Pajak Daerah Pendapatan Asli Daerah PAD

11 Undang-undang RI nomor 32 tahun 2004 tentang pendapatan asli daerah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

2.1.1 Pajak Daerah

Pajak secara umum dapat diartikan sebagai iuran wajib anggota masyarakat kepada negara berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan menurut Siahaan 2005:7. Secara umum, pajak daerah memberikan kontribusi paling besar terhadap sumber PAD dan terus meningkat secara berkesinambungan dari tahun ketahun. Secara konstitusional pajak diatur dalam pasal 23A UUD 1945 yang menyatakan bahwa “pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang”. Pajak merupakan iuran yang dapat dipaksakan kepada wajib pajak oleh pemerintah dengan balas jasa yang tidak langsung dapat ditunjuk. Pada dasarnya pajak memiliki dua peranan utama yaitu sebagai sumber penerimaan negara fungsi budget dan sebagai alat untuk mengatur fungsi regulator menurut Suparmoko 2002: 135. Saragih 2003: 61 mendefinisikan pajak daerah sebagai iuran wajib yang dapat dipaksakan kepada setiap orang wajib pajak tanpa kecuali. Dan K.J Davey 1988: 39 merumuskan pengertian pajak daerah meliputi bagian yang dipungut oleh pemerintah daerah dengan pengaturan dari daerah sendiri, Universitas Sumatera Utara 12 dipungut berdasarkan peraturan nasional tetapi penetapan tarifnya dilakukan dan diadministrasikan oleh pemerintah daerah. Dari penjelasan beberapa ahli ekonom diatas terdapat banyak batasan tentang pajak yang telah dikemukakan, tetapi pada hakekatnya isinya hampir sama yaitu pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dengan tanpa imbalan jasa yang secara langsung dapat ditunjuk Suparmoko, 1997: 277. Dari batasan atau definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur pajak adalah : 1. Iuran masyarakat kepada negara 2. Berdasarkan undang-undang 3. Tanpa balas jasa secara langsung 4. Untuk membiayai pengeluaran pemerintah Dalam literatur pajak dan public finance pajak daerah dapat diklasifikasikan berdasarkan wilayah pemungutan dan dibagi atas dua bagian yaitu: 1.Pajak Daerah yang dipungut oleh provinsi 2.Pajak Daerah yang dipungut oleh kabupatenkota. Pengertian pajak daerah kabupatenkota cenderung sama dengan pajak provinsi, perbedaannya terletak pada: 1. Kewenangan atau pemerintahan yang menduduki dimana pajak provinsi dipungut oleh pemerintah daerah tingkat provinsi dan pajak kabupatenkota dipungut oleh pemerintah daerah tingkat kabupatenkota. Universitas Sumatera Utara 13 2. Objek pajak KabupatenKota lebih luas dibandingkan dengan objek pajak provinsi dan objek pajak KabupatenKota masih dapat diperluas berdasarkan peraturan pemerintah sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada.Sedangkan pajak provinsi apabila ingin diperluas objeknya harus melalui perubahan dalam undang-undang. Kriteria pajak daerah yang ditetapkan oleh undang-undang bagi kabupatenkota adalah: 1. Bersifat pajak bukan retribusi. Maksudnya adalah pajak yang ditetapkan harus sesuai dengan pengertian pajak daerah 2. Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah daerah kabupatenkota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta melayani masyarakat di wilayah yang bersangkutan 3.Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum, maksudnya adalah bahwa pajak tersebut dimaksudkan untuk kepentingan bersama secara lebih luas antara pemerintah dan masyarakat dengan memperhatikan aspek ketentraman, kestabilan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. 4. Objek pajak bukan merupakan objek pajak provinsi danatau objek pajak pusat 5. Potensinya memadai. Maksudnya adalah bahwa hasil pajak cukup besar sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dan lajupertumbuhannya diperkirakan sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi. 6. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif. Maksudnya adalah bahwa pajak tersebut tidak mengganggu alokasi sumber-sumber dana efisien. Universitas Sumatera Utara 14 7. Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat. Kriteria aspek keadilan antara lain objek dan subjek harus jelas sehingga dapat diawasi pemungutannya, jumlah pembayaran pajak yang diperkirakan oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tarif pajak ditetapkan dengan memperhatikan keadaan wajib pajak. Selanjutnya kriteria kemampuan masyarakat adalah kemampuan subjek untuk memikul tambahan beban pajak. 8. Menjaga kelestarian lingkungan. Maksudnya adalah bahwa pajak harus bersifat netral terhadap lingkungan, yang berarti bahwa pengenaan pajak tidak memberikan peluang kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk merusak lingkungan yang akan menjadi beban bagi pemerintah daerah dan masyarakat. Berdasarkan UU No. 