Abdul Nasser Hasibuan : Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Ekonomi Makro Terhadap Return Saham Lq-45 Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
persepsi, barang yang ditawarkan dengan harga rendah jangan-jangan kualitasnya juga rendah.
Rasio pasar modal seperti PBV akan membantu investor melakukan penilaian tersebut. Disamping sejumlah rasio lain yang juga layak diperhatikan adalah nilai buku
dan PBV. Nilai buku merupakan perbandingan total dana pemegang saham terhadap jumlah saham, sedangkan PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai
buku suatu saham. Semakin besar rasio ini menggambarkan kepercayaan pasar akan prospek perusahaan tersebut. Menurut Darmadji dan Fakhrudin 2008, rumus untuk
mencari PBV adalah :
persaham Buku
Nilai Saham
Per Pasar
Harga PBV
=
Prospek pertumbuhan perusahaan sangat mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibayarkan dimasa datang, semakin tinggi pertumbuhan perusahaan maka semakin
besar jumlah dividen yang akan dibayarkan perusahaan pada masa yang akan datang.
2.1.1.4 Rasio Profitabilitas
Profitabilitas suatu indikator karakteristik perusahaan yang dilakukan manajemen
dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar, laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi
yang dilakukan oleh perusahaan. Dimana rasio Profitabilitas yang digunakan perusahaan untuk menggambarkan efektifitas dan efesiensi dalam penggunaan asset
perusahaan dan manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi
Abdul Nasser Hasibuan : Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Ekonomi Makro Terhadap Return Saham Lq-45 Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan, apakah dividen tunai ataupun dividen saham. Kinerja suatu
perusahaan akan baik apabila penggunaan asset-asset dilakukan secara tepat dan benar, sehingga dengan demikian laba yang dihasilkan dapat dimaksimalkan.
Profitabilitas merupakan ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya
perusahaan yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan. Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, menunjang,
dan meningkatkan profit. Rasio Profitabilitas yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang menunjukkan hasil
akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan, yang termasuk ke dalam rasio ini adalah profit margin on sales, Return on total assets, Return on net worth,
Return on equity dan lain-lain. Didalam penelitian ini untuk memprediksi tingkat
pengembalian investasi yang berupa dividen dapat digunakan Return on assets ROA yang mengukur tingkat pengembalian investasi atas investasi pada aktiva Sutrisno,
2001, keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban
bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Didalam penelitian ini untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan asset yang dimilikinya digunakan rasio ROA.
Menurut Darmadji dan Fakhrudin 2008, rumus untuk mencari ROA adalah :
100 aktiva
Total bunga
dan pajak
setelah bersih
Laba ROA
x =
Abdul Nasser Hasibuan : Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Ekonomi Makro Terhadap Return Saham Lq-45 Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Ulupui 2005, Rasio yang diukur berdasarkan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva perusahaan, semakin tingginya ROA semakin besar
Return yang diterima perusahaan. Pengukuran kinerja dengan ROA menunjukkan
kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. ROA adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu
ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki perusahaan. Kelemahan utama pada pengukuran akuntansi tradisional seperti ROA
sebagai pengukur penciptaan nilai adalah mengabaikan adanya biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah menciptakan nilai atau tidak.
2.1.1.5 Leverage Ratio