Motivasi Konsumsi Berita Petualangan dan Tingkat Kepuasan (Studi Korelasional tentang Motivasi Konsumsi Berita Petualangan pada Buletin EAN dan Tingkat Kepuasan pada Anggota KOMPAS USU)

(1)

Motivasi Konsumsi Berita Petualangan dan Tingkat Kepuasan

(Studi Korelasional tentang Motivasi Konsumsi Berita Petualangan pada

Buletin EAN dan Tingkat Kepuasan pada Anggota KOMPAS USU)

O

L

E

H

Wahyuni Fitri

030904080

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Wahyuni Fitri

Nim : 030904080

Judul :

Motivasi Konsumsi Berita Petualangan Dan Tingkat Kepuasan

(Studi Korelasional tentang Motivasi Konsumsi Berita Petualangan di Buletin EAN dan Tingkat Kepuasan Anggota KOMPAS-USU)

Medan, September 2008

Dosen Pembimbing

Dra. Dewi Kurniawati, M.Si NIP 131 837 036

Ketua Departemen

Drs. Amir Purba, M.Si NIP 131 654


(3)

(4)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “ Motivasi Konsumsi Berita Petualangan dan Tingkat Kepuasan”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi konsumsi berita petualangan di Buletin EAN terhadap tingkat kepuasan pada kalangan anggota KOMPAS-USU dan mengetahui tingkat kepuasan khalayak dalam memenuhi kebutuhan kognitif anggota KOMPAS-USU setelah membaca Buletin EAN. Dengan demikian perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauhmanakah motivasi konsumsi berita petualangan di bulletin EAN terhadap tingkat kepuasan pada kalangan anggota KOMPAS-USU.

Dalam penelitian ini metode yang dipergunakan adalah metode korelasional, yakni metode untuk meneliti sejauhmana motivasi konsumsi berita petualangan di terhadap tingkat kepuasan anggota KOMPAS-USU. Untuk mengetahui hubungan tersebut digunakan rumus Koefisien Korelasi Spearman,

rs =

1-) 1 ( 6 2 2 −

N N d

, kemudian untuk mengukur kuat lemahnya hubungan kedua variabel, digunakan skala Guiford, untuk tingkat signifikansi digunakan rumus

T hitung = R 2

1 2

R N

−− . Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan peneliti

adalah Ho = tidak terdapat hubungan antara motivasi konsumsi dan tingkat kepuasan, Ha= terdapat hubungan antara motivasi konsumsi dan tingkat kepuasan.

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota KOMPAS – USU angkatan XXI, XXII, XXIII, dengan jumlah 48 orang. Sampel penelitian diperoleh sesuai dengan kriteria yang dibuat penulis yaitu anggota yang pernah membaca Buletin EAN sehingga menjadi 45 orang sesuai dengan yang dikatakan Arikunto bahwa populasi lebih kecil dari 100 maka sampel yang digunakan adalah keseluruhan. Teknik penarikan sampel menggunakan stratified sampling, dan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.

Selanjutnya peneliti menggunakan scoring dan ranking pada jawaban responden di kuesioner. Dari analisa data berdasarkan tabel skor Fotron Cobol dan tabel rank, maka diperoleh rs= 0,99, dimana pada skala Guildford nilai berada pada skala > 0,91. Kemudian nilai thitung= 47,0943. Karena

thitung>ttabel, berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

Dengan demikian dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat, dan dapat diandalkan antara motivasi konsumsi berita petualangan di Buletin EAN terhadap tingkat kepuasan anggota KOMPAS-USU, dan yang paling banyak banyak mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa adalah pandangan terhadap kegiatan KPA lain


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas rahmat yang diberikan oleh Allah SWT atas berkat dan rahmatNya yang senantiasa menyertai dan membimbing peneliti, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

Peneliti juga tidak lupa untuk mengucapkan rasa terimakasih yang terdalam dan tulus kepada kedua orang tua yang sangat dihormati dan disayangi peneliti, Bapak Fajar Tanjung, dan Ibu Supini Sebayang yang sudah sabar dalam memberikan dukungan yang sangat besar kepada peneliti, terlebih lagi kepercayaan yang sangat besar telah diberikan kepada peneliti, sesungguhnya tidak ada kata yang dapat mewakilkan atas jasa yang telah diberikan mereka.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan, nasehat dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba,M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si selaku dosen pembimbing yang sangat

membantu peneliti mempersiapkan tugas akhir pada setiap bab yang ada, dan untuk waktu yang diberikan, serta candatawa yang dihadirkan.

4. Teman-teman : Yurika, Lala, Dini, Nanda, Sri, Lista, teman-teman di


(6)

5. Keluarga peneliti: Abangda Budi Satrya, abangda Fahril, abangda Wahi, Uwak Taufik, Bunde Hanum, dan keluarga besar lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

6. Seluruh staf pengajar dan administrasi Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Peneliti menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dengan menyempurnakan tugas akhir ini, dan kiranya tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua orang.

Medan, September 2008

Peneliti


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstraksi ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 4

I.3 Pembatasan Masalah ... 4

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian ... 4

I.4.2 Manfaat Penelitian... 4

I.5 Kerangka Teori ... 5

I.5.1 Teori Uses and Gratification ... 5

I.5.2 Motif Penggunaan Media ... 7

I.5.3 Berita ... 8

I.5.4 Kepuasan... 9

I.6 Kerangka Konsep ... 11

I.7 Model Teoritis ... 12

I.8 Variabel Operasional ... 12

I.9 Defenisi Operasional ... 13

I.10 Hipotesis ... 17

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 18

II.2 Pengertian Komunikasi Massa ... 20

II.2.1 Ciri-ciri Komunikasi Massa ... 21

II.2.2 Fungsi Komunikasi Massa ... 25


(8)

II.3.1 Sejarah dan Perkembangan

Teori Uses and Gratification ... 28

II.3.2 Kelebihan dan Kritikan terhadap Teori Uses and Gratification ... 32

II.4 Motif Penggunaan Media ... 33

II.5 Berita ... 36

II.6 Media Cetak ... 37

II.6.1 Sejarah Media Cetak ... 38

II.6.2 Buletin ... 39

II.7 Kepuasan ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 44

III.1.1 KOMPAS – USU ... 48

III.1.2 EAN ... 52

III.2 Metode Penelitian ... 53

III.3 Lokasi Penelitian ... 53

III.4 Populasi dan Sampel III.4.1 Populasi ... 54

III.4.2 Pengumpulan Data ... 54

III.5 Teknik Penarikan Sampel ... 55

III. 6 Teknik Pengumpulan Data ... 56

III.7 Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV ANALISA DATA IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan ... 59

IV.1.1 Tahap Awal ... 59

IV.1.2 Pengumpulan Data ... 59

IV.2 Teknik pengolahan Data ... 60

IV.3 Analisa Tabel Tunggal ... 62


(9)

IV.3.3 Tingkat Kepuasan ... 80

IV.4 Analisa Tabel Silang ... 93

IV.5 Pengujian Hipotesa ... 103

IV.6 Pembahasan ... 106

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan... 109

V.2 Saran ... 110

Daftar Pustaka ... 111

Lampiran


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 1 : Distribusi Anggota KOMPAS – USU ... 55

Tablel 2 : Jenis Kelamin ... 62

Tabel 3 : Fakultas Responden ... 63

Tabel 4 : Angkatan di KOMPAS – USU... 64

Tabel 5 : Tempat pertama sekali mengetahui Keberadaan Buletin EAN ... 65

Tabel 6 : Tingkat lamanya mengetahui keberadaan Buletin EAN ... 66

Tabel 7 : Intensitas mengkonsumsi Buletin EAN ... 67

Tabel 8 : Tingkat keseringan mengkonsumsi berita Petualangan di Buletin EAN ... 68

Tabel 9 : Tingkat keseringan berkegiatan... 69

Tabel 10 : tingkat persetujuan bahwa berita petualangan di Buletin EAN memenuhi kebutuhan informasi tentang kegiatan alam bebas... 71

Tabel 11 : Tingkat kemampuan Buletin EAN dalam memenuhi harapan yang berhubungan dengan kegiatan alam bebas ... 72

Tabel 12 : Kemampuan Buletin EAN dalam menunjang cita-cita yang berhubungan dengan kegiatan alam bebas ... 73

Tabel 13 : Tingkat kepercayaan diri dalam kemampuannya di alam bebas sebelum mengkunsumsi Buletin EAN ... 74

Tabel 14 : Tingkat rasa percaya diri dalam kemampuannya di alam bebas setelah mengkonsumsi Buletin EAN ... 75

Tabel 15 : Kondisi pergaulan dengan KPA lain sebelum mengkonsumsi berita petualangan di Buletin EAN ... 76

Tabel 16 : Kondisi pergaulan dengan KPA lain setelah mengkonsumsi berita petualangan di Buletin EAN ... 77

Tabel 17 : Perolehan informasi mengenai lokasi baru yang sesuai untuk kegiatan alam bebas dari Buletin EAN ... 78

Tabel 18 : Penyajian berita petualangan oleh Buletin EAN ... 79

Tabel 19 : Tingkat perolehan informasi dari Buletin EAN ... 80

Tabel 20 : Tingkat mencari solusi masalah lingkungan dari Buletin EAN ... 81

Tabel 21 : Tingkat kepuasan terhadap pemecahan masalah yang disajikan Buletin EAN... 82 Tabel 22 : Tingkat rasa suka yang bertambah terhadap


(11)

Tabel 23 : Tingkat penambahan wawasan tentang kegiatan

alam bebas setelah mengkonsumsi Buletin EAN ... 84 Tabel 24 : Tingkat rasa percaya terhadap kemampuan

