Kinerja Keuangan Perusahaan Pecking Order Theory

perusahaan terlalu banyak menggunakan modal dari pihak eksternal, maka perusahaan dengan sendirinya akan meningkatkan risiko keuangannya beserta konsekuensinya apabila tidak dapat memenuhi kewajibannya. Pecking Order Theory menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan internal dibanding pendanaan yang berasal dari pihak eksternal, hal ini dikarenakan pendanaan internal tidak menimbulkan biaya modal Joni, 2010. Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana, baik berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai operasi maupun investasi perusahaan. Dalam teori tersebut juga dikatakan bahwa perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi cenderung menggunakan pendanaan internal dibanding pendanaan eksternal berupa hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal lebih besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih mengedepankan dana internalnya untuk operasi maupun investasi sebelum menggunakan pendanaan eksternal melalui hutang.

2.1.2 Kinerja Keuangan Perusahaan

Ditengah persaingan usaha yang semakin ketat dan global ini, perusahaan harus memperlihatkan kinerja keuangan yang baik. Kinerja keuangan yang dimaksud adalah dalam menghasilkan profit atau laba. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat menentukan strategi bersaing melawan pesaing-pesaingnya. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu hasil yang telah dikerjakan oleh perusahaan dalam rangka mencapai target laba Universitas Sumatera Utara yang ditentukan dengan tidak melupakan tanggung jawab sosialnya. Apabila kinerja keuangannya baik maka harus dimanfaatkan seoptimal mungkin, namun apabila kinerjanya buruk maka harus diperbaiki sesegera mungkin. Kinerja keuangan perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dari aset, ekuitas maupun hutang. Kinerja keuangan dapat dilihat dari laporan keuangan yang dimiliki perusahaan. Kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan perusaaan dengan mereview data, menghitung, mengukur, menginterpretasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu Zanara, 2012. Kinerja keuangan yang baik akan dapat membantu manajemen mencapai tujuan perusahaan. Semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan maka akan semakin baik pula nilai perusahaan di mata investor. Kinerja keuangan perusahaan mempunyai pengaruh langsung terhadap harga saham, yang berarti setiap informasi tentang adanya kenaikan kinerja keuangan akan langsung direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham. Kinerja keuangan perusahaan akan lebih baik jika perusahaan dimiliki oleh manajer karena manajer akan lebih bertanggung jawab dengan keputusan yang akan diambilnya karena menyangkut tentang perusahaannya sendiri. Manajer tidak lagi sebagai tenaga profesional yang digaji, tetapi juga sebagai pemilik perusahaan. Universitas Sumatera Utara Kinerja keuangan tidak selalu menunjukkan hasil yang positif. Tidak jarang suatu perusahaan mengalami financial distress kesulitan keuangan. Ada empat kategori financial distress, yaitu Fahmi, 2012: 111: a. Kategori A atau sangat tinggi dan sangat berbahaya. Kategori ini memungkinkan perusahaan dinyatakan untuk berada pada posisi bangkrut. b. Kategori B atau tinggi dan berbahaya. Pada kategori ini perusahaan harus memikirkan berbagai solusi untuk menyelamatkan aset yang dimilkinya. Perusahaan harus benar-benar bijaksana dalam menentukan aset mana yang harus dijual dan aset yang dapat dipertahankan. c. Kategori C atau sedang. Pada kategori ini perusahaan dianggap masih bisa bertahan dengan cara mencari dana tambahan, baik dari internal maupun eksternal perusahaan. d. Kategori D atau rendah. Pada kategori ini perusahaan dianggap hanya mengalami fluktuasi finansial yang umum terjadi.

2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan, dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

2 74 84

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

72 527 91

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 27 94

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di JII Periode 2008-2011)

1 4 112

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN AGENCY COST TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013.

0 4 22

Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 4 23

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 7 109

SKRIPSI PENGARUH STRUKTUR MODAL, KINERJA KEUANGAN, DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013)

0 1 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka - Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesi

0 0 22

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 18