43
model dapat ditolak. Nilai
χ2 tabel diperoleh hasil degree of freedom df atau hasil
dari n-k.
3.6.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas
Imam Ghozali, 2001. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Cara untuk mendeteksinya dilakukan dengan Uji White. Secara manual uji ini dilakukan dengan melakukan regresi residual μt2 dengan variable bebas kuadrat
danperkalian bebas, didapatkan nilai R2 untuk menghitung X2, Dimana X2 = nR2 Gujarati, 1995
Pengujiananya adalah jika : X2-statisti X2-tabel, maka model dikatakan terbebas dari gejala heteroskedastisitas atau dengan cara melihat Probalitas Alpha
α, berarti model tersebut bebas heteroskedatisitas.
3.7 Metode Analisis Data 3.7.1 Analisis Regresi Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen pajak daerah dan retribusi daerah nominal PDRB atas dasar harga
berlaku. Persamaan regresi yang dipakai adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
44
Y = α + b1X1 + b2X2 + e ..
Dimana : Y = Variabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku;
α = Konstanta b = Koefisien Regresi;
X1 = Variabel Pajak Daerah. X2 = Variabel Retribusi Daerah
e = error tingkat kesalahan Digunakan analisis linier berganda dengan metode rata-rata kuadrat terkecil biasa
ordinary least square OLS, dengan bantuan EViews Versi 7.0, dimana OLS merupakan model yang berusaha untuk meminimalkan penyimpangan hasil
perhitungan regresi terhadap kondisisi aktual. Dibandingkan dengan metode lain OLS merupakan metode sederhana sebagai estimator.
3.8 Pengujian Hipotesis 3.8.1 Koefisien Determinasi
�
�
Koefisien determinan �
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai �
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan
Universitas Sumatera Utara
45
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen.
3.8.2Uji T–Statistik UJi Parsial
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas secara individu dalam menerangkan variasi variabel terikat. Uji t
digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel X1, X2 berpengaruh secara parsial sendiri-sendiri terhadap variabel Y. Uji-
t dapat dilakukan satu arah ataupun dua arah, dalam penelitian ini, uji-t yang dilakukan adalah uji-t dua arah. Hipotesis yang dipakai adalah berupa hipotesis nol
H0 dan hipotesis alternatif H1, sebagai berikut : H0 = Koefisien regresi tidak signifikan
H1 = Koefisien regresi signifikan H0 = Bi = 0, Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada masing-
masing variabel independen X1, X2 terhadap variabel dependen Y. H1 = Bi
≠ 0, Artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada masing - masing variabel independen X1, X2 terhadap variabel dependen Y.
Pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95 atau taraf signifikansi adalah 5 α = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika tingkat signifikansi α 0,05 atau Jika t-statistik t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti masing-masing variabel independen secara individu
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
46
b. Jika tingkat signifikansi α 0,05 atau Jika t-statistik t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti masing-masing variabel independen secara individu tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
3.8.3 Uji F– Simultan
Uji f-statistik merupakan pengujian signifikan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen X terhadap variabel
dependen Y. Dalam penelitian ini Uji f digunakan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y, apakah variabel X1,X2
benar-benar berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel Y. Penyusunan hipotesis yang akan diuji, berupa hipotesis nol H0, dan hipotesis
alternatif H1. H0 = Bi = 0, Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
antaravariabel independen X1, X2 terhadap variabel dependen Y. H1 = Bi 0, Artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antaravariabel
independen X1, X2 terhadap variabel dependen Y. Pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95 atau taraf
signifikansi adalah 5 α = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut : a. Jika tingkat signifikansi α 0,05 atau Jika F-statistik F tabel , H0 ditolak dan
H1 diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
47
b. Jika tingkat signifikansi α 0,05 atau Jika F-statistik F tabel , H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Kabupaten Dairi 4.1.1. Sejarah singkat Kabupaten Dairi
Pada saat penjajahan Hindia Belanda tiba di Indonesia, struktur pemerintahan di Dairi berubah. Dairi menjadi satu Onder Afdeling yang dipimpin
oleh seorang Controleur berkebangsaan Belanda dan dibantu oleh seorang demang dari seorang penduduk Bumiputera. Daerah Dairi Landen menjadi bagian dari Asisten
Residen Batak Landen yang berpusat di Tarutung. Sistem ini sudah berlaku ketika adanya perlawanan Sisingamangaraja XII yang wafat tanggal 17 Juni 1907 dan masih
berlaku sampai menyerahnya Belanda atas pendudukan Nippon pada tahun 1942.