KPA lain setelah melihat kegiatan

alam bebas mereka di Buletin EAN ... 85 Tabel 25 : Pandangan KPA lain setelah membaca

kegiatan mereka di Buletin EAN ... 86 Tabel 26 : Pandangan terhadap kegiatan KPA lain

setelah mengkonsumsi Buletin EAN ... 87 Tabel 27 : Tingkat kemampuan Buletin EAN

dalam menjalin persaudaraan dengan KPA lain ... 89 Tabel 28 : Tingkat rasa terhibur yang diberikan Buletin EAN ... 90 Tabel 29 : Pengaruh berita petualangan yang disajikan

Buletin EAN untuk mengkonsumsi buletin selanjutnya ... 91 Tabel 30 : Tingkat kepuasan yang dirasakan setelah

mengkonsumsi berita petualangan di Buletin EAN ... 92 Tabel 31 : Hubungan antara intensitas konsumsi Buletin EAN

dengan tingkat perolehan informasi lingkungan ... 93 Tabel 31 : Hubungan antara intensita mengkonsumsi

berita petualangan dri Buletin EAN dan tingkat kepuasan dengan problem solving

yang diberikan Buletin EAN ... 95 Tabel 32 : Hubungan antara kemampuan Buletin EAN

dalam memenuhi harapan berkegiatan di alam bebas dengan tingkat hiburan berita petualangan

yang diberikan Buletin EAN ... 97 Tabel 33 : Hubungan antara kondisikepercayaan diri

dalam berkegiatan dan tingkat pengaruh konsumsi

berita selanjutnya ... 99 Tabel 34 : Hubungan antara tingkat perolehan informasi

mengenai lokasi baru dan tingkat kepuasan


(12)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “ Motivasi Konsumsi Berita Petualangan dan Tingkat Kepuasan”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi konsumsi berita petualangan di Buletin EAN terhadap tingkat kepuasan pada kalangan anggota KOMPAS-USU dan mengetahui tingkat kepuasan khalayak dalam memenuhi kebutuhan kognitif anggota KOMPAS-USU setelah membaca Buletin EAN. Dengan demikian perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauhmanakah motivasi konsumsi berita petualangan di bulletin EAN terhadap tingkat kepuasan pada kalangan anggota KOMPAS-USU.

Dalam penelitian ini metode yang dipergunakan adalah metode korelasional, yakni metode untuk meneliti sejauhmana motivasi konsumsi berita petualangan di terhadap tingkat kepuasan anggota KOMPAS-USU. Untuk mengetahui hubungan tersebut digunakan rumus Koefisien Korelasi Spearman,

rs =

1-) 1 ( 6 2 2 −

N N d

, kemudian untuk mengukur kuat lemahnya hubungan kedua variabel, digunakan skala Guiford, untuk tingkat signifikansi digunakan rumus

T hitung = R 2

1 2

R N

−− . Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan peneliti

adalah Ho = tidak terdapat hubungan antara motivasi konsumsi dan tingkat kepuasan, Ha= terdapat hubungan antara motivasi konsumsi dan tingkat kepuasan.

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota KOMPAS – USU angkatan XXI, XXII, XXIII, dengan jumlah 48 orang. Sampel penelitian diperoleh sesuai dengan kriteria yang dibuat penulis yaitu anggota yang pernah membaca Buletin EAN sehingga menjadi 45 orang sesuai dengan yang dikatakan Arikunto bahwa populasi lebih kecil dari 100 maka sampel yang digunakan adalah keseluruhan. Teknik penarikan sampel menggunakan stratified sampling, dan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.

Selanjutnya peneliti menggunakan scoring dan ranking pada jawaban responden di kuesioner. Dari analisa data berdasarkan tabel skor Fotron Cobol dan tabel rank, maka diperoleh rs= 0,99, dimana pada skala Guildford nilai berada pada skala > 0,91. Kemudian nilai thitung= 47,0943. Karena

thitung>ttabel, berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

Dengan demikian dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat, dan dapat diandalkan antara motivasi konsumsi berita petualangan di Buletin EAN terhadap tingkat kepuasan anggota KOMPAS-USU, dan yang paling banyak banyak mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa adalah pandangan terhadap kegiatan KPA lain


(13)

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat yang mempunyai berbagai macam kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang mendasar adalah kebutuhan akan infomasi.

Pada era informasi ini kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peranan media. Seperti yang dikatakan Wiener yang dikutip Susanto untuk dapat hidup efektif orang harus hidup dengan cukup informasi. Dengan demikian maka komunikasi dan pengetahuan merupakan bagian hakiki bagi hidup manusia sebagaimana manusia juga merupakan bagian dari masyarakat.

Khalayak sebagai sasaran pesan dari media merupakan kumpulan berbagai individu yang berbeda dalam minat, perhatian, maupun kepentingannya. Demikian pula berbeda dalam kelompok, sistem, dan struktur sosialnya. Sehingga sikapnya terhadap pesan yang disampaikan adalah selektif. Artinya mereka memilih seuatu hal sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian khalayak aktif dalam memanfaatkan media sesuai dengan kebutuhannya. Dalam mengkonsumsi suatu media terdapat perbedaan antara satu media dengan individu lainnya. Seseorang dengan latar belakang sosial ekonomi dan psikologi tertentu akan mengkonsumsi media massa berdasarkan motif dan kebutuhannya.

Buletin merupakan salah satu bentuk dari media cetak. Buletin Eiger Adventure News (EAN) yang merupakan sebagai media komunikasi Eiger Adventure Service Team (EAST) untuk menyampaikan informasi EAST, perkembangan kegiatan petualangan dan pemasaran produk merek Eiger


(14)

(www.eigeradventure.com.). Edisi pertama buletin ini pada tanggal 17 Agustus 1996 dengan jumlah 4000 eksemplar dengan pendistribusian 1000 eksemplar dikirim gratis via pos ke kelompok atau generasi umum, mahasiswa, pelajar, dan pencinta alam seluruh Indonesia, 50 eksemplar dikirim gratis (hanya dikenakan biaya ongkos kirim saja) ke pribadi yang memesan via pos, telepon, faksimili atau e-mail, dan kepada pengisi rubrik yang menyumbangkan tulisannya atau foto-fotonya, dan 2950 eksemplar didistribusikan ke 65 showroom dan counter EIGER di seluruh Indonesia untuk di bagikan kepada customer yang berbelanja

barang-barang produk EIGER(www.eigeradventure.com). Keuangan pengelolaan dari

buletin ini ditanggung oleh PT. Eigerindo Multi Produk Industri, dengan mengambil sebagian kecil dari biaya promosi perusahaan. Tetapi PT. Eigerindo Multi Produk Industri memberi peluang kepada pengelola buletin ini untuk mencoba mencari iklan dari luar, tetapi bukan dengan perusahaan yang sejenis dengan PT. Eigerindo Multi Produk Industri atau mencoba co-branding dengan media lain yang mau bekerjasama. Segmentasi pasar dari buletin EAN ini sama dengan pemasaran produk EIGER yaitu petualangan dan lingkungan hidup.

Korps Organisasi Mahasiwa Pecinta Alam Universitas Sumatera Utara (KOMPAS-USU) merupakan organisasi mahasiswa pecinta alam yang bergerak di petualangan dan lingkungan. Oganisasi ini merupakan organisasi mahasiswa pencinta alam yang terbesar di Sumatera Utara dan nomor tujuh terbesar di Indonesia. Organisasi ini terletak di Jl. Alumni no.2 Kampus USU, Medan. Organisasi yang beranggotakan 762 orang ini (Laporan Perkembangan Kerja Pengurus KOMPAS-USU Periode 2006-2007) memiliki masa keanggotaan


(15)

pihak kampus dan adanya anggota yang memasuki atau membentuk organisasi yang sejenis dengan KOMPAS-USU, maka pengurus KOMPAS-USU bertindak mencabut keanggotaannya. Antusias dari angota organisasi untuk berkegiatan sangatlah tinggi hal ini terbukti dari kegitan-kegiatan yang telah mereka jalani. Kegitan yang ada biasanya di publikasikan melalui media cetak salah satunya melalui buletin EAN ini pada edisi 45 / Maret 2007.

Anggota KOMPAS-USU mempublikasikan salah satu kegiatan yaitu Ekspedisi Arung Jeram Batang Toru II 2006. Setelah sukses dalm kegiatan Ekspedisi Arung Jeram Batang Toru I pada tahun 2002 maka tim KOMPAS-USU kembali mengeksplor Sungai Batang Toru yang ada di Tapanuli Utara. Dimana kegiatan ini tim KOMPAS-USU disertai oleh seorang kayaker yang berkewarganegaraan Jerman yang merupakan salah seorang pelopor pengarungan komersil di Sungai Asahan.

Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan besar yang terealisasi dari program kerja pengurus KOMPAS-USU. Selain mengeluarkan biaya yang tidak sedikit kegiatan ini juga merupakan olah raga yang menguji nyali sebab jika terjadi kesalahan dapat membahayakan nyawa para pengarung. Oleh karena itu dibutuhkan keahlian yang khusus serta latihan yang keras.

Kegiatan-kegitan yang diadakan KOMPAS-USU sering sekali dimanfaatkan anggota KOMPAS-USU untuk dipublikasikan baik di media cetak maupun di media elektronik.

Berdasarkan hal di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti sejauh manakah motivasi konsumsi berita petualangan di buletin EAN pada kalangan anggota KOMPAS USU.


(16)

I.2 PERUMUSAN MASALAH

“Sejauhmanakah motivasi konsumsi berita petualangan di buletin EAN terhadap tingkat kepuasan pada kalangan anggota KOMPAS-USU?”

I.3 PEMBATASAN MASALAH

1. Objek penelitian ini adalah anggota KOMPAS-USU angkatan XXI, XXII,

XXIII

2. Objek penelitan adalah anggota KOMPAS-USU yang pernah membaca

buletin EAN.

3. Penelitian akan dilakukan pada bulan September - Oktober 2007.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.4.1 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi konsumsi berita petualangan

di buletin EAN terhadap tingkat kepuasan pada kalangan anggota KOMPAS USU.

2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan khalayak dalam memenuhi kebutuhan

kognitif anggota KOMPAS USU setelah membaca buletin EAN.

