kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
Hasil belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam
proses belajar mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan
dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengertian belajar diatas dapat diartikan sebagai hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar dan
mengajar, baik yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil yang dimaksudkan dalam penelitian tindakan kelas ini,
berupa hasil belajar yang berupa hasil akademik siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2.4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam IPA
Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas
mengenai pendidikan IPA serta ruang lingkupnya, IPA memiliki dua pengertian yaitu dari segi pendidikan dan IPA itu sendiri.
1. Pengertian Pendidikan
hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan dan cara
komitmen manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social, serta
usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk
membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan.
Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwapendidikan tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan pola piker saja, namun juga untuk
mengembangkan semua potensi yang ada pada diri seseorang. Jadi pendidikan menyangkut semua aspek pada kepribadian seseorang untuk
membuat seseorang tersebut menjadi lebih baik. 2. Pengertian IPA
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui
metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan
yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan
teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan
menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan
dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan.
Ilmu Pengetahuan Alam IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam IPA
di Sekolah Dasar, meliputi bidang energi dan perubahannya, bumi dan alam
semesta, makhluk hidup dan proses kehidupan, serta benda dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu peserta didik untuk memahami
fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode
ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistimatis, universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan
segala isinya. Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat
IPA meliputi empat unsur utama yaitu:
1. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup,
serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open
ended; 2.
Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau
percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; 3.
Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; 4.
Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari hari.
Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran IPA keempat
unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui
kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Kecenderungan pembelajaran IPA
pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan konsep, teori dan hukum.
Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang beriorientasi pada tesujian. Akibatnya IPA sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam
pembelajaran. Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Pembelajaran lebih bersifat teacher-centered, guru hanya menyampaikan IPA sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual. Peserta
didik hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang terendah. Peserta
didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang cenderung menjadi
malas berpikir secara mandiri. Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikomotor. Alasan
yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah peserta didik per kelas yang terlalu banyak.
Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi dan
komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk melek IPA dan teknologi, mampu berpikir
logis, kritis, kreatif, serta dapat berargumentasi secara benar. Dalam kenyataan, memang tidak banyak peserta didik yang menyukai bidang kajian
IPA, karena dianggap sukar, keterbatasan kemampuan peserta didik, atau karena mereka tak berminat menjadi ilmuwan atau ahli teknologi. Namun
demikian, mereka tetap berharap agar pembelajaran IPA di sekolah dapat disajikan secara menarik, efisien, dan efektif. Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang akan dicapai peserta didik yang dituangkan dalam empat aspek yaitu, makhluk hidup dan proses kehidupan, materi dan
sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta. Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh sekolah, disesuaikan dengan
lingkungan setempat, dan media serta lingkungan belajar yang ada di sekolah. Semua ini ditujukan agar guru dapat lebih aktif, kreatif, dan
melakukan inovasi dalam pembelajaran tanpa meninggalkan isi kurikulum.
Model Pembelajaran IPA di SDN 1 Pasar Baru melalui Metode Diskusi
Model pembelajaran di SDN 1 Pasar Baru melalui metode diskusi hampir sama dengan pengajaran klasikal tetapi dalam hal ini jumlah siswa yang
berbeda. Pembelajaran klasikal terdari dari prasiswa dalam satu kelas, sedangkan metode diskusi siswa yang belajar dalam satu kelas terbagi dalam
beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 6 siswa. Dalam pelaksanaannya terjadi interaksi siswa dengan guru maupun siswa
dengan siswa. metode diskusi sebagai pilihan mengajar bertujuan untuk: 1 meningkatkan interaksi antara
sis-wa-siswa serta siswa-guru; 2 meningkatkan hubungan personal; dan 3 meningkatkan keterampilan siswa
dalam berpikir, serta berbicara menyampaikan pendapat di muka umum. Diskusi dapat dibedakan menjadi diskusi kelompok dan diskusi kelas.
Biasanya diskusi terjadi dengan diawali adanya permasalahan. Permasalahan yang akan didiskusikan dapat dilontarkan guru secara lisan pada awal
pembelajaran atau dalam bentuk tertulis dalam LKS. Permasalahan yang diberikan dapat sama untuk semua kelompok ataupun berbeda-beda. Hasil
diskusi kelompok umumnya didiskusikan dalam diskusi kelas. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penggunaan metode diskusi,
sebaiknya guru menelaah terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan diskusi, serta memilih topik-topik yang sekiranya dapat di-
kembangkan melalui metode ini. Selain itu dukungan dan perhatian guru pada pelaksanaan diskusi dapat berupa menyiapkan suasana kelas untuk
pelaksanaaan diskusi yang efektif serta menyiapkan dan menggunakan format penilaian dalam pelaksanaaan diskusi.
Dalam proses pembelajaran IPA berisi struktur kurikulum tingkat sekolah. Yang disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan sekolah terkait dengan
upanya pencapaian standar kopetensi kelulusan SKL merupakan acuan utama bagi pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Kurikulum KTSP di SDMIN meliputi a Silabus pembelajaran tematik untuk SD kelas rendah kelas I , II , III
b Silabus mata pelajaran untuk untuk SD kelas tinggi kelas IV , V , VI c Silabus muatan lokal dan mata pelajaran lain jika ada
d Silabus keagamaan kusus MI Dengan terstruktur kurikulum yang ada diharapkan siswa memahami potensi
yang ada didalam diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan menimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Hasil belajar pada umumnya
meliputi :
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas. 2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa meliputi kontraksi belajar yang
bersifat jelas, jujur, dan positif. 3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesimpulan siswa belajar atas
inisiatif sendiri. 4. Mendorong siswa untuk berfikir kreatif.
5. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa.
6. Memberi kesempatan murid untuk maju sesuai dengan evaluasi yang berkaitan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.
Dalam pembelajaran IPA, dengan model pembelajaran diskusi dapat dilaksanakan dengan langkah-lagkah sebagai berikut ;
a. Guru membagi siswa dalam satu kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 kelompok.
b. Guru menyampaikanmenyajikan materi pelajaran mengenai lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat
c. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materitugas yang berbeda dari
kelompok lainnya. d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
koperatif berisi jawaban. e. Setelah selesai diskusi, ketua menyampaikan hasil pembahasan
kelompok. f.
Guru memberikan penyajian singkat sekaligus memberi kesimpulan. g. Pengajaran diakhiri dengan evaluasi, kesimpulan dan tugas rumah.
Adapun salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar IPA adalah sebagai berikut :
1. Dalam diri siswa belum siap untuk mengikuti proses belajar dengan baik.
2. Kurangnya ketersediaan media pembelajaran. 3. Ganguan dari luar meliat keluar, di ganggu teman .
4. Siswa beranggapan bahwa belajar matematika itu susah. 5. Siswa kelas rendah kebanyakan keinginan masih bermain dari pada
belajar.
2.5. Hipotesis Tindakan