I.2 PERUMUSAN MASALAH
“Sejauhmanakah motivasi konsumsi berita petualangan di buletin EAN terhadap tingkat kepuasan pada kalangan anggota KOMPAS-USU?”
I.3 PEMBATASAN MASALAH
1. Objek penelitian ini adalah anggota KOMPAS-USU angkatan XXI, XXII, XXIII
2. Objek penelitan adalah anggota KOMPAS-USU yang pernah membaca buletin EAN.
3. Penelitian akan dilakukan pada bulan September - Oktober 2007.
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
I.4.1 TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi konsumsi berita petualangan
di buletin EAN terhadap tingkat kepuasan pada kalangan anggota KOMPAS USU.
2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan khalayak dalam memenuhi kebutuhan kognitif anggota KOMPAS USU setelah membaca buletin EAN.
I.4.2 MANFAAT PENELITIAN
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan tentang pendekatan Uses and Gratification terutama dalam hal konsumsi
media.
Universitas Sumatera Utara
2. Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP USU dalam menambah dan memperkaya
bahan penelitian serta referensi bahan bacaan. 3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi sumbangan
pikiran dan kontribusi kepada media khususnya pada buletin EAN dalam menyajkan berita yang memenuhi kebutuhan informasi.
I.5. Kerangka Teori
Kerlinger menyatakan teori merupakan himpunan konstruk konsep, defenisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala
dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:6. Menurut Singarimbun, teori mempunyai
peranan yang besar dalam riset, karena teori mengandung tiga hal: pertama, teori adalah serangkaian preposisi antar konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori
menerangkan secara sistematis suatu fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan antar konsep. Ketiga, teori menerangkan hubungan dengan konsep
lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya. Kriyantono, 2006:45 Adapun teori-teori yang dianggap relevan untuk digunakan dalam
penelitian ini adalah:
I.5.1 Teori Uses And Gratification
Teori uses and gratification digambarkan sebagai a dramatic break with effect tradition of the past
, suatu loncatan dramatis dari teori jarum hipodermik. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayak, tetapi
Universitas Sumatera Utara
ia tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya Rakhmat, 2004:65.
Studi ini memusatkan perhatian pada penggunaan uses media untuk mendapatkan kepuasan gratification atas kebutuhan seseorang. Sebagian besar
prilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan individu. Model ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan
sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan uses
and gratification memusatkan perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan Ardianto, 2004:70.
Menurut teori ini konsumen media memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas memilih media mana yang
mampu memuaskan kebutuhan informasi khalayak, serta bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu sendiri. Seleksi terhadap media yang dilakukan
oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media berlaku untuk semua jenis media baik media cetak maupun elektronik.
Katz, Blumler, dan Michael Gurevitch mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis sosial, yang
menimbulkan harapan-harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber yang lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan
menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali juga termasuk yang tidak kita inginkan Kriyantono, 2006:204. Mereka mengutip dua
peneliti Swedia yang pada tahun 1968 mengusulkan suatu “model manfaat dan gratifikasi” yang mencakup unsur-unsur:
Universitas Sumatera Utara
• Audien dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media massa diasumsikan berorientasi pada sasaran.
• Dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara gratifikasi kebutuhan dan pilihan media yang terletak pada audien.
• Media bersaing dengan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan yanga lain.
I.5.2 Motif Penggunaan Media
Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan
manusia berbuat sesuatu. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda-beda dalam melakukan sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku dalam prilaku
penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat kepuasan yang didapat individu
dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik
oleh komunikan Ardianto, 2004:81. Motivasi tersebut menimbulkan adanya motif. Motivasi adalah pernyataan
dari dalam berupa gerakan yang sering muncul sebelum melakukan tingkah laku, hubungan antara motivasi dan tingkah laku berdekatan. Seseorang dapat
bertingkah laku dan seseorang dapat termotivasi untuk bertingkah laku. Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: 1 seseorang senang terhadap sesuatu, apabila ia dapat mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
kegiatan itu, dan 2 apabila orang merasa yakin mampu menghadapi tantangn maka biasanya orang terdorong melakukan kegiatan tersebut Hamzah, 2007:8.
David Mc Clelland berpendapat bahwa: A motive is the redintegration by acue of a change in an affective situation,
yang berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari redintegration dengan ditandai
suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber utama munculnya motif adalah dari rangsangan stimulasi perbedaan situasi sekarang dengan situasi yang sekarang,
sehingga tanda perubahan tersebut tampak pada adanya perbedaan afektif saat munculnya motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Motivasi dalam
pengertian tersebut memiliki dua aspek yaitu adanya dorongan dalam dan luar untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaan pada keadaan yang diharapkan,
dan usaha untuk mencapai tujuan Hamzah, 2007:9 Atau dapat pula disimpulkan motif adalah dorongan internal dan eksternal
dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut: 1 adanya hasrat dan keinginan untuk
melakukan kegiatan 2 adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, 3 adanya harapan dan cita-cita, 4 penghargaan dan penghormatan atas diri, 5
adanya lingkungan yang baik, dan 6 adanya kegiatan yang menarik Hamzah, 2007:10
I.5.3 Berita
Informasi yang mengandung nilai berita daan diolah sesuai dengan kaidah- kaidah yang ada pada ilmu jurnalistik dan telah disajikan kepada khalayak melalui
media massa periodik baik media cetak maupun elektronik dapat dikatakan berita.
