khusus menyediakan waktu untuk membaca surat kabar akan memiliki motif yang berbeda dengan seorang lainnya yang membaca surat kabar atau majalah di ruang
tunggu dokter. Melihat berbagai motif yang berbeda antara orang perorang, maka
intensitas tanggapan seseorang terhadap pesan komunikasipun berbeda sesuai denngan jenis motifnya. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motifasi
seseorang, semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu
komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya. Orang-orang akan selalu membutuhkan media dengan selalu memberikan
perhatian terhadap media yang dapat memuaskan kebutuhannya. Oleh karena itu seseorang tidak dapat menghindari media, karena media tersebut dapat memenuhi
dan memuaskan kebutuhan khalayaknya. Maka dari setiap orang menggunakan media secara berbeda-beda tergantung usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan
status sosial, ekonomi.
II.5 Berita
Informasi yang mengandung nilai berita dan diolah sesuai dengan kaidah- kaidah yang ada pada ilmu jurnalistik dan telah disajikan kepada khalayak melalui
media massa periodik baik media cetak maupun elektronik dapat dikatakan berita. Begitu banyak defenisi berita atau “news” yang dapat diketahui dari
berbagai literatur, yang satu sama lain berbeda disebabkan sudut pandang yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
Dari puluhan bahkan ratusan, defenisi berita yang dapat dibaca dalam berbagai buku atau berkala, defenisi yang dikemukakan oleh Prof.Mitchel V.
charnley dalam bukunya “Reporting” dapat dinilai sebagai paling kena, yang berbunyi: “news is the timely report of facts or opinion of either interst ot
importance, or both, to a considerable number of people” berita adalah laporan
tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk Effendy, 2003:131.
Berita yang disajikan oleh buletin EAN merupakan berita petualangan yang berisikan informasi tentang dunia adventure. Dimana sebagian besar
kegiatan alam bebas yang dilaksanakan oleh kelompok pencinta alam KPA dipublikasikan dalam buletin ini sehingga KPA yang ada diseluruh Indonesia
mengetahui perkembangan KPA lain. Selain itu buletin juga menyajikan tips-tips khusus yang berguna dalam kegiatan alam bebas, serta informasi lain yang
berhubungan dengan alam
II.6 Media Cetak
Media cetak pada saat sekarang ini sudah semakin banyak jenisnya. Hal ini dikarenakan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih
sehingga kebutuhan yang diperlukan oleh individu pun menjadi semakin besar. Media cetak itu antara lain majalah, koran, buletin, buku, jurnal, komik, novel,
dan lain sebagainya. Salah satu kekuatan media cetak antar lain dapat dibaca berulang-ulang sesuai waktu yang diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
II.6.1 Sejarah Media Cetak
Jurnalisme yang pertama kali tercatat adalah di masa kekaisaran Romawi kuno, ketika informasi harian dikirimkan dan dipasang di tempat-tempat publik
untuk menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan isu negara dan berita lokal. Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai mengembangkan berbagai
metode untuk mempublikasikan berita atau informasi. Pada awalnya, publikasi informasi itu hanya diciptakan untuk kalangan
terbatas, terutama para pejabat pemerintah. Baru pada sekira abad 17-18 surat kabar dan majalah untuk publik diterbitkan untuk pertama kalinya di wilayah
Eropa Barat, Inggris, dan Amerika Serikat. Surat kabar pada umumnya sering mendapat tantangan dan sensor dari penguasa setempat. Iklim yang lebih baik
untuk penerbitan surat kabar untuk generasi pertama ini baru muncul pada pertengahan abad 18, ketika beberapa negara, seperti Swedia dan AS,
mengesahkan undang-undang kebebasan pers. Industri surat kabar mulai menunjukkan geliatnya yang luar biasa ketika
budaya membaca di masyarakat semakin meluas. Terlebih ketika memasuki masa Revolusi Industri, di mana industri surat kabar diuntungkan dengan adanya mesin
cetak tenaga uap, yang bisa menggenjot oplah untuk memenuhi permintaan publik akan berita.
