Kinerja keuangan tidak selalu menunjukkan hasil yang positif. Tidak jarang suatu perusahaan mengalami financial distress kesulitan keuangan.
Ada empat kategori financial distress, yaitu Fahmi, 2012: 111: a. Kategori A atau sangat tinggi dan sangat berbahaya. Kategori ini
memungkinkan perusahaan dinyatakan untuk berada pada posisi bangkrut.
b. Kategori B atau tinggi dan berbahaya. Pada kategori ini perusahaan harus memikirkan berbagai solusi untuk menyelamatkan aset yang dimilkinya.
Perusahaan harus benar-benar bijaksana dalam menentukan aset mana yang harus dijual dan aset yang dapat dipertahankan.
c. Kategori C atau sedang. Pada kategori ini perusahaan dianggap masih bisa bertahan dengan cara mencari dana tambahan, baik dari internal
maupun eksternal perusahaan. d. Kategori D atau rendah. Pada kategori ini perusahaan dianggap hanya
mengalami fluktuasi finansial yang umum terjadi.
2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan
Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat akan memperoleh hasil positif, yang artinya akan dapat menguasai pangsa pasar
dibandingkan dengan pesaingnya, mengalami peningkatan penjualan yang signifikan, dan menjadi pesaing yang diperhitungkan. Pertumbuhan cepat
juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk secara optimal memberikan kontribusinya Safrida, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan perusahaan adalah perbandingan total aset yang dimiliki perusahaan dengan tahun sebelumnya Arviansyah, 2013. Apabila jumlah
total aset meningkat dibanding dengan tahun sebelumnya maka dapat dikatakan perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan yang positif. Begitu
pula sebaliknya apabila total aset mengalami penurunan maka perusahaan sedang dalam kondisi yang tidak baik. Dari sudut pandang investor,
pertumbuhan perusahaan biasanya dilihat dari naiknya harga saham secara berkesinambungan dan pembagian dividen yang dilakukan perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan juga dapat menjadi indikator dari profitabilitas dan keberhasilan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan tinggi
memiliki kesempatan profitable dalam mendanai investasinya secara internal Arfan, 2008. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan positif tentunya dapat
menghasilkan profitabilitas yang positif pula. Dalam teori pertumbuhan perusahaan, dijelaskan ada lima tahap
pertumbuhan perusahaan Indria, 2011. Kelima tahap tersebut adalah tahap permulaan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, tahap stabil, dan tahap
penurunan. Pada tahap permulaan, perusahaan masih mencoba mengatur strategi dalam menjalankan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dengan
demikian bila dihubungkan dengan return hasil maka perusahaan masih memperoleh return yang kecil karena belum mempunyai pangsa pasarnya
sendiri. Tahap kedua adalah tahap pertumbuhan. Dalam tahap ini perusahaan sudah mulai dikenal dan mengalami kenaikan return disebabkan karena
Universitas Sumatera Utara
produk yang dihasilkan sudah dikenal masyarakat, namun banyaknya permintaan dan persaingan belum begitu ketat.
Tahap yang ketiga adalah tahap kedewasaan mature. Pada tahap ini pertumbuhan perusahaan mulai menurun karena banyaknya pesaing yang
mulai masuk dan permintaan cenderung stabil daripada mengalami kenaikan. Return yang dihasilkan kadang tinggi kadang juga mengalami penurunan.
Tahap selanjutnya adalah stabil, yang merupakan tahap yang paling panjang dalam pertumbuhan perusahaan. Dalam tahap ini perusahaan dapat
menghasilkan return dengan lebih stabil. Dan yang terakhir adalah tahap penurunan, yaitu tahap dimana pertumbuhan perushaaan semakin menurun
karena semakin banyaknya persaingan industri sehingga return yang dihasilkan juga menurun bahkan tidak menutup kemungkinan akan negatif.
Oleh karena itu pada tahap ini beberapa perusahaan mulai keluar dari industri dan mencoba melakukan diversifikasi ke produk lain yang lebih
menguntungkan.
2.1.4 Ukuran Perusahaan