Universitas Sumatera Utara
Begitu banyak defenisi berita atau “news” yang dapat diketahui dari berbagai literatur, yang satu sama lain berbeda disebabkan sudut pandang yang
berbeda. Dari puluhan bahkan ratusan, defenisi berita yang dapat dibaca dalam
berbagai buku atau berkala, defenisi yang dikemukakan oleh Prof.Mitchel V. Charnley dalam bukunya “Reporting” dapat dinilai sebagai paling kena, yang
berbunyi: “news is the timely report of facts or opinion of either interst ot importance, or both, to a considerable number of people”
berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau
penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk Effendy, 2003:131.
I.5.4 Kepuasan
Kepuasan berasal dari kata “puas”, dalam Kamus Besar Bahasa IndonesiaKBBI puas dapat diartikan sebagai perasaan senang karena hasrat
hatinya sudah terpenuhi. Sedangkan kepuasan merupakan prihal yang bersifat puas. Menurut Supranto 1980 yang mengutip pendapat Oliver mengatakan
kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakannya. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara
kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kepuasan lebih benyak didefenisikan dari perspektif pengalaman khalayak setelah mengkonsumsi atau menggunakan media,
seperti yang dikemukakan Oliver “Kepuasan adalah hasil dari penilaian khalayak bahwa media telah memberikan tingkat kepuasan, kenikmatan dimana tingkat
pemenuhan ini bisa lebih atau kurang”. Kepuasan merupakan persepsi terhadap informasi yang telah memenuhi harapannya. Karena itu khalayak tidak akan puas
Universitas Sumatera Utara
apabila khalayak mempunyai persepsi bahwa harapannya belum terpenuhi, khalayak akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang diharapkan.
Kepuasan khalayak terhadap suatu media tergantung dari kualitas atau isi dari media tersebut. Khalayak akan merasa puas terhadap media cetak jika dapat
memenuhi kebutuhannya. Kualitas media tersebut baik jika khalayak paham, mengerti akan pesan yang disampaikan. Pemahaman itu dapat muncul dari
penyampaian pesan baik berupa informasi yang jelas dan didukung dengan gambar, serta tata letak yang baik.
Untuk itu kualitas isi media sangat penting peranannya dalam memberikan kepuasan bagi khalayak, sehingga khalayak akan terus membaca media tersebut.
Dalam literatur tentang manfaat dan kepuasan ada beberapa cara mengklasifikasikan kebutuhan dan kepuasan khakayak. Schramm, Lyle, dan
Parker 1961 mengatakan soal gratifikasi langsung dan gratifikasi terabai sedangkan Katz, Gurevitch, dan Haas 1973 memandang media massa sebagai
suatu alat yang digunakan oleh individu-individu untuk berhubungan atau memutuskan hubungan dengan yang lain. Para peneliti tersebut membuat daftar
35 kebutuhan yang diambil “sebagian besar spekulatif dari literatur tentang fungsi-fungsi sosial dan psikologis media massa” kemudian menggolongkannya
kedalam lima kategori Werner, 2005:357: 1. Kebutuhan kognitif
Memperoleh informasi pengetahuan dan pemahaman. 2. Kebutuhan afektif
Emosional, pengalaman menyenangkan, atau estetis.
Universitas Sumatera Utara
3. Kebutuhan integratif personal Memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas dan status.
4. Kebutuhan integratif sosial Mempererat hubungan dengan keluarga, teman, dan sebagainya.
5. Kebutuhan pelepasan ketegangan Pelarian dan pengalihan.
I.6 Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam mempertahankan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan
kerangka konsep akan menuntun peneliti dalam merumuskan hipotesis Nawawi, 1995:40. Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional dalam menguraikan
rumusan hipotesis, yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat dilalui secara empiris, maka harus
dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas X Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau
mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain Nawawi, 1995:56. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi
konsumsi berita petualangan di buletin EAN. 2. Variable Terikat Y
Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena
Universitas Sumatera Utara
variabel lain Nawawi, 1995:57. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan.
3. Variabel Antara Z adalah variabel yang berada diantara variabel bebas dan terikat, berfungsi
sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan terikat tersebut. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.
I.7 Model Teoritis
Berdasarkan variabel-variabel yang telah ditetapkan, bila dikaitkan dengan variabel lainnya maka akan terbentuk model teoritis sebagai berikut:
Variabel antara Z Karakteristik responden
Variabel bebas X Variabel terikat Y
Motivasi konsumsi berita Tingkat kepuasan
petualangan di buletin ean anggota KOMPAS-USU
I.8 VARIABEL OPERASIONAL