Setelah Hindia Belanda jatuh atas pendudukan Dai Nippon pada tanggal 23 Maret 1942 hingga Republik Indonesia merdeka.
Setelah kemerdekaan diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, sesuai dengan Undang-undang Nomor 1 tahun 1945 dibentuklah Komite Nasional di daerah
Dairi untuk mengatur pemerintahan. Pada tanggal 6 Juli 1947, Agresi Belanda menduduki Sumatera Timur sehingga putera Dairi yang berada di sana mengungsi
kembali ke Dairi, demikian juga halnya dengan putera asal Tapanuli. Untuk melancarkan pemerintahan serta menghadapi perang melawan agresi Belanda, maka
Residen Tapanuli Dr. Ferdinan Lumban Tobing selaku Gubernur Militer Sumatera Timur dan Tapanuli menetapkan Tapanuli menjadi 4 Kabupaten sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
49
suratnya tanggal 12 September 1947 Nomor 1526 dengan pembagian wilayah sebagai berikut : Silindung, Humbang, Toba Samosir dan Dairi, berlaku sejak tanggal 1
Oktober 1947, yang kemudian ditetapkan menjadi Hari Jadi Kabupaten Dairi. Pada tahun 1958 hubungan Daerah Dairi terputus dengan Tapanuli Utara
Tarutung karena terjadinya pemberontakan PRRI sehingga jalannya pemerintahan sangat seret. Maka untuk menjaga kevakuman pemerintahan, Gubernur KDH
Sumatera Utara mengeluarkan Surat Perintah tanggal 28 Agustus 1958 No.565UPS1958 dengan menetapkan daerah Dairi menjadi wilayah administratif
yakni Koordinator Shap langsung berurusan dengan Propinsi Sumatera Utara. Terbentuknya Kabupaten Pakpak Bharat pada tanggal 28 Juli 2007, sesuai
dengan UU Nomor 9 Tahun 2007 Tentang pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Dairi telah dimekarkan menjadi 2 Kabupaten yaitu : Kabupaten Pakpak
Bharat dan Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat terdiri dari 3 Kecamatan.
4.1.2. Keadaan Geografis
Secara geografis, Kabupaten Dairi terletak pada gugusan dataran tinggi Bukit Barisan, berada di bagian barat daya provinsi Sumatera utara, dengan luas wilayah
1.927,80 Km
2
. Secara astronomi terbentang antara 98 00
’
- 98 30
’
Bujur Timur dan 2
15
’
- 3 00
’
Lintang Utara, dengan batas-batas wilayah :
Sebelah utara :
Kabupaten Karo Sebelah Timur
: Kabupaten Samosir
Universitas Sumatera Utara
50
Sebelah Selatan :
Kabupaten Pakpak Bharat Sebelah Barat
: Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
4.1.3. Wilayah Administrasi Kabupaten Dairi
Luas wilayah Kabupaten Dairi kurang lebih 192.780 ha atau sekitar 2,69 dari luas Provinsi Sumatera Utara dengan Ibukota Kabupaten adalah Sidikalang,
terdiri dari 15 lima belas kecamatan, 169 desakelurahan sebagaimana digambarkan
pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Dairi
No. Kecamatan
Ibukota Kecamatan
IKK Jumlah
DesaKelurahan Luas
Wilayah ha
Persentase Luas
Kabupaten
1. Sidikalang Sidikalang
11 7.317
3,80 2. Sitinjo
Sitinjo 4
5.315 2,76
3. Berampu Berampu
5 3.168
1,64 4. Parbuluan
Sigalingging 11
22.700 11,76
5. Sumbul Sumbul
19 14.900
7,73 6. Silahisabungan
Silalahi 5
11.920 6,18
7. Silima Punggapungga Parongil 16
10.168 5,27
8. Lae Parira Lae Parira
9 4.272
2,22 9. Siempat Nempu
Buntu Raja 13
6.030 3,13
Universitas Sumatera Utara
51
10. Siempat Nempu Hulu Silumboyah
12 9.360
4,86 11. Siempat Nempu Hilir
Sopobutar 10
10.450 5,42
12. Tigalingga Tigalingga
14 20.187
10,47 13. Gunung Sitember
G. Sitember 8
7.520 3,90
14. Pegagan Hilir Tiga Baru
13 15.533
8,06 15. Tanah Pinem
Kuta Buluh 19
43.940 22,79
Kabupaten Dairi 169
192.780 100,00
Sumber : Dairi Dalam Angka, Tahun 2013.