I.4.2MANFAAT PENELITIAN

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan

tentang pendekatan Uses and Gratification terutama dalam hal konsumsi


(17)

2.Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU dalam menambah dan memperkaya bahan penelitian serta referensi bahan bacaan.

3.Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi sumbangan

pikiran dan kontribusi kepada media khususnya pada buletin EAN dalam menyajkan berita yang memenuhi kebutuhan informasi.

I.5. Kerangka Teori

Kerlinger menyatakan teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Menurut Singarimbun, teori mempunyai peranan yang besar dalam riset, karena teori mengandung tiga hal: pertama, teori adalah serangkaian preposisi antar konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan antar konsep. Ketiga, teori menerangkan hubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya. (Kriyantono, 2006:45)

Adapun teori-teori yang dianggap relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah:

I.5.1 Teori Uses And Gratification

Teori uses and gratification digambarkan sebagai a dramatic break with

effect tradition of the past, suatu loncatan dramatis dari teori jarum hipodermik. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayak, tetapi


(18)

ia tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya (Rakhmat, 2004:65).

Studi ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk

mendapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Sebagian besar

prilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan individu. Model ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan uses and gratification memusatkan perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan (Ardianto, 2004:70).

Menurut teori ini konsumen media memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhan informasi khalayak, serta bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu sendiri. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media berlaku untuk semua jenis media baik media cetak maupun elektronik.

Katz, Blumler, dan Michael Gurevitch mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis sosial, yang menimbulkan harapan-harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber yang lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali juga termasuk yang tidak kita inginkan (Kriyantono, 2006:204). Mereka mengutip dua peneliti Swedia yang pada tahun 1968 mengusulkan suatu “model manfaat dan


(19)

• Audien dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media massa diasumsikan berorientasi pada sasaran.

• Dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara

gratifikasi kebutuhan dan pilihan media yang terletak pada audien.

• Media bersaing dengan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan yanga

lain.

I.5.2 Motif Penggunaan Media

Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda-beda dalam melakukan sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku dalam prilaku penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan (Ardianto, 2004:81).

Motivasi tersebut menimbulkan adanya motif. Motivasi adalah pernyataan dari dalam berupa gerakan yang sering muncul sebelum melakukan tingkah laku, hubungan antara motivasi dan tingkah laku berdekatan. Seseorang dapat bertingkah laku dan seseorang dapat termotivasi untuk bertingkah laku.

Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) seseorang senang terhadap sesuatu, apabila ia dapat mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan


(20)

kegiatan itu, dan (2) apabila orang merasa yakin mampu menghadapi tantangn maka biasanya orang terdorong melakukan kegiatan tersebut (Hamzah, 2007:8).

David Mc Clelland berpendapat bahwa: A motive is the redintegration by

acue of a change in an affective situation, yang berarti motif merupakan implikasi

dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari (redintegration) dengan ditandai

suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber utama munculnya motif adalah dari rangsangan (stimulasi) perbedaan situasi sekarang dengan situasi yang sekarang, sehingga tanda perubahan tersebut tampak pada adanya perbedaan afektif saat munculnya motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Motivasi dalam pengertian tersebut memiliki dua aspek yaitu adanya dorongan dalam dan luar untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaan pada keadaan yang diharapkan, dan usaha untuk mencapai tujuan (Hamzah, 2007:9)

Atau dapat pula disimpulkan motif adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan (2) adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, (3) adanya harapan dan cita-cita, (4) penghargaan dan penghormatan atas diri, (5) adanya lingkungan yang baik, dan (6) adanya kegiatan yang menarik (Hamzah, 2007:10)

I.5.3 Berita

Informasi yang mengandung nilai berita daan diolah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada pada ilmu jurnalistik dan telah disajikan kepada khalayak melalui media massa periodik baik media cetak maupun elektronik dapat dikatakan berita.


(21)

Begitu banyak defenisi berita atau “news” yang dapat diketahui dari berbagai literatur, yang satu sama lain berbeda disebabkan sudut pandang yang berbeda.

Dari puluhan bahkan ratusan, defenisi berita yang dapat dibaca dalam berbagai buku atau berkala, defenisi yang dikemukakan oleh Prof.Mitchel V.

Charnley dalam bukunya “Reporting” dapat dinilai sebagai paling kena, yang

berbunyi: “news is the timely report of facts or opinion of either interst ot

importance, or both, to a considerable number of people” (berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk) (Effendy, 2003:131).

I.5.4 Kepuasan

Kepuasan berasal dari kata “puas”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) puas dapat diartikan sebagai perasaan senang karena hasrat hatinya sudah terpenuhi. Sedangkan kepuasan merupakan prihal yang bersifat puas. Menurut Supranto (1980) yang mengutip pendapat Oliver mengatakan kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakannya. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kepuasan lebih benyak didefenisikan dari perspektif pengalaman khalayak setelah mengkonsumsi atau menggunakan media, seperti yang dikemukakan Oliver “Kepuasan adalah hasil dari penilaian khalayak bahwa media telah memberikan tingkat kepuasan, kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang”. Kepuasan merupakan persepsi terhadap informasi yang telah memenuhi harapannya. Karena itu khalayak tidak akan puas


(22)

apabila khalayak mempunyai persepsi bahwa harapannya belum terpenuhi, khalayak akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang diharapkan.

Kepuasan khalayak terhadap suatu media tergantung dari kualitas atau isi dari media tersebut. Khalayak akan merasa puas terhadap media cetak jika dapat memenuhi kebutuhannya. Kualitas media tersebut baik jika khalayak paham, mengerti akan pesan yang disampaikan. Pemahaman itu dapat muncul dari penyampaian pesan baik berupa informasi yang jelas dan didukung dengan gambar, serta tata letak yang baik.

Untuk itu kualitas isi media sangat penting peranannya dalam memberikan kepuasan bagi khalayak, sehingga khalayak akan terus membaca media tersebut.

Dalam literatur tentang manfaat dan kepuasan ada beberapa cara mengklasifikasikan kebutuhan dan kepuasan khakayak. Schramm, Lyle, dan Parker (1961) mengatakan soal gratifikasi langsung dan gratifikasi terabai sedangkan Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) memandang media massa sebagai suatu alat yang digunakan oleh individu-individu untuk berhubungan (atau memutuskan hubungan) dengan yang lain. Para peneliti tersebut membuat daftar 35 kebutuhan yang diambil “(sebagian besar spekulatif) dari literatur tentang fungsi-fungsi sosial dan psikologis media massa” kemudian menggolongkannya kedalam lima kategori (Werner, 2005:357):

1. Kebutuhan kognitif

Memperoleh informasi pengetahuan dan pemahaman.

2. Kebutuhan afektif


(23)

3. Kebutuhan integratif personal

Memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas dan status.

4. Kebutuhan integratif sosial

Mempererat hubungan dengan keluarga, teman, dan sebagainya.

5. Kebutuhan pelepasan ketegangan

Pelarian dan pengalihan.

I.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam mempertahankan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan kerangka konsep akan menuntun peneliti dalam merumuskan hipotesis (Nawawi, 1995:40). Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis, yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat dilalui secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (X)

Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain (Nawawi, 1995:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi konsumsi berita petualangan di buletin EAN.

2. Variable Terikat (Y)

Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena


(24)

variabel lain (Nawawi, 1995:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan.

3. Variabel Antara (Z)

adalah variabel yang berada diantara variabel bebas dan terikat, berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan terikat tersebut. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

I.7 Model Teoritis

Berdasarkan variabel-variabel yang telah ditetapkan, bila dikaitkan dengan variabel lainnya maka akan terbentuk model teoritis sebagai berikut:

Variabel antara (Z) Karakteristik responden

Variabel bebas (X) Variabel terikat (Y)

Motivasi konsumsi berita Tingkat kepuasan

petualangan di buletin ean anggota KOMPAS-USU

I.8 VARIABEL OPERASIONAL

Variabel operasional berfungsi untuk memudahkan kerangka konsep dalam penelitian. Maka berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dibuat variabel operasional yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian


(25)

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X)

Motivasi Konsumsi Berita Petualangan Di Buletin EAN:

Indikator motivasi:

- Keinginan untuk melakukan kegiatan

alam bebas

-Dorongan dan kebutuhan

-Harapan dan cita-cita

-Penghormatan dan penghargaan atas

diri

-Lingkungan yang baik

-Kegiatan yang menarik

Variabel Terikat(Y)

Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Berdasarkan kategori kebutuhan:

-Kognitif

-Afektif

-Integrasi personal

-Integratif sosial

-Pelepasan ketegangan

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden

- Jenis Kelamin

- Angkatan di KOMPAS-USU

- Fakultas

I.9 DEFENISI OPERASIONAL

Defenisi operasional merupakan penjabatan lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah sebuah petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah


(26)

yang sangat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1996:46).

Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (X)

- Keinginan untuk melakukan kegiatan

Yaitu hasrat untuk melakukan kegiatan alam bebas seperti naik gunung

(mountainaring), panjat tebing (climbing), arung jeram (rafting), susur gua

(caving), konservasi alam (conservation). - Dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan

Yaitu munculnya suatu dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan alam bebas.

- Harapan dan cita-cita

Yaitu adanya harapan dan cita-cita yang muncul sehingga berusaha untuk merealisasikan harapan tersebut.

- Penghargaan dan penghormatan atas diri

Yaitu percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain. Dalam kaitannya dengan kegiatan alam bebas, hal itu berarti melakukan kegiatan yang dapat diakui dan memiliki manfaat, menyediakan sesuatu yang dapat dicapai, serta pengakuan umum dan kehormatan di dunia luar.

- Lingkungan yang baik

Yaitu adanya lingkungan yang baik sehingga memungkinkan seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan kegiatan.


(27)

- Kegiatan menarik

Yaitu terdapat kegiatan yang menarik mengenai kegiatan alam bebas

seperti naik gunung (mountainaring), panjat tebing (climbing), arung

jeram (rafting), susur gua (caving), konservasi alam (conservation).

