampuan keuangan daerah dalam menunjang pelaksanaan otonomi daerah. Dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung jawab, Pendapatan Asli Daerah memegang peranan sangat penting, karena melalui sektor ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah dapat membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan yang menjadi urusan rumah tangganya. pendapatan asli daerah adalah semua penerimaan keuangan suatu daerah, dimana penerimaan keuangan itu bersumber dari potensi-potensi yang ada di daerah tersebut misalnya pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain, serta penerimaan keuangan tersebut diatur oleh peraturan daerah. Universitas Sumatera Utara 30 Pendapatan daerah merupakan tulang punggung pembiayaan daerah, oleh karena itu kemampuan melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusi yang dapat diberikan oleh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap PDRB. Semakin besar kontribusi yang yang dapat diberikan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap PDRB berarti dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta dapat mengembangkan pembangunan.

2.5 Penelitian Terdahulu