Seiring dengan semakin majunya bisnis berita, pada pertengahan 1800-an mulai berkembang organisasi kantor berita yang berfungsi mengumpulkan
berbagai berita dan tulisan untuk didistribusikan ke berbagai penerbit surat kabar dan majalah.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai catatan, surat kabar generasi pertama di AS awalnya memang partisan, serta dengan mudah menyerang politisi dan presiden, tanpa pemberitaan
yang objektif dan berimbang. Namun para wartawannya kemudian memiliki kesadaran bahwa berita yang mereka tulis untuk publik haruslah memiliki
pertanggungjawaban sosial. Kesadaran akan jurnalisme yang profesional mendorong para wartawan
untuk membentuk organisasi profesi mereka sendiri. Organisasi profesi wartawan pertama kali didirikan di Inggris pada 1883, yang diikuti oleh wartawan di negara-
negara lain pada masa berikutnya. Kursus-kursus jurnalisme pun mulai banyak diselenggarakan di berbagai universitas, yang kemudian melahirkan konsep-
konsep seperti pemberitaan yang tidak bias dan dapat dipertanggungjawabkan, sebagai standar kualitas bagi jurnalisme professional http:www.pikiran-
rakyat.comcetak2005020507lapsus01.htm Media cetak memiliki berbagai macam jenis diantaranya adalah surat kabar,
majalah, tabloid, buku, buletin, jurnal dan lain sebagainya. Jenis media cetak yang tidak periodikal yaitu novel, komik, text book. Sedangkan jenis media cetak yang
periodik diantaranya tabloid, surat kabar, majalah, buletin, dan lain sebagainya. Kekuatan dari media cetak ini khususnya media cetak periodik diantaranya
tidak bersifat sekilas dan dapat diulang-ulang jika dibutuhkan. Media cetak khususnya majalah dan buletin hampir memiliki karakteristik
yang sama dimana memiliki periodisasi penerbitan.
II.6.2 Buletin
Buletin yang disebut sebagai salah satu media komunikasi, proses komunikasi sekunder, proses penyampaian panduan pikiran dan perasaan
Universitas Sumatera Utara
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan suatu sarana sebagai media Effendy, 2003:93.
Buletin yang berisikan pesan khusus kepada publik baik untuk intern maupun ekstern menurut Onong disebut dengan media umum. Media umum itu
adalah media yang dipergunakan humas untuk menyampaikan beberapa pesan kepada publik, baik intern maupun ekstern dalam jumlah yang relatif banyak.
Jadi yang dimaksud dengan buletin adalah usaha penerbitan pers yang memiliki ruang lingkup terbatas baik periode waktu maupun penyebarannya.
Pada umumnya buletin diterbitkan oleh perusahaan besar, instansi ataupun organisasi kerja lain. Buletin tersebut dipergunakan untuk karyawan, pemegang
saham atau instansi atau organisasi lain yang mempunyai hubungan kerja. Buletin banyak dimanfaatkan oleh lembaga atau organisasi tertentu untuk
menyampaikan visi dan misi lembaga kepada publiknya atau komunikasi yang berhubungan langsung dengan lembaga tersebut. Karena pengelolaannya
dilakukan dengan tujuan sebagai media penyebar informasi dan hiburan saja, buletin berisi informasi yang ringan-ringan saja. Jarang sekali buletin dikelola
secara professional oleh lembaga yang independendan disebarkan kepada khalayak yang lebih luas, seperti halnya surat kabar dan majalah. Kondisi ini
membuat buletin terbatas pergerakannya dan hanya memuat info khusus pesanan lembaga yang menerbitkannya.
Buletin EAN termasuk buletin yang menyebarkan informasi ke khalayak luas, dengan distribusi 4000 eksemplar yang terdiri dari 1000 eksemplar gratis
via pos ke kelompok atau organisasi umum, mahasiswa, pelajar dan pencinta alam seluruh Indonesia, 50 eksemplar dikirim gratis hanya dikenakan biaya
Universitas Sumatera Utara
ongkos kirim saja ke pribadi yang memesan via pos , telepon, faksimili, atau e- mail, dan kepada pengisi rubrik yang menyumbangkan tulisan atau foto-fotonya.
Buletin yang berjumlah 24 halaman ini terbit dua bulan sekali dimana edisi pertamanya terbit pada tanggal 17 Agustus 1996 Buku Besar Eiger
Adventuria News.Adapun rubrik yang terdapat pada buletin ini adalah rubrik Teropong, Triangulasi, Teras dan Adventuria.
Informasi yang disampaikan pada umumnya mengenai dunia kepetualangan seperti rafting, climbing, caving, konservasi, mountainaring, tips
khusus serta produk-produk baru yang diproduksi oleh PT. Eigerindo Multi Produk Industri.