2. Variabel Terikat (Y)

Kepuasan

a. Kebutuhan kognitif

- Menambah informasi lingkungan dan kegiatan petualangan

Yaitu menambah berita tentang kegiatan lingkungan petualangan yang terjadi.

- Keinginan menguasai lingkungan dan kepetualangan

Yaitu kemauan untuk memecahkan masalah lingkungan dan kepetualangan dengan mencari solusi dari buletin.

b. Kebutuhan afektif

- Menyenangi atau menyukai lingkungan dan petualangan

Yaitu senang, puas dengan pemecahan persoalan yang ada di buletin.

- Memperkuat pengalaman tentang lingkungan dan petualangan

Yaitu memperkuat pengetahuan serta pengalaman yang sudah ada yang sudah didapatkan.

c. Kebutuhan integratif personal

Hasrat akan harga diri

Yaitu keinginan yang kuat akan kehormatan, terdiri dari:


(28)

Yaitu penguatan, yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu yang dapat memenuhi harapannya.

- Status

Yaitu keadaan atau kedudukan orang, badan dan sebagainya dalam hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya.

d. Kebutuhan Integrasi Sosial

- Menentukan afiliasi

Yaitu menjalin pertalian dengan kelompok pencinta alam.

e. Kebutuhan pelepasan ketegangan

Yaitu melepaskan hal, emosi, keadaan yang tegang dari luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat.

3. Variabel Antara (Karakteristik Responden)

- Jenis Kelamin: Dilihat dari jenis kelamin pria atau wanita.

- Angkatan di USU: Dilihat dari angkatan masuk di

KOMPAS-USU, yakni angkatam XXI, XXII, XXIII.

- Fakultas: Dilihat dari jumlah fakultas yang ada di USU, yakni ada sebelas

fakultas yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Teknik, Fakultas Psikologi, Fakultas Sastra, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Parmasi.


(29)

I.10 HIPOTESIS

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus di uji kebenarannya secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang kebenarannya akan diuji berdasarkan data yang akan dikumpulkan (Soehartono, 2004:26)

Adapun Hipotesa dalam penelitian adalah:

H0 : Tidak terdapat hubungan antara Motivasi Konsumsi Berita Petualangan

di Buletin EAN dengan Tingkat Kepuasan Anggota KOMPAS-USU.

Ha : Terdapat hubungan antara Motivasi Konsumsi Berita Petualangan di

Buletin EAN dengan Tingkat Kepuasan Anggota KOMPAS-USU.


(30)

BAB II

URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti

“sama” (dalam bahasa Inggris: common). Kemudian komunikasi dapat dianggap

sebagai proses penciptaan suatu kesamaan (communes) atau suatu kesatuan

pemikiran antara pengirim dengan penerima. Kunci utama dari defenisi ini adalah diperlukan kesamaan pemikiran yang dikembangkan antara pengirim dan penerima jika diharapkan terjadi komunikasi. Kesamaan pemikiran ini membutuhkan adanya hubungan saling terbagi antara pengirim dan penerima.

Pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, berupa pikiran atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang atau kelompok lain dengan menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak (Effendy, 1993:9).

Sementara menurut Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Dapat disimpulkan komunikasi dalam prosesnya meliputi beberapa unsur yaitu: adanya komunikator (penyampaian pesan), pesan itu sendiri, saluran (saluran penyampaian pesan), komunikan (penerima pesan), dan diikuti oleh efek (reaksi komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Komunikasi memerlukan proses. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yaitu secara primer dan secara sekunder.


(31)

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan gagasan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, gerak tubuh dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.

b. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah peoses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yng relatif jauh dan jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, buletin, radio, televisi, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

Terkait dengan penelitian ini, yang menjadi komunikator adalah pers media cetak yaitu buletin EAN, pesan yang disampaikan adalah berita petualangan, saluran atau sarana pesan adalah media cetak yaitu buletin EAN, komunikan adalah anggota KOMPAS – USU angkatan XXI, XXII, XXIII, dan efek adalah umpan balik yang diberikan oleh anggota KOMPAS – USU angkatan XXI, XXII, XXIII.


(32)

II.2 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu, atau mengubah sikap, pendapat, atau prilaku baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media (Effendy, 1995:5). Namun Wilson menyatakan komunikasi massa tidak lain adalah proses perbanyakan pesan dengan menggunakan saluran atau media pembagi yang dikenal dengan media massa yaitu buku, pamflet, majalah, surat kabar, radio. Televisi, film, telepon, dan lain-lain (Liliweri, 1991:8). Sedangkan menurut Vivian (1997:368) pada bukunya yang berjudul “The media of Mass Communication” menyatakan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh komunikator untuk menyampaikan pesannya kepada khalayak dalam jumlah yang banyak, dengan menggunakan media massa dengan tujuan untuk memberikan informasi, menghibur, dan mempengaruhi khalayak.

Dari beberapa defenisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi massa dilakukan dengan menggunakan media, hal ini memungkinkan proses komunikasi tersebut dapat menjangkau khalayak dalam jumlah yang banyak dan luas. Media massa yang dimaksudkan disini adalah media massa modern yang meliputi media cetak seperti surat kabar yang mempunyai sirkulsi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.

Sejalan dengan perkembangan pemikiran manusia dan teknologi yang semakin canggih, maka manusia memerlukan suatu bentuk komunikasi yang


(33)

Komunikasi ini dapat berlangsung dengan atau tanpa media. Komunikasi dengan menggunakan media yang ditujukan kepada khalayak disebut komunikasi massa.

Sekarang ini sangat sedikit sekali anggota masyarakat modern yang tidak diterpa komunikasi massa. Untuk negara Indonesia misalnya dimana golongan masyarakat kota sebagian besar dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang cukup mendapat terpaan komunikasi. Orang-orang yang menggunakan media massa tertentu biasanya menggunakan media massa lainnya. Hal ini mengandung pengertian bahwa orang cenderung mengatur penggunaan mereka akan media yang sangat banyak jum lah dan jenisnya.

II.2.1 Ciri-ciri komunikasi massa

Agar komunikasi massa mencapai kesuksesan, kita perlu mengetahui sedikit banyak ciri-ciri komunikasi massa yang meliputi sifat-sifat unsur yang dicakupnya. Kita mulai dengan sasarannya sendiri yaitu komunikan.

a. Sifat Komunikan

Komunikasi massa ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya relatif besar, heterogen dan anonim.

Mengenai perkataan jumlah besar bisa mengundang berbagai pendapat. Sampai dimana besarnya jumlah komunikan yang menjadi sasaran komunikasi? Secara ekstern dapat diambil contoh sebagai berikut: orang-orang yang tengah mengikuti ceramah jumlahnya puluhan saja, jumlahnya kecil. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang jumlahnya ribuan yang sedang mendengarkan pidato politik di sebuah lapangan? Apakah itu termasuk jumlah besar atau kecil? Jelas ini menimbulkan berbagai pendapat. Tetapi bagaimanapun juga, komunikan sebagai sasaran komunikasi melalui media massa, meskipun tidak tampak oleh


(34)

komunikator yang menyampaikan pesan, lebih besar jumlahnya daripada khalayak di sebuah lapangan ketika mereka sedang mendengarkan pidato poliltik. Ciri khas dari komunikan dari komunikasi massa adalah bahwa jumlah yang besar itu hanya dalam waktu periode waktu yang singkat saja.

Yang kedua ialah komuniksi massa sifatnya heterogen. Mereka bukan saja berada pada tempat yang berbeda dan terpencar-pencar letaknya, tetapi juga berbeda satu sama lain dalam hal umur, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, agama, suku bangsa dan lain sebagainya. Tetapi dalam hal heterogenitasnya itu terdapat pengelompokan komunikan yang mempunyai minat yang sama terhadap suatu pesan diantara sekian banyak pesan yang disebarkan oleh media massa itu. Dengan kata lain, komunikan dalam komunikasi massa sejumlah orang yang telah disatukan oleh suatu minat yang sama dan terbuka bagi tujuan pengaktifan tujuan yang sama.

Sifat komunikan komunikasi massa yang ketiga adalah anonim. Komunikator tidak mengenal mereka. Ini berbeda dengan komunikan dalam suatu komunikasi kelompok seperti ceramah. Dalam komunikasi massa, komunikator bukan hanya tidak mengenal komunikan, tetapi tidak tahu apakah pesan yang disampaikan menarik perhatian atau tidak, mengikuti terus atau tidak.

b. Sifat Media Massa

Sifat media massa adalah serempak, cepat. Yang dimaksud keserempakan

(simultaneity) disini ialah keserempakan kontak antara komunikator dengan

komunikan yang demikian besar jumlahnya. Pada saat yang sama media massa dapat membuat khalayak secara serempak menaruh perhatian kepada pesan yang


(35)

Selain itu sifat dari media massa adalah cepat (rapid), dalam arti kata memungkinkan pesan yang disampaikan kepada banyak orang dalam waktu yang cepat. Dapat dibayangkan betapa lamanya andaikan sebuah pesan disampaikan kepada ratusan ribu atau jutaan orang tanpa melalui media massa.

c. Sifat Pesan

Sifat pesan melalui media massa adalah umum (public). Media massa

adalah sarana untuk menyampaikan pesan kepada khalayak, bukan untuk sekelompok orang tertentu. Karena pesan komunikasi melalui media massa sifatnya umum, maka lingkungannya menjadi universal, mengenai segala hal, dan dari berbagai hal tempat di seluruh jagad. Sifat lain dari pesan melalui media

massa adalah sejenak (transient), hanya untuk sajian seketika.

d. Sifat Komunikator

Karena media massa adalah melembaga atau organisasi, maka komunikator pada komunikasi massa, seperti wartawan, sutradara, penyiar radio, atau penyiar televisi, adalah komunikator terlembagakan. Media massa merupakan organisasi yang rumit. Pesan-pesan yang sampai kepada khalayak adalah hasil kerja kolektif. Karena itu berhasil atau tidaknya komunikasi massa ditentukan oleh berbagai faktor yang terdapat dalam organisasi media massa.

e. Sifat Efek

Efek komunikasi massa yang timbul pada komunikan bergantung kepada tujuan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator, dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek komunikasi diklasifikasikan sebagai efek kognitif


(36)

(cognitive effect), efek afektif (affective effect}, dan efek konatif yang disebut efek

behavioral ( behavioral effect).

Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. Contoh pesan komunikasi melalui media massa yang menimbulkan efek kognitif antara lain berita, tajuk rencana, artikel, acara penerangan, acara pendidikan, dan sebagainya.

Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat terpaan media massa itu bisa bermacam-macam, sehingga tertawa terbahak-bahak, sedih sehingga mencucurkan air mata, takut sampai merinding, dan lain-lain perasaan yang hanya bergejolak dalam hati, misalnya: Perasaan marah, benci, kesal, kecewa, penasaran, sayang, gemas, sinis, kecut dan sebagainya.

Efek konatif bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk prilaku, maka sebagaimana disinggung di atas efek konatif sering disebut juga efek behavioral.

Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan atau efek afektif. Dengan perkataan lain, timbulnya efek konatif setelah muncul efek kognitif dan atau afektif (Effendy, 2003:318 – 319).


(37)

II.2.2 Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi massal (human

communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat

mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi.

Dr. Harold D. Laswell (dalam Wahyudi, 1983:43) melihat tiga fungsi utama dari media massa yaitu:

1. The Surveillance Of The Environment

Pengamatan terhadap lingkungan penyingkapan ancaman dan kesempatan mempengaruhi nilai masyarakat dan sebagai bagian unsur di dalamnya.

2. The correlation of the components of society in making a response to the

environment.

Menekankan pada seleksi, evaluasi, dan interpretasi dari media massa. Peranan media massa adalah melakukan seleksi mengenai apa yang perlu dan apa yang tidak perlu disiarkan.

3. The transmission of the social intheitance one generation to next

generation

Sebagai sarana untuk memindahkan nilai budaya dan warisan dari generasi ke generasi.


(38)

II.3 Teori Uses and Gratification

Teori uses and gratification lebih menekankan pada pendekatan manusiawi di dalam melihat media. Artinya, manusia punya otonomi wewenang untuk memperlakukan media (Nurudin, 2004:181). Blumer dan Katz percaya bahwa tidak ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Mereka percaya bahwa banyak alasan khalayak untuk menggunakan media.

Katz, Blumler, dan Michael Gurevitch mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis sosial, yang menimbulkan harapan-harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber yang lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali juga termasuk yang tidak kita inginkan (Kriyantono, 2006:204). Mereka mengutip dua peneliti Swedia yang pada tahun 1968 mengusulkan suatu “model manfaat dan gratifikasi” yang mencakup unsur-unsur:

• Audien dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media

massa diasumsikan berorientasi pada sasaran.

• Dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara

gratifikasi kebutuhan dan pilihan media yang terletak pada audien.

• Media bersaing dengan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan yang

lain.

Khalayak cenderung melakukan seleksi terhadap media guna memenuhi kepuasan yang ada dalam dirinya. Seleksi yang dilakukan media terhadap khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media berlaku untuk


(39)

Media massa yang ada saling bersaing untuk memberikan kepuasan terbaik bagi para penggunanya. Mereka saling berkompetisi dengan sumber informasi lainnya dalam memberi kepuasan kepada khlayak.

Katz menggambarkan sejumlah logika yang mendasari penelitian uses and gratification sebagai berikut: (1) kondisi sosial psikologis seseorang menyebabkan adanya (2) kebutuhan yang menciptakan (3) harapan-harapan terhadap (4) media massa dan sumber-sumber lain yang membawa kepada (5) penggunaan pola media yang akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya.

Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan

media oleh seseorang (uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratification).

Gratifikasi yang sifatnya umum anatara lain pelarian dari rasa khawatir, rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi dan kontak sosial.

Khalayak aktif memilih media, karena masing-masing orang berbeda tingkat pemanfaatan medianya. Buletin EAN termasuk media yang banyak diminati bagi para khalayak yang mencari kepuasan dalam perolehan informasi dan berita petualangan.

Keaktifan khalayak terlihat jelas dalam pemilihan media yang digunakan, dimana khalayak akan mengontrol apa yang mereka dengarkan, saksikan dan baca. Khalayak bebas dalam mengontrol media yang digunakan. Pengontrolan disesuiakan dengan kebutukan dan motif.


(40)

II.3.1 Sejarah dan Perkembangan Teori Uses And Gratification

Pada munculnya media massa, masyarakat umum berpendapat bahwa khalayak korban dari kekuatan media, meskipun teori ini berkuasa dalam cara berpikir tentang efek media, ilmu dan penelitian sosial tidak dapat mengkonfirmasikan bahwa semua pandangan adalah media yang berkuasa. Pandangan masyarakat yang berhubungan dengan media lalu digantikan oleh teori

“Limited Effect” yang menyebutkan efek perorangan anggota khalayak dan

kehidupan sosial meminimalkan efek media. Di dalam pandangan individu yang berbeda, kekuatan media dibentuk oleh beberapa faktor perorangan seperti tingkat intelegensi dan penghargaan diri. Model kategori sosial memandang kekuatan media dibatasi oleh organisasi khalayak dan keanggotaan kelompok. Anggota khlayak menggunakannya di dalam seleksi terpaan media. Namun, perspektif tetap memandang khlayak pasif.

Herbert Blumer dan Elihu Kartz adalah orang yang pertama memperkenalkan teori ini. Teori kegunaan dan kepuasan ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses Of Mass Communication : Current Perspective On Gratification Research. Teori uses and gratification milik Blumer dan Kartz ini mengatakan bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, penggunaan media itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Penggunaan media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Teori uses and


(41)

diperkenalkan awal tahun 1940-an oleh ilmuwan Herta Herzog (1942) dan Paul Lazarsfild (1944) ketika mereka mempelajari para pendengar radio, dan itu adalah

awal reaksi terhadap teori “magic bullet”. Penelitian uses and gratification

menegaskan khalayak media aktif, menghancurkan ketentuan paradigma efek media yang dominan pada akhir 1950-an, tidak lagi berkata “apa yang dilakukan

media terhadap khalayak (what the media do to people) tetapi apa yang dilakukan

khlayak terhadap media (what people do to media).”pendekatan uses and

gratification sebenarnya juga tidak baru di awal dekade 1940-an dan 1950-an para pakar melakukan penelitian mengapa khalayak terlibat dalam berbagai jenis prilaku komunikasi. Penelitian yang sistematik dalam rangka membina teori uses and gratification telah dilakukan pada dekade 1960-an dan 1970-an, bukan saja di Amerika, tetapi juga di Inggris, Finlandia, Swedia, Jepang dan negara-negara lain. Uses and gratification melihat cara individu menggunakan komunikasi massa untuk memuaskan kebutuha mereka. Apakah individu berfantasi, mencari pelarian dari kehidupan mereka sehari-hari atau apakah mereka melihat kenyataan, menggunakan siapa yang menggunakan media, seberapa banyak individu yang mengkonsumsi, jenis media apa yang mereka gunakan dan kapan mereka menggunakannya. Uses and gratification dapat dilihat sebagai bagian dari suatu kecenderungan lebih luas diantara peneliti media yang lebih terkait dengan apa yang dilakukan khalayak terhadap media, mempertimbangkan berbagai pendapat dan penafsiran. Bagaimanapun berbagai komentator sudah berargumentsi bahwa kepuasan dapat juga dilihat seperti efek untuk menghasilkan tanggapan yang sama diantara kebanyakan penonton. Uses and gratification digambarkan oleh para ahli


(42)

loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayak tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya (Rakhmat, 2004:65). Blumer dan Katz mengatakan bahwa pengguna media memiliki peran aktif dalam memilih dan menggunakan media. Khalayak berperan aktif dalam proses komunikasi dan tujuan lebih berorientasi pada penggunaan media. Teori ini mengatakan bahwa khalayak mencari media yang dapat memenuhi kebutuhannya dan khalayak juga memiliki beberapa alternatif media untuk memuaskan kebutuhan mereka. Uses and gratification manganggap tata nilai, minat, hubungan sosial, dan peranan sosial merupakan unsur yang mempengaruhi khalayak agar mereka menerima apa yang mereka lihat dan mereka dengar secara selektif. Dengan demikian, penyebab penggunaan media terletak dalam lingkungan sosial atau psikologis yang dirasakan sebagai masalah dan media digunakan untuk menanggulangi masalah itu (pemenuhan kebutuhan). Apabila penggunaan media hampir seluruhnya tidak selektif, maka ia tidak menyandang arti yang dikaitkan pemakai dan dalam kadar apapun yang signifikan tidak dapat dianggap sebagai alat pemecah masalah (Mc Quail, 1994:217).

Menurut Schramm dan Robert seperti yang dikutip Tubbs dalam bukunya “human communication” (1996:209), seorang khalayak yang sangat aktif akan mencari apa yang mereka inginkan, menolak lebih banyak isi media daripada menerimanya, berinteraksi dengan anggota kelompok yang mereka masuki, serta sering menguji media massa dengan membicarakannya dengan orang-orang lalin


(43)

Keaktifan khalayak paling jelas terlihat dalam pemilihan media yang digunakan, dimana khalayak akan mengontrol apa yang mereka dengarkan, saksikan dan baca. Khalayak tentu saja menonton acara yang mereka sukai dan yang menyediakan kebutuhan informasi yang diinginkannya. Dengan kata lain khalayak bebas dalam mengontrol media yang digunakannya.

Khalayak memang memiliki kemampuan untuk mengontrol media secara langsung guna memenuhinya. Namun, tak selamanya media mampu memenuhinya, sehingga tak tertutup kemungkinan mereka menggunakan cara lain di luar media.