4.1.4. Kependudukan
Penduduk merupakan aspek utama perencanaan wilayah. Selain sebagai wadah fisik perencanaan juga merupakan wadah aspirasi masyarakat, sehingga dapat
mencerminkan cita-cita penduduk. Perencanaan disusun untuk penduduk, oleh penduduk dan dia merupakan penduduk itu sendiri. Oleh karena penduduk
merupakan faktor kunci, maka pengetahuan akan tingkah laku dan perkembangan penduduk merupakan bagian pokok dalam perencanaan. Jumlah penduduk, struktur
umur, status sosial ekonomi penduduk merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan, utamanya untuk merencanakan kebijakan
kependudukan, penyebaran penduduk agar sesuai dengan daya tampung ruang, serta merencanakan kebutuhan pengembangan fasilitas dan utilitas penduduk untuk tahun-
tahun mendatang
.
Universitas Sumatera Utara
52
Penduduk yang bermukim di wilayah Kabupatern Dairi adalah heterogen, yang terdiri dari Etnis Pakpak, Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Nias,
Minangkabau, Cina, Jawa, Aceh dan lain-lain. Penduduk tersebut tersebar pada semua kecamatan.
Penduduk Kabupaten Dairi tersebar di 15 lima belas kecamatan. Kecamatan Sidikalang mempunyai jumlah penduduk tertinggi, yaitu sebesar 44.728
jiwa atau sekitar 16,45 dari penduduk Kabupaten Dairi. Kepadatan penduduk Kabupaten Dairi sekitar 141 Jiwakm², tertinggi berada di Kecamatan Sidikalang
sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Tanah Pinem sebagaimana
digambarkan dalam Tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Dairi
No .
Kecamatan Jumlah
Penduduk jiwa
Perse ntase
Luas Wilayah Km
Kepadatan jiwakm²
1. Sidikalang
49.429 18,07
86,84 569
2. Sitinjo
12.033 4,40
39,48 305
3. Berampu
8.052 2,95
31.65 254
4. Parbuluan
21.137 7,73
227,00 93
5. Sumbul
40.017 14,63
149.00 269
6. Silahisabungan
4.482 1,63
119,20 38
Universitas Sumatera Utara
53
7. Silima
Punggapungga 12.705
4,65 101,68
125 8.
Lae Parira 13.616
4,99 42,72
319 9.
Siempat Nempu 18.023
6,59 60,30
299 10. Siempat Nempu Hulu
17.695 6,48
93,60 189
11. Siempat Nempu Hilir 10.446
3,82 104,50
100 12. Tigalingga
21.497 7,87
201,87 106
13. Gunung Sitember 9.133
3,34 75,20
11 14. Pegagan Hilir
14.776 5,40
155,33 95
15. Tanah Pinem 20.353
7,44 439,40
46
Kabupaten Dairi 273.394
100,0 1.927,80
142
Sumber : Dairi Dalam Angka, Tahun 2013
4.1.5. Visi dan Misi dan Motto Kabupaten Dairi a. Visi Kabupaten Dairi
Visi Kabupaten Dairi adalah “Masyarakat Kabupaten Dairi yang lebih maju dan sejahtera melalui Agribisnis yang berdaya saing”.
