Statistik Deskriptif Analisis Regresi Berganda

4. Tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian. Berdasarkan kriteria di atas diperoleh sampel sebanyak 24 sampel, dan keseluruhan sampel selama tiga tahun penelitian adalah 72 sampel.

4.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dilakukan agar dapat memberikan gambaran tentang suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata mean dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel-variabel penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal, kinerja keuangan, pertumbuhan, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen, serta nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Hasil uji statistik deskriptif dengan menggunakan program SPSS disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Struktur_Modal 72 ,108242 2,137302 ,731768 ,472883 Kinerja_Keuangan 72 ,005548 174,515954 2,657288 20,540534 Pertumbuhan_Perusahaan 72 ,055969 ,887280 ,193578 ,183300 Ukuran_Perusahaan 72 11 18 14,55 1,743 Nilai_Perusahaan 72 -1,02 7,86 2,8141 2,20272 Valid N listwise 72 Sumber: Lampiran 7 Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa variabel struktur modal memiliki nilai minimum 0,108242, nilai maksimum 2,137302, nilai rata-rata 0,731768, dan standar deviasinya sebesar Universitas Sumatera Utara 0,472883. Variabel kinerja keuangan memiliki nilai minimum 0,005548, nilai maksimum 174,515954, nilai rata-rata 2,657288, dan standar deviasinya 20,540534. Variabel pertumbuhan perusahaan memiliki nilai minimum 0,055969, nilai maksimum 0,887280, nilai rata-rata 0,193578, dan standar deviasinya 0,183300. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 11, maksimum 18, rata-rata 14,55, dan standar deviasi 1,743. Variabel nilai perusahaan memiliki nilai minimum -1,02, nilai maksimum 7,86, rata-rata 2,8141, dan standar deviasinya sebesar 2,20272. 4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah datanya terdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik P-Plot Sumber: lampiran 7 Dengan melihat tampilan grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta mengikuti arah garis diagonal. Dapat dikatakan bahwa distribusi data model regresi adalah normal.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah dengan cara melihat nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai Tolerance lebih dari 0,10 berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Jika nilai Variance Inflation Factor VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas Ghozali, 2013: 103. Hasil uji multikolinearitas disajikan pada tabel 4.2 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Data Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Struktur_Modal ,866 1,155 Kinerja_Keuangan ,986 1,014 Pertumbuhan_Perusahaan ,907 1,103 Ukuran_Perusahaan ,936 1,069 a. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan Sumber: Lampiran 7 Berdasarkan tabel 4.2 di atas diperoleh nilai Tolerance untuk semua variabel independen yang diteliti lebih besar dari 0,10 dan juga diperoleh nilai Variance Inflation Factor untuk semua variabel independen yang diteliti lebih kecil dari 10 VIP 10, maka dapat disimpulkan tidak ada gejala multikolinearitas terhadap variabel independen yang diteliti.

4.3.3 Uji Autokorelasi

Metode uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t, dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, berarti dijumpai problem autokorelasi. Uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Run test. Apabila nilai Asymptotic Significance 0,05 maka tidak terjadi gejala autokorelasi sementara itu jika nilai Asymptotic Significance 0,05 maka telah terjadi gejala autokorelasi. Berikut merupakan hasil dari Run Test: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi Data Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -,18686 Cases Test Value 36 Cases = Test Value 36 Total Cases 72 Number of Runs 32 Z -1,187 Asymp. Sig. 2-tailed ,235 a. Median Sumber: Lampiran 7 Berdasarkan hasil run test di atas, diperoleh nilai Asymptotic Significance 0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa data yang digunakan cukup random sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi pada data yang diuji.

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskesastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedasitisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X dan Y. Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas. Adapun hasil dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: lampiran 7 Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah nol pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada uji regresi yang dilakukan.

4.4 Analisis Regresi Berganda

Pada penelitian ini, analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu struktur modal, kinerja keungan, pertumbuhan, dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependennya, yaitu nilai perusahaan. Hasil dari analisis regresi linear berganda ditampilkan pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji T Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -9,619 1,657 -5,804 ,000 Struktur_Modal -,111 ,447 -,024 -,249 ,804 Kinerja_Keuangan ,003 ,010 ,031 2,347 ,003 Pertumbuhan_Perusahaa n -,905 1,127 -,075 -,803 ,425 Ukuran_Perusahaan ,871 ,117 ,690 7,474 ,000 Sumber: Lampiran 7 Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisis regresi linear berganda di atas, dapat diketahui persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Y = -9,619 – 0,111X1 + 0,003X2 – 0,905X3 + 0,871 X4 + ε Keterangan : Y = Nilai Perusahaan X1 = Struktur Modal X2 = Kinerja Keuangan X3 = Pertumbuhan Perusahaan X4 = Ukuran Perusahaan ε = ErrorPenyimpangan yang mungkin terjadi, yaitu sebesar 0,05 Interpretasi dari regresi di atas adalah sebagai berikut: 1. Konstanta α Universitas Sumatera Utara Nilai konstanta menunjukkan bahwa apabila semua variabel independen memiliki nilai 0 nol maka variabel dependen Y sebesar -9,619. 2. Struktur Modal X 1 terhadap Nilai Perusahaan Y Nilai koefisien struktur modal untuk variabel X 1 sebesar –0,111. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan struktur modal DER satu satuan maka variabel beta Y akan turun sebesar 0,111dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. 3. Kinerja Keuangan X 2 terhadap Nilai Perusahaan Y Nilai koefisien ROA untuk variabel X 2 sebesar 0,003. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan Kinerja Keuangan ROE satu satuan maka variabel beta Y akan naik sebesar 0,003dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. 4. Pertumbuhan Perusahaan X 3 terhadap Nilai Perusahaan Y Nilai koefisien pertumbuhan perusahaan untuk variabel X 3 sebesar –0,905. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan pertumbuhan perusahaan satu satuan maka variabel beta Y akan turun sebesar 0.905dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. 5. Ukuran Perusahaan X 4 terhadap Indeks Perataan Laba Y Nilai koefisien ukuran perusahaan untuk variabel X 4 sebesar 0,871. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan total aset satu satuan maka variabel beta Y akan naik sebesar 0,871dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Universitas Sumatera Utara 4.5 Uji Hipotesis 4.5.1 Uji Signifikansi Parsial Uji T

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan, dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

2 74 84

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

72 527 91

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 27 94

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di JII Periode 2008-2011)

1 4 112

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN AGENCY COST TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013.

0 4 22

Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 4 23

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 7 109

SKRIPSI PENGARUH STRUKTUR MODAL, KINERJA KEUANGAN, DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013)

0 1 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka - Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesi

0 0 22

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 18