Implementasi teori uses and gratification dalam motivasi konsumsi berita petualangan di buletin EAN dan tingkat kepuasan pada anggota KOMPAS-USU, dapat dilihat dari kemampuan buletin ini memberikan informasi khususnya mengenai kepetualangan. Karena teori ini menganggap khalayak aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya, dimana khalayak

menggunakan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification).

Khalayak bebas menggunakan media dan bebas memilih media yang mampu memuaskan kebutuhan informasi yang disesuiakan dengan kebutuhan dan motif.

Dalam penelitian ini kebutuhan yang diinginkan oleh khalayak adalah informasi mengenai kepetualangan yang didapat melalui buletin EAN. Buletin ini memberikan informasi petualangan yang dilakukan oleh berbagai komunitas tertentu dan juga buletin ini memberi wadah kepada khalayak untuk menuangkan pengalamannya di buletin ini, sehingga tulisannya akan dipublikasikan pada edisi berikutnya.


(44)

Karena kebutuhan yang mereka inginkan didapat dari acara ini, maka mereka mempunyai motivasi untuk mengkonsumsi berita petualangan untuk mendapatkan informasi petualangan yang sedang atau yang telah berlangsung dalam dua bulan.

II.3.2 Kelebihan dan kritikan terhadap teori Uses and Gratification

Sebagai sebuah teori, uses and gratification memiliki kelebihan. Menurut

E. Rossi, seperti yang dikutip dari

ca/spch100/1-4uses.htm (5 Mei 2007), kelebihan uses and grafication menekankan pada keaktifan khalayak sebagai pengguna media. Dengan demikian dapat diketahui media atau tayangan mana yang disukai khalayak dan media mana yang tidak disukai khalayak.

Kritikan terhadap teori uses and gratification oleh David Morley, seperti

yang dikutip dari

April 2006):

1. Orang tidak bisa menjelaskan secara pasti mengapa mereka memilih media

tersebut, karena pada awalnya seleksi yang dilakukan tidak terlalu kuat.

2. Teori uses and gratification terlalu membesar-besarkan paham kepuasan,

terlalu individualistik dan psikologistik sehingga mengabaikan konteks sosial budaya.

3. Disamping perbedaan interpretasi individu, perbedaan sosial ekonomi

khalayak juga sangat berpengaruh pada pemiliha media.

4. Teori Uses and Gratification terlalu mengagungkan keaktifan khalayak


(45)

5. Teori ini mengabaikan wawancara dan lebih menekankan pada penggunaan kuesioner dalam penelitian. Sebenarnya dalam kesempatan tertentu wawancara sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang sempurna.

II.4 Motif Penggunaan Media

Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda-beda dalam melakukan sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku dalam prilaku penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan (Ardianto, 2004:81).

Motivasi tersebut menimbulkan adanya motif. Motivasi adalah pernyataan dari dalam berupa gerakan yang sering muncul sebelum melakukan tingkah laku, hubungan antara motivasi dan tingkah laku berdekatan. Seseorang dapat bertingkah laku dan seseorang dapat termotivasi untuk bertingkah laku.

Para individu bertindak karena adanya sejumlah kekuatan yang mendorong yang ada dalam diri mereka sendiri, yang diwakili oleh istilah-istilah misalnya (Winardi, 2001:6):

- Keinginan-keinginan (wants)


(46)

- Perasaan takut (fears)

Ada orang yang menginginkan lebih banyak kekuasaan, adapula orang yang menginginkan ekspresi diri, sedangkan orang ketiga mungkin takut

dikucilkan oleh masyarakat (social ostracism), atau kehilangan kedudukan yang

mapan. Terlepas dari kebutuhan atau perasaan takut yang dirasakan, dibelakang setiap tindakan manusia yang dilaksanakan dengan tujuan tertentu senantiasa

terdapat keinginan tertentu (some desire), baik yang disadari maupun yang tidak

disadari yang menyebabkan orang yang bersangkutan bertindak atau melakukan sesuatu tindakan (Winardi, 2001:7)

Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) seseorang senang terhadap sesuatu, apabila ia dapat mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan kegiatan itu, dan (2) apabila orang merasa yakin mampu menghadapi tantangn maka biasanya orang terdorong melakukan kegiatan tersebut (Hamzah, 2007:8).

David Mc Clelland berpendapat bahwa: A motive is the redintegration by

acue of a change in an affective situation, yang berarti motif merupakan implikasi

dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari (redintegration) dengan ditandai

suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber utama munculnya motif adalah dari rangsangan (stimulasi) perbedaan situasi sekarang dengan situasi yang diharapkan, sehingga tanda perubahan tersebut tampak pada adanya perbedaan afektif saat munculnya motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Motivasi dalam pengertian tersebut memiliki dua aspek yaitu adanya dorongan dalam dan luar untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaan pada keadaan


(47)

Atau dapat pula disimpulkan motif adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan, (2) adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, (3) adanya harapan dan cita-cita, (4) penghargaan dan penghormatan atas diri, (5) adanya lingkungan yang baik, dan (6) adanya kegiatan yang menarik (Hamzah, 2007:10)

Semua tingkah manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Gerungan menjelaskan, dalam mempelajari tingkah laku manusia pada umumnya, kita harus mengetahui apa yang dilakukannya, begaimana ia melakukan dan

mengapa ia melakukan itu, dengan kata lain sebaik-baiknya mengetahui know

what, know how, dan know why. Dalam hal ini, persoalan know why adalah berkenaan dengan pemahaman motif-motif manusia dalam perbuatannya, karena motif memberi tujuan dan arah pada tingkah laku manusia. Perbuatan dan tingkah laku manusia tentu sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya (Ardianto, 2004:87)

Seperti kita ketahui keinginan dan kebutuhan masing-masing individu berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga motif juga berbeda-beda. Motif seseorang bisa bersifat tunggal bisa juga bergabung. Misalnya, motif seseorang menonton acara “Seputar Indonesia” yang disiarkan di televisi adalah untuk memperoleh informasi (motif tunggal), tapi mungkin bagi seseorang lainnya adalah untuk memperoleh informasi, sekaligus juga sebagai pengisi waktu luang (motif bergabung). Hal ini berlaku pula pada orang-orang yang yang membaca media cetak, surat kabar atau majalah. Bagi seseorang yang


(48)

khusus menyediakan waktu untuk membaca surat kabar akan memiliki motif yang berbeda dengan seorang lainnya yang membaca surat kabar atau majalah di ruang tunggu dokter.

Melihat berbagai motif yang berbeda antara orang perorang, maka intensitas tanggapan seseorang terhadap pesan komunikasipun berbeda sesuai denngan jenis motifnya. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motifasi seseorang, semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya.

Orang-orang akan selalu membutuhkan media dengan selalu memberikan perhatian terhadap media yang dapat memuaskan kebutuhannya. Oleh karena itu seseorang tidak dapat menghindari media, karena media tersebut dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan khalayaknya. Maka dari setiap orang menggunakan media secara berbeda-beda tergantung usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status sosial, ekonomi.

II.5 Berita

Informasi yang mengandung nilai berita dan diolah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada pada ilmu jurnalistik dan telah disajikan kepada khalayak melalui media massa periodik baik media cetak maupun elektronik dapat dikatakan berita.

Begitu banyak defenisi berita atau “news” yang dapat diketahui dari

berbagai literatur, yang satu sama lain berbeda disebabkan sudut pandang yang berbeda.


(49)

Dari puluhan bahkan ratusan, defenisi berita yang dapat dibaca dalam berbagai buku atau berkala, defenisi yang dikemukakan oleh Prof.Mitchel V.

charnley dalam bukunya “Reporting” dapat dinilai sebagai paling kena, yang

berbunyi: “news is the timely report of facts or opinion of either interst ot

importance, or both, to a considerable number of people” (berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk) (Effendy, 2003:131).

Berita yang disajikan oleh buletin EAN merupakan berita petualangan yang berisikan informasi tentang dunia adventure. Dimana sebagian besar kegiatan alam bebas yang dilaksanakan oleh kelompok pencinta alam (KPA) dipublikasikan dalam buletin ini sehingga KPA yang ada diseluruh Indonesia mengetahui perkembangan KPA lain. Selain itu buletin juga menyajikan tips-tips khusus yang berguna dalam kegiatan alam bebas, serta informasi lain yang berhubungan dengan alam

II.6 Media Cetak

Media cetak pada saat sekarang ini sudah semakin banyak jenisnya. Hal ini dikarenakan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih sehingga kebutuhan yang diperlukan oleh individu pun menjadi semakin besar. Media cetak itu antara lain majalah, koran, buletin, buku, jurnal, komik, novel, dan lain sebagainya. Salah satu kekuatan media cetak antar lain dapat dibaca berulang-ulang sesuai waktu yang diinginkan.


(50)

II.6.1 Sejarah Media Cetak

Jurnalisme yang pertama kali tercatat adalah di masa kekaisaran Romawi kuno, ketika informasi harian dikirimkan dan dipasang di tempat-tempat publik untuk menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan isu negara dan berita lokal. Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai mengembangkan berbagai metode untuk mempublikasikan berita atau informasi.

Pada awalnya, publikasi informasi itu hanya diciptakan untuk kalangan terbatas, terutama para pejabat pemerintah. Baru pada sekira abad 17-18 surat kabar dan majalah untuk publik diterbitkan untuk pertama kalinya di wilayah Eropa Barat, Inggris, dan Amerika Serikat. Surat kabar pada umumnya sering mendapat tantangan dan sensor dari penguasa setempat. Iklim yang lebih baik untuk penerbitan surat kabar untuk generasi pertama ini baru muncul pada pertengahan abad 18, ketika beberapa negara, seperti Swedia dan AS, mengesahkan undang-undang kebebasan pers.

