47
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh karyawan tetap kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Utara yang berjumlah 124 orang.
Kemudian sampel yang digunakan untuk penelitian sebanyak 70 orang, hal ini berdasarkan kriteria yang ditetapkan peneliti. Berikut ini deskripsi umum subjek
penelitian berdasarkan jenis kelamin dan masa kerja. a. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah N
Persentase
Pria 39
55.71 Wanita
31 44.29
Total 70
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah subjek penelitian yang berjenis kelamin pria berjumlah 39 55,71 orang dan berjenis kelamin wanita berjumlah
31 orang 44,29. b. Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Masa Kerja
Masa kerja merupakan lamanya tenaga kerja bekerja pada sebuah organisasi. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Memberi
pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya akan memberikan
Universitas Sumatera Utara
pengaruh negatif apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja.
Menurut Handoko 2007 masa kerja dikategorikan menjadi dua:
1. Masa kerja baru : ≤ 3 tahun
2. Masa kerja lama : 3 tahun
Tabel 4.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Masa Kerja
Masa Bekerja Jumlah N
Persentase
Masa kerja Baru ≤ 3 tahun
29 41,43
Masa kerja Lama 3 tahun 41
58,57 Total
70 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah subjek penelitian yang masa kerjanya di ≤ 3 tahun sebanyak 29 orang 41,43, dan yang masa kerjanya lebih dari 3 tahun
berjumlah 41 orang 58,57.
B. HASIL UJI ASUMSI
Sebelum melakukan analisa korelasi ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu uji asumsi. Uji asumsi yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah nilai residual yang dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip
–prinsip distribusi normal agar dapat digeneralisasikan pada populasi.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pengujian ini menyatakan data berdistribusi normal apabila nilai signifikansi residu antar
variabel data lebih besar dari 0,05.
Tabel 4.3 Uji Normalitas
Variabel Asymp.sig.2-tailed
Affective .365
Continuance .182
Normative .252
Cyberloafing .576
Berdasarkan tabel didapat nilai signifikan affective commitment, continuance commitment, normative commitment, dan cyberloafing lebih besar dari 0,05 maka
disimpulkan data berdistribusi dengan normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel affective, continuance, dan normative berkorelasi secara linear dengan variabel
cyberloafing. Kedua variabel dikatakan memiliki hubungan yang linear jika p 0.05 untuk linearity dan p 0.05 untuk deviation from linearity.
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 4.4 Uji Linearitas
Variabel Linearity
Deviation From Linearity
Cyberloafingaffective 0.002
.057 Cyberloafingcontinuance
0.000 0.177
Cyberloafingnormative 0.000
0.067
Berdasarkan hasil uji linieritas pada tabel diatas diperoleh nilai signifikansi affective, continuance, dan normative untuk linearity lebih kecil dari
0,05 p 0,05 dan untuk deviation from linearity signifikansi lebih besar dari 0,05 p 0,05. Hasil ini menunjukaan bahwa ketiga variabel memiliki hubungan
yang linier terhadap cyberloafing.
C. HASIL UJI HIPOTESA PENELITIAN
Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Affective Commitment berkorelasi negatif dengan cyberloafing.
2. Normative Commitment berkorelasi negatif dengan cyberloafing. 3. Continuance commitment berkorelasi positif dengan cyberloafing.
Metode yang digunakan untuk menguji hipotesa dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode korelasi Pearson Product Moment.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Korelasi
Cyberloafing Affective
Pearson Correlation -,338
Sig. 1-tailed ,002
Continuance Pearson Correlation ,439
Sig. 1-tailed ,000
Normative Pearson Correlation
-,433 Sig. 1-tailed
,000 Jika nilai signifikansi 0,05 maka terjadi hubungan yang signifikan,
sebaliknya jika nilai 0,05 maka tidak ada hubungan yang signifikan. Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan pearson product moment
diperoleh korelasi affective dengan cyberloafing sebesar -0,338 dan p = 0,002 0,05 dengan hipotesa 1 arah. Hal ini berarti ada korelasi negatif yang signifikan
antara affective commitment dengan cyberloafing. Variabel continuance dan cyberloafing memilki korelasi sebesar 0,439
dengan signifikansi 0,000 dengan p 0,05 pada level 0,01 dengan hipotesa 1 arah. Hal ini menunjukkan bahwa variabel continuance korelasi positif yang signifikan
terhadap cyberloafing.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian, variabel normative dan cyberloafing memiliki korelasi sebesar -,433 dengan signifikansi 0. 000, p 0,05 pada level 0,01 dengan hipotesa 1 arah.
Hal ini menunjukkan terdapat korelasi negatif yang signifikan antara normative commitment terhadap cyberloafing.
Interpretasi korelasi antar variabel dapat dilihat berdasarkan tabel menurut Evans 1996 :
Tabel 4.6 Interpretasi Korelasi
Korelasi Keterangan
0.00-.19 Sangat lemah
.20-39 Lemah
.40-59 Sedang
.60-.79 Kuat
.80-1.0 Sangat Kuat
Korelasi affective dan cyberloafing sebesar -0,338 menunjukkan korelasi yang lemah. Korelasi continuance dan cyberloafing sebesar 0.439 menunjukkan
korelasi yang sedang. Korelasi normative dan cyberloafing sebesar 0.433 menunjukkan korelasi yang sedang.
Tabel 4.7 Tabel Koefisien Determinan R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.401
a
.161 .123
7.998 a. Predictors: Constant, normative, continuance, affective
b. Dependent Variable: cyberloafing
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengujian koefisien determinan pada tabel 4.7 ditemukan koefisien determinan R
2
sebesar 0,161. Dengan demikian komponen komitmen organisasi Affective, Continuance, dan Normative memberikan kontribusi
sebesar 16,1 terhadap cyberloafing dan selebihnya sekitar 83,9 cyberloafing dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
D. HASIL TAMBAHAN PENELITIAN