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis pajak Propinsi terdiri dari: aPajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas air , yaitu pajak atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor dankendaraan diatas air. b Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan, yaitu pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha. c Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, yaitu pajak atas bahan bakar yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan di atas air. Universitas Sumatera Utara 15 d Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan, yaitu pajak atas pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan atau air permukaan untuk digunakan bagi orang pribadi atau badan, kecuali untuk keperluan dasar rumah tangga dan pertanian rakyat. Berdasarkan UU No. 28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah. Jenis pajak KabupatenKota terdiri dari: a Pajak Hotel yaitu pajak atas pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginapistirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran. b Pajak Restoran yaitu pajak atas pelayanan restoran. Restoran adalah tempat menyantap makananminuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga catering. c Pajak Hiburan yaitu pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah semua jenis pertunjukan, permainan, permainan ketangkasan, dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun, yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipuingut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolahraga d Pajak Reklame yaitu pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya dimaksudkan untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memuji suatu barang, jasa, orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada Universitas Sumatera Utara 16 suatu barang, jasa atau orang yang dapat ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. e Pajak Penerangan Jalan yaitu pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa di wilayah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. f Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C yaitu pajak atas kegiatan pengambilan bahan galian golongan C sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Untuk menilai berbagai pajak daerah yang ada digunakan serangkaian ukuran yaitu Devas,1989:61: a Hasil Yield yaitu memadai tidaknya suatu pajak adalah kaitannya dengan berbagai layanan yang dibiayainya, stabilitas, dan mudah tidaknya memperkirakan besar hasil itu dan elastisitasnya hasil pajak terhadap inflasi, pertumbuhan penduduk,perbandingan hasil pajak dengan biaya pemungutan, dan sebagainya. b Keadilan Equity adalah dasar pajak dan kewajiban membayar pajak harus jelas dan tidak sewenang-wenang. Pajak bersangkutan harus adil secara horizontal, artinya beban pajak haruslah sama; harus adil secara vertikal, artinya kelompok yang memiliki sumber daya ekonomi yang lebih besar daripada kelompok yang tidak banyak memiliki sumberdaya ekonomi yang lebih besar: pajak tersebut haruslah adil dari tempat ke tempat, dalam arti tidak ada perbedaan besar dan sewenang-wenang dalam beban pajak dalam satu daerah ke daerah lain, kecuali jika perbedaan ini mencerminkan dalam penyediaan dalam layanan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 17 c Daya guna ekonomi Economic Efficiency. Pajak hendaknya mendorong atau setidak-tidaknya tidak menghambat penggunaan sumber daya ekonomi, mencegah jangan sampai pilihan produsen dan konsumen menjadi salah arah atau orang menjadi segan menabung dan memperkecil beban lebih pajak. d Kemampuan melaksanakan Ability To Implement, suatu pajak harus dapat dilaksanakan dari sudut kemampuan politis dan tata usaha. e Kecocokan sebagai sumber penerimaan daerah Sustability As Local Revenue Source. Ini berarti haruslah jelas kepada daerah mana suatu pajak harus dibayarkan, dan tempat memungut pajak haruslah sedapat mungkin sama dengan tempat akhir beban pajak. Pajak tidaklah mudah untuk dihindari dengan cara memindahkan obyek pajak dari suatu daerah ke daerah lain. Pajak daerah hendaknya jangan mempertajam perbedaan – perbedaan diantara daerah dari segi potensi ekonomi masing-masing, dan pajak hendaknya tidak menimbulkan beban yang lebih besar dari kemampuan tata usaha pajak daerah. Sumber peneriman pajak merupakan salah satu sumber potensi keuangan dari daerah tersebut. Hal ini dapat ditinjau pada sumber-sumber yang didapat dari PAD bahwa pajak daerah dari tahun ketahun memberikan sumbangan yang signifikan bagi perekonomian , sehingga potensi pengembangan dan penggalian potensi pajak dapat dimaksimalkan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak daerah adalah pajak negara yang diserahkan kepada daerah untuk dipungut berdasarkan peraturan perundangan yang dipergunakan untuk membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik. Universitas Sumatera Utara 18

2.1.2 Retribusi Daerah