Industri surat kabar mulai menunjukkan geliatnya yang luar biasa ketika budaya membaca di masyarakat semakin meluas. Terlebih ketika memasuki masa Revolusi Industri, di mana industri surat kabar diuntungkan dengan adanya mesin cetak tenaga uap, yang bisa menggenjot oplah untuk memenuhi permintaan publik akan berita.

Seiring dengan semakin majunya bisnis berita, pada pertengahan 1800-an mulai berkembang organisasi kantor berita yang berfungsi mengumpulkan berbagai berita dan tulisan untuk didistribusikan ke berbagai penerbit surat kabar dan majalah.


(51)

Sebagai catatan, surat kabar generasi pertama di AS awalnya memang partisan, serta dengan mudah menyerang politisi dan presiden, tanpa pemberitaan yang objektif dan berimbang. Namun para wartawannya kemudian memiliki kesadaran bahwa berita yang mereka tulis untuk publik haruslah memiliki pertanggungjawaban sosial.

Kesadaran akan jurnalisme yang profesional mendorong para wartawan untuk membentuk organisasi profesi mereka sendiri. Organisasi profesi wartawan pertama kali didirikan di Inggris pada 1883, yang diikuti oleh wartawan di negara-negara lain pada masa berikutnya. Kursus-kursus jurnalisme pun mulai banyak diselenggarakan di berbagai universitas, yang kemudian melahirkan konsep-konsep seperti pemberitaan yang tidak bias dan dapat dipertanggungjawabkan, sebagai standar kualitas bagi jurnalisme professional (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/07/lapsus01.htm)

Media cetak memiliki berbagai macam jenis diantaranya adalah surat kabar, majalah, tabloid, buku, buletin, jurnal dan lain sebagainya. Jenis media cetak yang tidak periodikal yaitu novel, komik, text book. Sedangkan jenis media cetak yang periodik diantaranya tabloid, surat kabar, majalah, buletin, dan lain sebagainya.

Kekuatan dari media cetak ini khususnya media cetak periodik diantaranya tidak bersifat sekilas dan dapat diulang-ulang jika dibutuhkan.

Media cetak khususnya majalah dan buletin hampir memiliki karakteristik yang sama dimana memiliki periodisasi penerbitan.

II.6.2 Buletin

Buletin yang disebut sebagai salah satu media komunikasi, proses komunikasi sekunder, proses penyampaian panduan pikiran dan perasaan


(52)

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan suatu sarana sebagai media (Effendy, 2003:93).

Buletin yang berisikan pesan khusus kepada publik baik untuk intern maupun ekstern menurut Onong disebut dengan media umum. Media umum itu adalah media yang dipergunakan humas untuk menyampaikan beberapa pesan kepada publik, baik intern maupun ekstern dalam jumlah yang relatif banyak.

Jadi yang dimaksud dengan buletin adalah usaha penerbitan pers yang memiliki ruang lingkup terbatas baik periode waktu maupun penyebarannya.

Pada umumnya buletin diterbitkan oleh perusahaan besar, instansi ataupun organisasi kerja lain. Buletin tersebut dipergunakan untuk karyawan, pemegang saham atau instansi atau organisasi lain yang mempunyai hubungan kerja.

Buletin banyak dimanfaatkan oleh lembaga atau organisasi tertentu untuk menyampaikan visi dan misi lembaga kepada publiknya atau komunikasi yang berhubungan langsung dengan lembaga tersebut. Karena pengelolaannya dilakukan dengan tujuan sebagai media penyebar informasi dan hiburan saja, buletin berisi informasi yang ringan-ringan saja. Jarang sekali buletin dikelola secara professional oleh lembaga yang independendan disebarkan kepada khalayak yang lebih luas, seperti halnya surat kabar dan majalah. Kondisi ini membuat buletin terbatas pergerakannya dan hanya memuat info khusus pesanan lembaga yang menerbitkannya.

Buletin EAN termasuk buletin yang menyebarkan informasi ke khalayak luas, dengan distribusi 4000 eksemplar yang terdiri dari 1000 eksemplar gratis (via pos) ke kelompok atau organisasi umum, mahasiswa, pelajar dan pencinta


(53)

ongkos kirim saja) ke pribadi yang memesan via pos , telepon, faksimili, atau e-mail, dan kepada pengisi rubrik yang menyumbangkan tulisan atau foto-fotonya.

Buletin yang berjumlah 24 halaman ini terbit dua bulan sekali dimana edisi pertamanya terbit pada tanggal 17 Agustus 1996 (Buku Besar Eiger Adventuria News).Adapun rubrik yang terdapat pada buletin ini adalah rubrik Teropong, Triangulasi, Teras dan Adventuria.

Informasi yang disampaikan pada umumnya mengenai dunia kepetualangan seperti rafting, climbing, caving, konservasi, mountainaring, tips khusus serta produk-produk baru yang diproduksi oleh PT. Eigerindo Multi Produk Industri.

II.7 Kepuasan

Kepuasan berasal dari kata “puas”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) puas dapat diartikan sebagai perasaan senang karena hasrat hatinya sudah terpenuhi. Sedangkan kepuasan merupakan prihal yang bersifat puas. Menurut Supranto (1980) yang mengutip pendapat Oliver mengatakan kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakannya. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kepuasan lebih benyak didefenisikan dari perspektif pengalaman khalayak setelah mengkonsumsi atau menggunakan media, seperti yang dikemukakan Oliver “Kepuasan adalah hasil dari penilaian khalayak bahwa media telah memberikan tingkat kepuasan, kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang”. Kepuasan merupakan persepsi terhadap informasi yang telah memenuhi harapannya. Karena itu khalayak tidak akan puas


(54)

apabila khalayak mempunyai persepsi bahwa harapannya belum terpenuhi, khalayak akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang diharapkan.

Kepuasan khalayak terhadap suatu media tergantung dari kualitas atau isi dari medi tersebut. Khalayak akan merasa puas terhadap media cetak jika dapat memenuhi kebutuhannya. Kualitas media tersebut baik jika khalayak paham, mengerti akan pesan yang disampaikan. Pemahaman itu dapat muncul dari penyampaian pesan baik berupa informasi yang jelas dan didukung dengan gambar, serta tata letak yang baik.

Untuk itu kualitas isi media sangat penting peranannya dalam memberikan kepuasan bagi khalayak, sehingga khalayak akan terus membaca media tersebut.

Dalam literatur tentang manfaat dan kepuasan ada beberapa cara mengklasifikasikan kebutuhan dan kepuasan khalayak. Schramm, Lyle, dan Parker (1961) mengatakan soal gratifikasi langsung dan gratifikasi terabai sedangkan Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) memandang media massa sebagai suatu alat yang digunakan oleh individu-individu untuk berhubungan (atau memutuskan hubungan) dengan yang lain. Para peneliti tersebut membuat daftar 35 kebutuhan yang diambil “(sebagian besar spekulatif) dari literatur tentang fungsi-fungsi sosial dan psikologis media massa” kemudian menggolongkannya kedalam lima kategori (Werner, 2005:357)

1. Kebutuhan kognitif

Memperoleh informasi pengetahuan dan pemahaman.

2. Kebutuhan afektif


(55)

Memperkuat kredibilitas,rasa percaya diri, stabilitas dan status.

4. Kebutuhan integratif sosial

Mempererat hubungan dengan keluarga, teman, dan sebagainya.

5. Kebutuhan pelepasan ketegangan


(56)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode dalam pembuatan penelitian ini menggambarkan tentang tata cara pengumpulan data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang ada dalam kegiatan ilmiah. Metodologi merupakan hal yang paling penting untuk menentukan secara teoriris teknik opersional yang dipakai sebagai pegangan dalam mengambil lagkah-langkah sehingga sehingga diketahui tentang:

III.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1.1 Sejarah KOMPAS-USU

Korps Organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Sunatera Utara (KOMPAS – USU) telah mencapai usia yang cukup dewasa. Sejak awal berdirinya hingg sekarang telah banyak cerita yang “diukir” oleh organisasi yang berada langsung dibawah naungan Rektor USU ini.

KOMPAS – USU pada mulanya berawal dari ide dari beberapa orang mahasiswa USU dari berbagai fakultas. Ketika itu dirasakan oleh mereka bahwa USU sebagai sebuah universitas terbesar dan belum mempunyai wadah penyalur minat mahasiswa di didang kepencinta-alaman, sedangkan menurut pengamatan mereka banyak mahasiswa yang suka berpetualang dan melakukan aktivitas yang erat dengan alam, baik secara individu maupun berkelompok. Beberapa orang dari mereka yang selalu berkelompok melakukan kegiatan tersebut, pada suatu waktu mereka berembuk dan membicarakan tentang kebutuhan adanya wadah formal bagi mahasiswa USU dalam menyalurkan minatnya.


(57)

Menambah hal di atas Wahidin Yasin, salah seorang dari delapan pemrakarsa KOMPAS – USU, mengatakan bahwa kejadian itu terjadi pada akhir tahun 1979, beliau juga menerangkan mengenai kondisi kampus USU pada saat pembentukan KOMPAS – USU. Pada tahun 1977 – 1979 ada usaha untuk menghilangkan Dewan Mahasiswa (DEMA) di kampus-kampus oleh pemerintah. Oleh sebab itu mahasiswa USU yang aktif berkegiatan tidak lagi mempunyai wadah untuk menyalurkan minat dan bakatnya. Tetapi mereka tidak tinggal diam dengan jumlah delapan orang, mereka berusaha untuk membuat organisasi sendiri walaupun DEMA sudah dibubarkan.

Pada tanggal 21 Januari 1980 pukul 17.30 kedelapan mahasiswa tersebut berkumpul dalam kamar salah satu dari mereka yaitu Djosmeri Surbakti, dimana mereka membulatkan tekad untuk merintis terbentuknya organisasi pencinta alam USU, sehingga diangkatlah ketua pemrakarsa dan seorang sekretaris dengan tugas membentuk kepengurusan dan membuat AD/ART.

