HUBUNGAN KOMPONEN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP CYBERLOAFING

- Tidak tertarik pada tawaran organisasi lain yang mungkin lebih baik dari tempat ia bekerja - Mempunyai rasa kesetiaan pada organisasi tempat ia bekerja, Tidak keluar masuk pekerjaanmenjadi satu dengan organisasi - Berkeinginan untuk menghabiskan sisa karirnya pada organisasi tempat ia bekerja

C. HUBUNGAN KOMPONEN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP CYBERLOAFING

Lim 2002 mendefinisikan cyberloafing sebagai penggunaan internet perusahaan untuk kepentingan yang tidak berkaitan dengan pekerjaan selama jam kerja. Cyberloafing menjadi cara yang biasa yang digunakan karyawan untuk menghabiskan waktu dalam pekerjaannya. Oleh sebab itu cyberloafing mengurangi produktivitas karyawan. Munculnya cyberloafing dipengaruhi oleh sikap karyawan terhadap organisasi Ozler, 2012. Sikap karyawan meliputi kepuasan kerja, prejudice, dan komitmen organisasi. Komitmen organisasi merupakan persepsi individu terhadap derajat hubungannya dengan organisasi tempat dia bekerja. Rogojan 2009 menemukan bahwa komitmen organisasi berkorelasi negatif dengan workplace deviant behavior. Komitmen Organisasi terdiri dari tiga komponen yakni komponen affective, continuance, dan normative. Meskipun demikian tidak semua komponen komitmen organisasi bisa mendatangkan keuntungan bagi organisasi Kirmizi and Deniz, 2009. Hal ini Universitas Sumatera Utara juga didukung oleh penelitian Boehman 2006 yang menemukan bahwa ada korelasi negatif antara komitmen affective dan komitmen continuance. Demikian juga, ada korelasi positif antara komitmen affective dan komitmen normative. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada hubungan ketiga komponen komitmen organisasi terhadap cyberloafing. Komponen komitmen affective, continuance, dan normative bisa menimbulkan produktivitas yang berbeda Phips, Prieto, Ndinguri, 2013. Scechter 1985 menyatakan orang dengan komitmen affective yang tinggi memiliki performa yang lebih baik dalam pekerjaannya dibanding dengan orang yang memiliki komitmen continuance. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara affective dan normative commitment dengan perilaku yang diinginkan di organisasi. Sementara itu continuance commitment berhubungan negatif dengan perilaku yang diinginkan dalam organisasi Meyer and Allen, 1991. Berdasarkan hasil penelitian Memari, Mahdieh, Marnani, 2013 ditemukan bahwa ketiga komponen komitmen organisasi memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan performa kerja karyawan. Penelitian lain yaitu penelitian meta analisa yang dilakukan oleh Meyer, Stanley, Herscovitch, Topolnytsky 2002 yang menemukan bahwa diantara ketiga komponen komitmen organisasi, affective commitment memiliki korelasi yang paling kuat dan paling baik dengan faktor yang berkaitan dengan organisasi kehadiran, performa, dan organizational citizenship behavior dan faktor yang berkaitan dengan individu stres dan work-family conflict. Normative commitment juga berhubungan dengan Universitas Sumatera Utara perilaku yang diharapkan meskipun tidak sekuat affective commitment. Continuance commitment tidak berkaitan atau berkorelasi negatif dengan faktor tersebut. Cyberloafing merupakan sebuah perilaku yang termasuk kedalam penyimpangan produktivitas yang dapat mengurangi tingkat performa kerja karyawan Lim, 2002. Sementara itu efektivitas sebuah organisasi tidak hanya bergantung pada stabilitas kerja melainkan karyawan harus dapat diandalkan dalam melakukan pekerjaannya dan memiliki keinginan untuk melakukan usaha yang lebih untuk pekerjaannya. Hal ini merupakan bentuk dari komitmen organisasi itu sendiri. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara komponen komitmen Affective, Continuance, dan Normative terhadap cyberloafing.

D. HIPOTESA PENELITIAN