II.7 Kepuasan
Kepuasan berasal dari kata “puas”, dalam Kamus Besar Bahasa IndonesiaKBBI puas dapat diartikan sebagai perasaan senang karena hasrat
hatinya sudah terpenuhi. Sedangkan kepuasan merupakan prihal yang bersifat puas. Menurut Supranto 1980 yang mengutip pendapat Oliver mengatakan
kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakannya. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara
kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kepuasan lebih benyak didefenisikan dari perspektif pengalaman khalayak setelah mengkonsumsi atau menggunakan media,
seperti yang dikemukakan Oliver “Kepuasan adalah hasil dari penilaian khalayak bahwa media telah memberikan tingkat kepuasan, kenikmatan dimana tingkat
pemenuhan ini bisa lebih atau kurang”. Kepuasan merupakan persepsi terhadap informasi yang telah memenuhi harapannya. Karena itu khalayak tidak akan puas
Universitas Sumatera Utara
apabila khalayak mempunyai persepsi bahwa harapannya belum terpenuhi, khalayak akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang diharapkan.
Kepuasan khalayak terhadap suatu media tergantung dari kualitas atau isi dari medi tersebut. Khalayak akan merasa puas terhadap media cetak jika dapat
memenuhi kebutuhannya. Kualitas media tersebut baik jika khalayak paham, mengerti akan pesan yang disampaikan. Pemahaman itu dapat muncul dari
penyampaian pesan baik berupa informasi yang jelas dan didukung dengan gambar, serta tata letak yang baik.
Untuk itu kualitas isi media sangat penting peranannya dalam memberikan kepuasan bagi khalayak, sehingga khalayak akan terus membaca media tersebut.
Dalam literatur tentang manfaat dan kepuasan ada beberapa cara mengklasifikasikan kebutuhan dan kepuasan khalayak. Schramm, Lyle, dan
Parker 1961 mengatakan soal gratifikasi langsung dan gratifikasi terabai sedangkan Katz, Gurevitch, dan Haas 1973 memandang media massa sebagai
suatu alat yang digunakan oleh individu-individu untuk berhubungan atau memutuskan hubungan dengan yang lain. Para peneliti tersebut membuat daftar
35 kebutuhan yang diambil “sebagian besar spekulatif dari literatur tentang fungsi-fungsi sosial dan psikologis media massa” kemudian menggolongkannya
kedalam lima kategori Werner, 2005:357 1. Kebutuhan kognitif
Memperoleh informasi pengetahuan dan pemahaman. 2. Kebutuhan afektif
Emosional, pengalaman menyenangkan, atau estetis. 3. Kebutuhan integratif personal
Universitas Sumatera Utara
Memperkuat kredibilitas,rasa percaya diri, stabilitas dan status. 4. Kebutuhan integratif sosial
Mempererat hubungan dengan keluarga, teman, dan sebagainya. 5. Kebutuhan pelepasan ketegangan
Pelarian dan pengalihan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode dalam pembuatan penelitian ini menggambarkan tentang tata cara pengumpulan data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang ada dalam
kegiatan ilmiah. Metodologi merupakan hal yang paling penting untuk menentukan secara teoriris teknik opersional yang dipakai sebagai pegangan
dalam mengambil lagkah-langkah sehingga sehingga diketahui tentang:
III.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1.1 Sejarah KOMPAS-USU
Korps Organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Sunatera Utara KOMPAS – USU telah mencapai usia yang cukup dewasa. Sejak awal
berdirinya hingg sekarang telah banyak cerita yang “diukir” oleh organisasi yang berada langsung dibawah naungan Rektor USU ini.
KOMPAS – USU pada mulanya berawal dari ide dari beberapa orang mahasiswa USU dari berbagai fakultas. Ketika itu dirasakan oleh mereka bahwa
USU sebagai sebuah universitas terbesar dan belum mempunyai wadah penyalur minat mahasiswa di didang kepencinta-alaman, sedangkan menurut pengamatan
mereka banyak mahasiswa yang suka berpetualang dan melakukan aktivitas yang erat dengan alam, baik secara individu maupun berkelompok. Beberapa orang dari
mereka yang selalu berkelompok melakukan kegiatan tersebut, pada suatu waktu mereka berembuk dan membicarakan tentang kebutuhan adanya wadah formal
bagi mahasiswa USU dalam menyalurkan minatnya.
Universitas Sumatera Utara