Pemahaman Konsep Matematika KAJIAN PUSTAKA

23 Kriteria ketuntasan minimal SMK Negeri di Bandar Lampung ditetapkan berda- sarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran MGMP beberapa sekolah yang memiliki karakteristik sama. Adapun di SMKN 2 Bandar Lampung, memiliki target ketuntasan minimal yang telah ditetapkan untuk standar kompetensi materi vektor mencapai minimal 70 dengan ketuntasan belajar minimal 70 dari seluruh siswa Dokumentasi SMKN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20122013 . Penentuan kriteria ketuntasan minimal menurut Shadiq, 2009 : 10 harus mem- pertimbangkan hal-hal berikut ini : 1. Tingkat kemampuan intake rata-rata peserta didik dapat didasarkan pada hasil penilaian di kelas atau jenjang sebelumnya. Sebagai contoh, KKM Kelas X yang berkait dengan kemampuan rata-rata peserta didik didasarkan pada hasil seleksi PSB, NUN, Rapor kelas 3 SMP, test seleksi masuk atau psikotes, sedangkan KKM Kelas XI dan XII didasarkan pada tingkat pencapaian SKBM siswa pada semester atau kelas sebelumnya. Terdiri atas tiga kriteria, yaitu: Tinggi Nilai 3 atau rentang nilai 80 - 100, Sedang Nilai 2 atau rentang nilai 60 - 79, dan Rendah Nilai1 atau rentang nilai 40 - 59. 2. Kompleksitas kompetensi didasarkan pada kesulitan dan kerumitan pencapaian indikator yang bersesuaian. Suatu indikator disebut memiliki tingkat kompleksitas tinggi, bila dalam pelaksanaannya menuntut: a kreatifitas dan inovasi yang tinggi dalam melaksanakan pembelajarannya, b waktu yang cukup lama karena perlu pengulangan, c kemampuan penalaran dan kecermatan siswa yang tinggi, dan d sarana dan prasarana yang memadai sesuai tuntutan indikator yg harus dicapai. Terdiri atas tiga 24 kriteria, yaitu: Tinggi Nilai 1 atau rentang nilai 50 - 65, Sedang Nilai 2 atau rentang nilai 66 - 80, dan Rendah Nilai 3 atau rentang nilai 81 -100. 3. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembela- jaran, yang didasarkan pada ketersediaan tenaga, sarana dan prasarana pendidikan yang sangat dibutuhkan, BOP, manajemen sekolah, kepedulian stakeholders sekolah. Terdiri atas tiga kriteria, yaitu: Tinggi Nilai 3 atau rentang nilai 85 - 100, Sedang Nilai 2 atau rentang nilai 70 - 84, dan Rendah Nilai 1 atau rentang nilai 55 - 69. Jadi kriteria ketuntasan minimal merupakan kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah. Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah batas kriteria ideal tetapi secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan ideal.

E. Kerangka Pikir

Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok satu mendapatkan pembelajaran audiovisual dan kelompok dua mendapatkan pembelajaran konven- sional. Pada pembelajaran audiovisual tahap pertama adalah menampilkan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan dipelajari. Hal ini melatih siswa untuk mengenali masalah abstrak yang belum dipahaminya, menggali rasa keingintahuannya, dan menggali pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Tahap selanjutnya adalah menampilkan materi pelajaran. Tampilan materi pelajaran dikemas dengan menarik, bervariasi, dan bermakna. Hal ini mendorong siswa untuk berkonsentrasi terhadap isi pelajaran serta dengan visualnya memperlancar memahami dan mengingat materi pelajaran. Selain itu,

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Semester Ganjil SMK Negeri 2 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 13 60

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP (Studi Pada Siswa Kelas VII SMPN 20 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 53

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 63

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 37

FEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 5 49

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 8 39

PENGARUH PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Semester Genap SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 12 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 12 36

PENGARUH PENERAPAN MODEL PERAIHAN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 13 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 43

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 5 38