Penjelasan makna atas pernyataan Visi dimaksud adalah: Masyarakat Kabupaten Dairi, adalah seluruh penduduk yang berdiam di wilayah
Kabupaten Dairi yang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan menikmati hasil pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
54
Yang Lebih Maju dan sejahtera, dimaknai dengan adanya suatu peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat. Peningkatan kualitas kehidupan adalah kondisi dimana terjadi peningkatan mutu kehidupan masyarakat dari berbagai aspek atau ukuran dibanding
sebelumnya.
Agribisnis, adalah cara pandang melihat pertanian sebagai suatu sistem bisnis yang
terdiri dari empat sub sistem yang terkait terintegrasi satu sama lainnya yaitu : 1. Sub sistem agribisnis hulu up stream agribusiness meliputi semua kegiatan yang
memproduksi dan menyalurkan input-input pertanian dalam arti luas; 2. Sub sistem agribisnis usaha tani on farm agribusiness merupakan kegiatan yang
dilakukan di tingkat petani untuk menghasilkan produk pertanian; 3.
Sub sistem agribisnis hilir down stream agribusiness merupakan kegiatan agroindustri yaitu industri yang mengolah produk pertanian sebagai bahan
bakunya termasuk penyimpanan, pemasaran untuk meningkatkan nilai tambah. 4.
Sub sistem jasa pendukung lainnya supporting institution yang meliputi seluruh kegiatan layanan jasa dalam pengembangan agribisnis seperti lembaga
keuangan, penyuluhan dan penelitian dan lain-lain termasuk kebijakan pemerintah.
b. Misi Kabupaten Dairi
Misi Kabupaten Dairi adalah :
Universitas Sumatera Utara
55
1. Mewujudkan pemerintahan daerah yang berkualitas berbasis Good and Clean
governance. 2.
Meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 3.
Meningkatkan pengelolaan potensi daerah dan investasi di daerah. 4.
Peningkatan infrastruktur daerah berdasarkan rencana tata ruang wilayah. Penjelasan makna atas pernyataan misi dimaksud adalah :
1. Meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah yang berkualitas dalam kerangka
tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih good governance dan clean governance, bermakna bahwa untuk meningkatkan pelayanan kepemerintahan,
maka arah kebijakan ke depan diarahkan kepada pembinaan aparatur pemerintah yang profesional dan berkompetisi, pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi TIK dalam rangka peningkatan efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dengan menjunjung tinggi empat
pilar kebangsaan. 2.
Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan pendidikan, kesehatan, penegakan hukum dan kebebasan berdemokrasi , bermakna untuk
mewujudkan kondisi masyarakat Kabupaten Dairi yang berkualitas yang diwujudkan melalui arah kebijakan peningkatan derazat kesehatan, pendidikan
serta peningkatan standard hidup layak, penurunan penduduk miskin, peningkatan pengelolaan budaya, menciptakan kondisi saling menghormati dan mencegah
konflik antar masyarakat yang berbeda agama, adat dan budaya, mendorong
Universitas Sumatera Utara
56
penegakan hukum yang konsisten penghormatan terhadap hak azasi manusia ,pengarusutamaan gender dan menjamin kebebasan dalam berdemokrasi .
3. Meningkatkan pengelolaan potensi daerah, bermakna bahwa untuk menunjang
pembangunan dan pengembangan ekonomi daerah maka arah kebijakan pembangunan ke depan diarahkan kepada peningkatan pengelolaan sumber daya
alam dan pengembangan 4 sub sistem agribisnis, dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
4. Peningkatan infrastruktur daerah dan penataan ruang wilayah, bermakna bahwa
untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkualitas maka arah keijakan ke depan difokuskan kepada pembangunan
infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi jalan, transportasi, perhubungan, pengairan,ketenagalistrikan, pembangunan sarana prasarana pendidikan,
kesehatan, air minum dan sanitasi, rehabilitasi rumah layak huni, penataan ruang permukiman perdesaan dan perkotaan, serta pelaksanaan pembangunan dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
c. Motto Kabupaten Dairi.