2.3 Kerangka Konseptual
Erlina 2008:38 menyatakan “kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang
telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.” Kerangka konseptual akan menghubungkan variabel independen dengan variabel dependen. Hal ini juga akan
terjadi apabila ada variabel lain yang menyertai, maka peran dari variabel tersebut harus dijelaskan.
Untuk membantu memahami pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen maka diperlukan suatu kerangka pemikiran.Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR.Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, penulis mengindikasi
variabel independen yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR adalah ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen dan kepemilikan
institusional. Dari landasan teori yang telah diuraikan diatas, disusun hipotesis yang
merupakan alur pemikiran dari peneliti kemudian digambarkan dalam kerangka teoritis yang disusun sebagai berikut:
H
1
H
2
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dari kerangka di atas dapat dirumuskan bahwa semua variabel independen yaitu ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen dan kepemilikan
institusional berpengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR.
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
a. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap CSR Menurut Coller dan Gregory 1999 dalam Sembiring 2006 semakin besar
jumlah anggota dewan komisaris, semakin mudah mengendalikan Chief Executives
Ukuran Dewan Komisaris X
1
Proporsi Komisaris Independen X
2
Kepemilikan Institusional X
3
Corporate Social Responsibility Y
Officer CEO dan semakin efektif dalam memonitor aktivitas manajemen. Perusahaan dengan ukuran dewan komisaris yang besar lebih dari 5
mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen.Semakin besar jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan maka semakinluas
perusahaan tersebut melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial. b. Pengaruh Proporsi Komisaris Independen terhadap CSR
Menurut Webb 2004 dalam Said. Et. Al 2009 menunjukkan bahwa dewan komisaris independen memainkan peran penting dalam meningkatkan image
perusahaan.Oleh karena itu, dewan komisaris independen dapat mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial dan lingkungannya karena hal
tersebut dapat meningkatkan image perusahaan di mata masyarakat. c. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap CSR
Shleifer dan Vishny 1986 mengungkapkan bahwa institutional shareholders, dengan kepemilikan saham yang besar memiliki insentif untuk memantau
pengambilan keputusan perusahaan.Kepemilikan institusional umunya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan.Hal ini berarti kepemilikan
institusi dapat menjadi pendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan
menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku oppoturnistik manajer.
2.4 Hipotesis Penelitian