Setelah segala konsep disiapkan maka ditemuilah pimpinan formal USU guna menyampaikan niat tersebut. respon dari pimpinan (Rektor USU) cukup menggembirakan dan positif. Kemudian dilakukanlah usaha-usaha (kegiatan-kegiatan) untuk menunjang konsep pembentukan mahasiswa pencinta alam Universitas Sumatera Utara. Kegiatan tersebut dimaksudkan guna memberi keyakinan kepada pimpinan USU akan keseriusan niat pembentukan wadah pencinta alam USU. Pimpinan USU memberikan lampu hijau kepada pemrakarsa untuk mengadakan pertemuan dengan mahasiswa-mahasiswa yang dianggap dapat mewakili seluruh fakultas. Kemudian diadakanlah pertemuan tersebut yang dihadiri seluruh mahasiswa dari setiap fakultas yang mempunyai minat terhadap


(58)

pencinta alam pada tanggal 28 Juni 1980, lahirlah berupa pengurus yang bersifat AD/ART.

Hasil musyawarah pada saat itu diserahkan kepada Rektor USU ( saat itu dijabat oleh Dr.A.P.Parlindungan, S.H.) untuk dipelajari dan akhirnya setelah sampai 9 bulan dari kebulatan tekad para pemrakarsa, disahkan melalui Surat Keputusan (SK) Rektor USU no. 1258/PT05/SK/0.80 tentang pembentukan Korps Mahasiswa Pencinta Alam dan Studi LIngkungan Hidup pada tanggal 6 Oktober 1980 – tanggal keluarnya SK ini diperingati sebagai hari lahirnya KOMPAS - USU. Pada tanggal 13 Oktober 1980 disepakati susunan kepengurusan pertama KOMPAS – USU. Selanjutnya pada tanggal 1 November 1980 dilakukan pelantikan pengurus KOMPAS – USU di sanggar pramuka USU, jalan Universitas no.32 Kampus USU, Medan. Pada tanggal 15 November 1980 dilakukan pengambilan ikrar anggota KOMPAS – USU dengan lokasi di Bumi Perkemahan Sibolangit pada pukul 21.34 WIB yang dilanjutkan dengan longmars (berjalan kaki bersama-sama) dari Sibolangit hingga Berastagi. Ini juga sekaligus penerimaan anggota KOMPAS – USU yang pertama dengan jumlah anggota 200 orang.

Korps Mahasiswa Pencinta Alam Dan Studi Lingkungan Hidup Universitas Sumatera Utara (KOMPAS – USU) dipilih menjadi nama organisasi ini karena pemrakarsa berkeinginan membentuk organisasi pencinta alam namun beebeda dari organisasi pencinta alam yang sudah ada. Pencinta alm yang ingin dibentuk dalam kampus USU diharapkan memiliki kelebihan dalam studi lingkungan hidup. Hal ini juga dilatarbelakangi rawannya masalah lingkungan


(1)

Tabel Skor Data Mentah “Motivasi Konsumsi Berita Petualangan dan Tingkat Kepuasan”

Nomor Responden X Y

01 40 37

02 54 40

03 35 26

04 42 31

05 41 39

06 50 34

07 47 34

08 48 30

09 49 39

10 42 28

11 49 36

12 48 36

13 45 32

14 49 36

15 48 35

16 49 36

17 51 36

18 43 29

19 48 26

20 48 35

21 34 35

22 43 26

23 49 36

24 48 31


(2)

26 46 32

27 45 30

28 51 35

29 44 36

30 53 35

31 47 35

32 43 36

33 43 36

34 43 34

35 44 31

36 45 35

37 42 33

38 42 33

39 48 36

40 42 31

41 43 34

42 48 37

43 45 35

44 37 30


(3)

Tabel FC

No. Karakter Resp. (Z)

Motivasi Konsumsi Berita Petualangan Tingkat Kepuasan

Resp. (X) (Y)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 0 1 2 7 3 4 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3

0 2 2 2 3 4 1 1 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3

0 3 1 1 3 4 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2

0 4 2 7 1 4 2 1 2 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2

0 5 1 6 1 4 2 2 1 4 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3

0 6 1 3 1 4 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3

0 7 1 3 1 4 2 2 1 2 1 1 2 1 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 2 3 4 4 2 3 3 3

0 8 1 6 1 4 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2

0 9 1 6 1 4 2 2 3 2 1 1 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3

1 0 1 8 1 4 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2

1 1 1 6 1 4 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 2 1 6 1 4 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 3 1 6 1 4 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2

1 4 1 4 1 4 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 5 1 5 1 4 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 6 1 6 1 1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 7 1 6 1 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 8 1 6 1 4 2 2 3 3 2 3 3 2 1 1 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2

1 9 1 6 1 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2


(4)

2 3 2 3 1 4 2 2 2 2 1 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3

2 4 2 5 1 4 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3

2 5 2 7 1 4 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 6 2 3 1 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2

2 7 2 5 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2

2 8 2 5 2 4 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3

2 9 2 1 2 4 2 2 1 1 1 1 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3

3 0 1 6 2 1 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 1 2 6 2 4 2 2 3 3 3 2 3 3 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 2 1 8 2 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 2 6 2 4 2 2 2 2 1 2 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 4 2 4 2 4 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

3 5 1 6 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2

3 6 2 8 3 4 1 1 1 3 3 1 3 1 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3

3 7 2 8 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2

3 8 2 7 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2

3 9 2 6 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 0 2 6 2 4 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2

4 1 1 6 3 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

4 2 1 8 3 4 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3

4 3 2 5 2 4 2 2 3 2 1 1 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3

4 4 2 5 2 4 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2


(5)

Tabel Skor Rangking “Motivasi Konsumsi Berita Petualangan dan Tingkat Kepuasan”

No.Resp X Y X1 Y1 X1 – Y1= d d 2

1. 54 40 1 1 0 0

2. 53 39 2 2,5 -0,5 0,25

3. 51 39 3,5 2,5 1 1

4. 51 37 3,5 4,5 -1 1

5. 50 37 5 4,5 0,5 0,25

6. 49 36 8 11 -3 9

7. 49 36 8 11 -3 9

8. 49 36 8 11 -3 9

9. 49 36 8 11 -3 9

10. 49 36 8 11 -3 9

11. 48 36 15 11 4 16

12. 48 36 15 11 4 16

13. 48 36 15 11 4 16

14. 48 36 15 11 4 16

15. 48 36 15 11 4 16

16. 48 36 15 11 4 16

17. 48 35 15 20,5 -5,5 30,25

18. 48 35 15 20,5 -5,5 30,25

19. 47 35 20 20,5 -0,5 0,25

20. 47 35 20 20,5 -0,5 0,25

21. 47 35 20 20,5 -0,5 0,25

22. 46 35 22 20,5 1,5 2,25

23. 45 35 25 20,5 4,5 20,25

24. 45 35 25 20,5 4,5 20,25

25. 45 34 25 27 -2 4

26. 45 34 25 27 -2 4

27. 44 34 28 27 1 1

28. 44 34 28 27 1 1

29. 43 34 32 27 5 25


(6)

32. 43 32 32 32,5 -0,5 0,25

33. 43 32 32 32,5 -0,5 0,25

34. 43 31 32 35,5 -3,5 12,25

35. 42 31 37 35,5 1,5 2,25

36. 42 31 37 35,5 1,5 2,25

37. 42 31 37 35,5 1,5 2,25

38. 42 30 37 39 -2 4

39. 42 30 37 39 -2 4

40. 41 30 41 39 2 4

41. 41 29 41 41 0 0

42. 40 28 42 42 0 0

43. 37 26 43 44 -1 1

44. 35 26 44 44 0 0

45. 34 26 45 44 1 1


Dokumen yang terkait

Strategi Komunikasi Dan Tingkat Kepuasan (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Komunikasi Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna Kartu Askes di Bagian Rawat Inap RSUD Djoelham, Binjai)

2 62 105

Penerapan Analisis Regresi Logistik terhadap Tingkat Kepuasan Masyarakat dalam Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga (Studi Kasus: di Kecamatan Medan Belawan)

60 226 129

Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Koperasi Terhadap Eksistensi Koperasi di Kota Medan

0 31 13

Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani terhadap Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL / GERHAN) (Studi Kasus pada Kelompok Tani Limau Manis di Desa Limau Manis, Kec. Muara Sipongi, Kab. Mandailing Natal, Prov. Sumatera Utara)

4 51 58

Motivasi konsumsi Berita Politik Lokal Sumatera utara Di Media Massa Dan Pemuasan Kebutuhan khalayak ( Studi Korelasional Tentang Motivasi Konsumsi Berita Kontroversi Pengangkatan Rudolf M. Pardede Sebagai Gubernur Sumatera Utara di Media Massa Terhadap P

0 28 143

Pengaruh Karakteristik Ibu Dan Pola Konsumsi Pangan Keluarga Terhadap Status Gaky Anak SD Di Kabupaten Dairi Tahun 2007

0 26 101

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN, TINGKAT MOTIVASI DAN PRODUKTIVITAS TEBU

1 26 15

Pemenuhan Kebutuhan Informasi dan Tingkat Kepuasan Terhadap Situs Berita Online mandailingonline.com (Studi Korelasional Tentang Pemenuhan Kebutuhan Informasi dan Tingkat Kepuasan Terhadap Situs Berita Online mandailingonline.com di Kalangan Mahasiswa Lig

0 2 89

PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN AUDIENS PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN AUDIENS ANTARA MEDIA CETAK DAN MEDIA ONLINE ( STUDI EKSPLANATIF PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA FISIP UAJY PADA KORAN KOMPAS DAN PORTAL KOMPAS.COM).

0 2 19

TINGKAT KEPUASAN PEMBACA DI KOTA YOGYAKARTA TERHADAP BERITA OLAHRAGA TINGKAT KEPUASAN PEMBACA DI KOTA YOGYAKARTA TERHADAP BERITA OLAHRAGA SURAT KABAR HARIAN JOGJA (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Tingkat Kepuasan Pembaca di Kota Yogyakarta terhadap

0 4 18